Peristiwa Daerah

Heboh Dangdutan Bupati Malang Sanusi, JSI: Bully yang Berujung Apresiasi

Jumat, 14 Agustus 2020 - 08:37 | 80.86k
Presiden Jaringan Satu Indonesia (JSI) Abdul Qodir (Adeng) bersama Koordinator Aksi Ki Ardhi Dalang Bheling saat berorasi bersama pelaku seni dan budaya. (Foto: JSI for TIMES Indonesia)
Presiden Jaringan Satu Indonesia (JSI) Abdul Qodir (Adeng) bersama Koordinator Aksi Ki Ardhi Dalang Bheling saat berorasi bersama pelaku seni dan budaya. (Foto: JSI for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Potongan video Bupati Malang Sanusi dangdutan bersama biduan usai deklarasi tim pemenangan pasangan Sanusi-Didik (pasangan SanDi) viral di media sosial.

Video amatir tersebut menuai pro dan kontra. Awalnya, Sanusi dikecam warganet karena ulahnya itu. Namun, belakang ini justru kecaman sinis (bully) tersebut berujung apresiasi.

Ratusan pelaku seni dan budaya turun ke jalan melakukan demo dukungan kepada pemerintah dan wakil rakyat untuk mengaktifkan kembali aktivitas pertunjukan seni dan budaya, Kamis (14/8/2020). Ratusan demonstran itu mengaku siap mengais rezeki meski harus menerapkan protokol kesehatan Covid-19.

Koordinator Aksi, Ki Ardhi Dalang Bheling, mendesak DPRD untuk memberikan mendukung atas kebijakan Bupati yang telah membolehkan segala kegiatan seniman agar bangkit setelah masa mandemi Covid-19. Sekitar lima bulan sejak pandemi ladang mata uang mereka tertahan bahkan mandek total akibat Covid-19.

Presiden-Jaringan-Satu-Indonesi-b.jpg

"Izinkan kami untuk berkarya lagi, mohon DPRD mendukung kami dengan menguatkan Bupati Malang HM Sanusi yang sudah memberi ijin, tapi dengan menerapkan protokol kesehatan," tegasnya.

Menurutnya, kegiatan kesenian dan kebudayaan sangat dibutuhkan masyarakat. "Karena selain sebagai hiburan bagi masyarakat, juga sebagai ladang pendapatan kami," ungkapnya.

Sementara itu, Presiden Direktur Jaringan Satu Indonesia (JSI) Abdul Qodir mengatakan viralkan video Bupati Malang Sanusi saat dangdutan justru membawa angin segar bagi pelaku usaha di sektor seni budaya dan event organizer.

"Padahal, dengan berkenannya Pak Sanusi diminta menyanyi, itu adalah pesan tersurat yang tersirat bahwa beliau sudah membuka ruang kepada para pelaku seni budaya untuk kembali bercocok tanam di ladang profesi yang geluti selama ini," tegasnya.

Pria yang juga menjabat sebagai koordinator barisan relawan Sanusi - Didik (BARASanDi) itu menambahkan, kegiatan non formal Sanusi diminta tidak dimanfaatkan oknum yang ingin menunggangi kepentingan politik. Mirisnya, langkah putar balik fakta dapat merugikan para pelaku usaha seni dan budaya.

"Awalnya seneng ini para pelaku usaha karena mereka dikenankan kembali untuk berbisnis. Tapi bukannya disikapi secara proporsional, malah isu nya dibanting kesana kemari seperti martabak," ungkapnya.

Ia membenarkan aktivitas Sanusi yang saat itu dilakukan di luar jam kerja dinas. Lagi, Sanusi kata Adeng, hadir dengan kapasitas sebagai pribadi yang dicalonkan sebagai Bupati Malang.

Ia menyayangkan adanya pemberitaan yang menjurus kepada penggiringan opini. Lebih-lebih, ditambah dengan komentar pengamat yang hanya bicara tanpa analisi kuat di lapangan.

"Jangan Over generalisasi, harusnya ada riset dan disertai data utuh yang valid. Kalau begitu kan jelas framingnya mau dibawa kemana," tukasnya.

Adeng mengapresiasi upaya Sanusi menggandeng para pegiat seni dan budaya serta event organizer untuk bangkit dari Covid-19. Kondisi ini memang sulit, tapi bukan berarti harus menyerang pribadi Sanusi tanpa ada data valid.

"Tapi karena masyarakat hari ini sudah cerdas, maka masyarakat sudah bisa memilah mana berita yang informatif dan mana informasi yang sifatnya hanya Sop Buntut. Ini dibuktikan bahwa ternyata kritikan atas viralnya Bupati Malang Sanusi dangdutan tersebut menuai dukungan dari para kelompok pelaku seni budaya yang menganggap kebijakan itu semacam angin surga, oase di tengah gurun pasir," ucapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Malang

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES