Peristiwa Daerah

BUMD Ingatkan Pengusaha Lokal Jaga Kualitas Daging Ayam BPNT di Jenu Tuban

Jumat, 14 Agustus 2020 - 13:47 | 34.84k
Ilustrasi komoditi pangan mencakup Beras, Telur, Daging, Tahu dan Tempe dalam Progam BPNT Kemensos RI di Wilayah Kabupaten Tuban (14/08/2020) (FOTO: Ahmad Istihar/TIMES Indonesia)
Ilustrasi komoditi pangan mencakup Beras, Telur, Daging, Tahu dan Tempe dalam Progam BPNT Kemensos RI di Wilayah Kabupaten Tuban (14/08/2020) (FOTO: Ahmad Istihar/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, TUBAN – Temuan komoditas daging ayam tak layak konsumsi di program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) kepada keluarga penerima manfaat (KPM) lewat Agen 46 BNI atau e-warong di Desa Socorejo, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban pada distribusi Agustus lalu mendapat tanggapan berbagai pihak. 

Dari informasi yang dihimpun TIMES Indonesia, komoditas pangan BPNT di Tuban berupa beras, telur, tahu, tempe dan daging. Namun dalam penyaluran, daging ayam di Kecamatan Jenu Agustus lalu tidak melibatkan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Tuban, melainkan pengusaha lokal di Bumi Wali. 

komoditi-pangan-2.jpg

Kesepahaman dengan pengusaha lokal  ini, sesuai notulen hasil hearing perihal progam BPNT di gedung DPRD Tuban pada 9 Juni silam. Poin penting hearing antara pihak penyalur BPNT yakni meminta produk lokal turut disertakan penyediaan komoditi pangan dan nutrisi progam Kemensos RI. 

"Selama ini sebagian pasokan BPNT memanfaatkan dari luar kota karena faktor standar mutu," kata Direktur BUMD PT Ronggolawe Sukses Mandiri Amin Jaya, Jumat (14/8/2020).

Amin menambahkan pasokan daging ayam sebagian besar didatangkan dari pabrik di Sidoarjo dan Jombang. Dua pabrik besar yang sudah diakui kualitas standar dan mutunya ini memasok sekitar 50 ribu daging ayam potong di 20 kecamatan Kabupaten Tuban.

"Bulan ini kami mulai memberanikan diri memberi kesempatan satu kecamatan disuplai kepada pengusaha lokal dengan sumber produk lokal," terangnya

Tahap penjajakan dengan pengusaha lokal mereka mensuplai kebutuhan ayam di belasan agen di Kecamatan Jenu. Dari jumlah agen, hanya ada satu dusun di Desa Socorejo mengeluhkan indikasi ayam tak layak konsumsi dalam penyaluran BPNT.

"Keluhan di satu agen ini, langsung kami perintahkan kepada pengusaha lokal untuk langsung diganti, agar menjaga profesionalitas," tegas Amin sapaan akrabnya.

Amin mengatakan bahwa. keterlibatan pengusaha lokal sangat penting mendukung perputaran ekonomi Bumi Wali. Sehingga, mereka merasakan manfaat keberadaan progam tak hanya KPM BPNT, melainkan masyarakat yang memiliki usaha sembako pangan kebutuhan komoditi BPNT tersebut. 

"Kami memastikan seluruh daging segar dan layak konsumsi saat diantar ke masing-masing agen. Terbukti saat pengiriman ke agen tidak ada kendala selama ini," ujarnya. 

Dia juga jelaskan jika ada kekurangan perihal keterlibatan pengusaha lokal, pihaknya akan mengevaluasi. Selanjutnya bisa diputuskan, tetap melanjutkan mengajak kerjasama dengan pengusaha lokal atau kembali lagi memaksimalkan produk pabrik luar kota. 

"Semua masukan akan menjadi bahan evaluasi untuk kinerja yang lebih baik ke depan," terang pria yang sukses mendirikan Jagongan Matoh tersebut.

Lanjut Amin dalam pendistribusian, pihaknya selalu berkomitmen memberikan daging kualitas terbaik, baik beku (frozen) atau fresh. Untuk wilayah Jenu, suplai daging bulan ini tidak dilakukan BUMD, melainkan jadi pilot project untuk berdayakan keterlibatan pengusaha lokal dan produk lokal. 

Mengingat permintaan setiap agen berbeda-beda jenis, ada yang minta frozen dan fresh. Sehingga pengusaha lokal di Kabupaten Tuban harus memenuhi permintaan sesuai standar kelayakan ketentuan pedoman umum progam BPNT. "Kita berkomitmen selalu memberikan daging kualitas terbaik," tegas Amin Jaya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES