Kuliner

Bakso Kuah Soto Pak Saeton, Sang Legenda Kuliner Kota Banyuwangi Sejak 1969

Jumat, 14 Agustus 2020 - 15:02 | 239.78k
Bakso kuah soto pak Saeton, kuliner di kota Banyuwangi. (FOTO: Agung Sedana/TIMES Indonesia)
Bakso kuah soto pak Saeton, kuliner di kota Banyuwangi. (FOTO: Agung Sedana/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGIBakso kuah soto pak Saeton, sebuah kuliner di Kota Banyuwangi, Jawa Timur yang sudah melegenda sejak tahun 1969. Citarasa asli bola-bola daging berpadu dengan kuah soto, menjadikan kuliner yang berada di Jalan Barong 156 Kelurahan Bakungan ini menjadi jawara kenikmatan lidah yang unik.

Mulai dari rasanya yang lezat dan tidak mudah dilupakan, hingga sentuhan cerita mistis di balik asal usulnya, membuat kuliner satu ini patut dicoba secara langsung.

Bakso-Kuah-Soto-2.jpg

Baksonya terbuat seratus persen dari daging sapi, berukuran sedang sehingga pas dinikmati dalam satu gigitan. Kuahnya sendiri merupakan kuah soto, yang kaya akan bumbu rempah dan diolah sedemikian rupa hingga menjadi kental. Ketika keduanya dipadukan, sebuah jaminan rasa yang begitu nikmat didapatkan pada suapan pertama.

Belum lagi ditambah potongan daging ayam goreng dan taburan bawang goreng diatasnya, menjadikan semangkok bakso kuah soto pak Saeton ini semakin komplit. Uniknya, ayam goreng yang digunakan adalah potongan kepala, leher dan kaki atau ceker ayam.

Untuk satu porsi, bakso ini dibanderol dengan harga Rp 12 ribu rupiah. Untuk tambahan potongan ceker ayam atau kepala, maka dikenakan tambahan Rp 3 ribu.

Uniknya, disaat semua warung bakso menggunakan api dari kompor, justru malah sebaliknya di sini. Bakso pak Saeton ternyata masih menggunakan tungku arang. Meskipun jaman sudah mengalami perubahan, namun pemilik warung bakso ini masih mempertahankan cara jadul semacam tersebut.

Singkat cerita, kisah kenikmatan bakso ini bermula di tahun 1969, kala itu pak Saeton (79) masih berusia muda. Diawal pernikahannya, pak Saeton merintis usahanya dengan berjualan bakso gerobak keliling. Ide untuk mengawinkan bakso dan soto ini berasal dari istrinya. Menurutnya, sebagai pembeda agar kuliner usahanya mudah diingat orang.

“Bapak dulu merintis dari jualan bakso keliling. Kalau bakso soto ini dari almarhum ibu. Kata ibu, agar beda dari yang lain. Dan kebetulan ibu itu bisa masak soto yang enak,” kata putri bungsu pak Saeton, Eny Indriyati (43), Jumat (14/8/2020).

Bakso pak Saeton buka mulai pukul 10.30 WIB dan tutup pukul 17.00 WIB. Putri bungsu pak Saeton mengatakan, sebanyak apapun bahan yang diolahnya selalu habis. Dalam satu hari, dirinya mengaku mampu menghabiskan 7 sampai 10 kilo daging sapi.

Bakso-Kuah-Soto-3.jpg

"Setiap hari habis wes. Mulai dibuka itu, nggak sampai malam sudah habis," katanya.

Bagi orang yang pertama kali mendengar nama Saeton, hampir rata-rata pasti mengira diambil dari nama setan. Nama Saeton ini, diceritakan oleh Eny merupakan nama pemberian dari kakeknya.

Ceritanya, kakek Eny atau orang tua pak Saeton adalah seorang petani. Kala itu, waktu di masa hamil pak Saeton, sedang terjadi situasi pagebluk. Yakni musim kekeringan panjang. Namun saat masa panen tiba, jumlah padi yang dipanen mencapai 1 ton. Kebetulan, hari itu menurut hitungan kepercayaan jawa, pak Saeton lahir dengan memiliki weton terkecil.

"Katanya, Saeton itu diambil dari arti seikat weton. Karena kebetulan pas waktu itu, kakek panen dapat satu ton. Ceritanya sih gitu," jelas Eny.

Eny menambahkan, mulanya pak Saeton berjualan dari hari Senin hingga Minggu. Sampai pada akhirnya, dia memutuskan untuk mengambil libur di hari Kamis.

Memang, dalam kamus usaha libur pada hari Kamis ini terbilang agak sedikit aneh. Karena hari Kamis merupakan hari efektif. Namun dibalik itu semua, putri sulung pak Saeton memiliki cerita sendiri.

Menurut cerita yang beredar, pada suatu hari saat pak Saeton berjualan keliling pada hari Kamis. Pada malam hari, dirinya dijumpai oleh sosok mahluk ghaib. Katanya, mahluk tersebut dibalut kain putih dan terdapat kuncir dibagian kepalanya. Sejak saat itulah, hingga kini bakso pak Saeton tidak berjualan pada hari Kamis.

“Cerita seperti itu yang tau persis bapak. Tapi memang dulu ceritanya bapak pernah dijumpai hantu saat berjualan. Makanya, bakso kuah soto pak Saeton ini pasti tutup hari Kamis," kata pewaris kuliner legendaris di Kota Banyuwangi tersebut. (*)

Edisi-Sabtu-15-Agustus-2020-Bakso-Pak-Saeton.jpg

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES