Peristiwa Daerah

Inspirasi Sutino, Ketua RT dan Kuli Bangunan di Semarang Relakan Gaji untuk Warga

Jumat, 14 Agustus 2020 - 18:44 | 183.90k
Sutino sedang bekerja merenovasi halaman sebuah rumah. Di saat pandemi covid-19 ini penghasilannya tidak menentu, namun dirinya tetap bersikukuh tidak mengambil honornya agar tidak membebani warga. (FOTO: Mushonifin/TIMES Indoensia)
Sutino sedang bekerja merenovasi halaman sebuah rumah. Di saat pandemi covid-19 ini penghasilannya tidak menentu, namun dirinya tetap bersikukuh tidak mengambil honornya agar tidak membebani warga. (FOTO: Mushonifin/TIMES Indoensia)

TIMESINDONESIA, SEMARANG – Menjadi ketua RT adalah sebuah amanat untuk mengabdikan diri sepenuhnya kepada masyarakat tanpa ada kepentingan pribadi. Hal itu dilakukan Sutino (52), Ketua RT 2 RW 8 Kampung Jrobang Kelurahan Ngesrep Banyumanik Kota Semarang.

Dia menyerahkan gajinya untuk kas RT karena tidak ingin membebani warga. Dirinya tergerak mengutarakan niat untuk merelakan gajinya ke kas RT karena dia merasa harus ada perubahan mendasar.

"Saya melihat warga sudah jenuh karena dimintai iuran, jadi saya merasa harus mengambil inisiatif untuk merubah itu, agar warga semangat kembali menata kampungnya. Saya hanya tidak ingin membebani warga," ungkapnya pada Jumat (14/8/2020).

Sebagai catatan, iuran warga sebelumnya adalah Rp 20.000. Jika ada pembangunan fasilitas maka warga akan dikenakan iuran lagi dan jika ada rapat RT maka warga akan diminta iuran konsumsi. Belum lagi kerja bakti mingguan yang juga ada tarikan iuran.

Inspirasi-Sutino-2.jpg

Bagi Sutino hal ini memberatkan warga setelah dirinya mendapat banyak keluhan terkait banyaknya jenis iuran. "Iuran warga saya turunkan Rp 8.000 dan untuk pengurus diberi subsidi Rp 3.000 jadi iurannya hanya Rp 5.000. Subsidi itu diambilkan dari uang gaji saya, pengurus RT saya ada 28 orang," jelas Sutino.

Sutino mengakui bahwa pekerjaannya sebagai kuli bangunan memang sangat tidak menentu, bahkan banyak kebutuhan pribadi dan keluarganya yang tidak terpenuhi. Namun hal itu terbantu oleh istrinya. "Istri saya bekerja di sebuah sekolah, lumayan bisa membantu memenuhi kebutuhan rumah tangga," ujarnya.

Sejak awal dilantik sebagai ketua RT, ia memang sudah mengalihkan honornya yang Rp 700 ribu ke kas RT untuk meringankan iuran warga. Sutino mengatakan setahun sejak ia dilantik jadi ketua, RT-nya berhasil membeli tong sampah sebanyak 50 unit dan 58 set perlengkapan tiang bendera, umpak dan benderanya.

"Perlengkapan-perlengkapan seperti ini akan terus kami lengkapi agar jika ada kegiatan-kegiatan kami sudah siap, nanti kami juga akan membeli tratag dan tenda untuk kegiatan jadi tidak perlu sewa tratag," ungkapnya.

Sutino menjelaskan bahwa selama masa pandemi ini beberapa kegiatan warga seperti rapat bulanan dan hajatan ditiadakan. Untuk iuran sekali lagi dirinya juga memberikan kelonggaran kepada warga yang memang penghasilannya terhambat karena covid-19 diperbolehkan untuk menunda pembayaran.

"Di masa pandemi ini tentu hal itu tidak bisa dipaksakan," ungkapnya.

Pangkat Kuli Mental Priyayi

Salah seorang tokoh warga, Setyo Utomo (43) memuji Sutisno sebagai orang yang sangat bersahaja. Sutino, di mata Utomo adalah sosok yang digambarkan sebagai kuli yang bermental priyayi.

"Pak Tino ini tampil beda mas dari RT-RT  sebelumnya, saya harus angkat topi pada beliau, ide-ide beliau sangat luar biasa, antara lain dia menyerahkan honornya sebagai RT ke kas demi kelangsungan kegiatan warga di sini," jelas Utomo yang juga mantan ketua RT.

Pendidikan Demokrasi

Utomo mengatakan bahwa dirinya sebenarnya adalah lawan politik Sutino saat pencalonan ketua RT tahun lalu. Namun karena Utomo terkesan dengan gagasan-gagasan Sutino akhirnya ia bersedia membantu Sutino mengaplikasikan gagasan-gagasannya. Apalagi Sutino sudah merelakan gaji bulanannya tersebut.

"Saya sekarang sebagai warga biasa yang membantu ketua RT saya, dulu saya bersaing dengan pak Sutino untuk mencalonkan diri sebagai RT. Tapi saya harus sportif dan mendukung yang terpilih, apalagi ide-ide dia sangat bagus," paparnya.

Menurut Utomo, ia juga ingin menanamkan pendidikan demokrasi pada semua warga, kalah itu nggak harus sakit hati, bahkan harus membantu yang menang jika gagasannya bagus.

Inspirasi-Sutino-3.jpg

"Kita juga sama-sama memungut jimpitan sampah, per tahun bisa mencapai Rp 7 juta, dari situ kita bisa menghidupkan kegiatan warga dan membangun beberapa fasilitas seperti gazebo ini," imbuh Utomo.

Utomo mengaku bahwa awalnya dia meragukan gagasan yang disampaikan Sutino, mengingat profesi Sutino sebagai kuli bangunan yang tak pasti penghasilannya. Namun perlahan ia menyadari bahwa dukungan dari semua pihaklah yang bisa mendukung realisasi gagasan-gagasan Sutino tersebut.

"Awalnya banyak warga yang meragukan gagasan Pak Sutino, dia juga sempat diremehkan apa mungkin bisa dia mengikhlaskan gajinya. Tapi seiring berjalannya waktu, saya yakin ini gagasan bagus. Prinsip saya jika dia salah saya ingatkan, tapi jika dia benar harus didukung," tegasnya.

Bangkitkan Keguyuban Warga

Dikonfirmasi secara terpisah, Gunari selaku sekretaris RT mengatakan bahwa walaupun dirinya termasuk sesepuh di RT tersebut, ia siap membantu Sutino untuk memulihkan keguyuban warga yang hampir hilang karena kesibukan masing-masing.

"Kebetulan pak Sutino ini punya visi dan misi yang sesuai dengan keinginan saya jadinya saya dukung," jelas Gunari yang juga pernah menjadi ketua RT sebelum Setyo Utomo.

Gunari bersedia menjadi sekretaris Sutino karena saat awal-awal kepemimpinan, Sutino sempat pesimis karena banyak diremehkan.

"Saya melihat pada awal kepemimpinan pak Sutino ini pesimis karena gagasannya diremehkan, jadi saya berusaha meyakinkan dia dengan saya bersedia jadi sekretarisnya agar visinya tercapai,"bebernya.

"Kita itu kerja tim, ndak pak Sutino tok, ada sekretaris ada staf ada pengurus, jadi kita itu supaya guyub itu gimana, jangan hanya satu orang tok yang bekerja," tukas Gunari.

Gunari mengaku ikut membantu meyakinkan warga terkait gagasn Sutino. Berawal hanya dirinya yang membantu, lama kelamaan semua pengurus dan warga guyub membangun kampungnya.

"Ya awal-awal Cuma satu orang kemudian dua orang terus tiga orang lama-lama warga guyub dan pengurus bersemangat," tukasnya.

Walaupun sempat diremehkan di awal kepemimpinannya, Sutino akhirnya bisa membangun kepengurusan RT yang solid dan warga yang guyub di RT 2 RW 8 Kampung Jrobang Kelurahan Ngesrep Banyumanik Kota Semarang. Ia juga berterimakasih kepada segenap warga dan pengurus yang telah membantunya selama ini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES