Politik

Anik Maslachah, Wakil Ketua DPRD Jatim : Perempuan, Politik dan Keluarga

Jumat, 14 Agustus 2020 - 08:25 | 228.50k
Wakil DPRD Jawa Timur, Anik Maslachah. (Foto: Ig Anik Maslachah)
Wakil DPRD Jawa Timur, Anik Maslachah. (Foto: Ig Anik Maslachah)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Menjadi pemimpin perempuan bukanlah hal yang mustahil di zaman seperti saat ini, perempuan juga bisa menduduki posisi penting di berbagai instansi pemerintahan. Anik Maslachah, merupakan salah satu pemimpin perempuan di Jawa Timur. Ia menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Jatim Fraksi PKB (Partai Kebangkitan Bangsa).

Berpolitik dan duduk diposisi penting di Dewan bagi perempuan memang tak sedominan laki-laki. Kepada TIMES Indonesia, ia mengatakan bahwa saat ini pejabat perempuan di Indonesia tidaklah banyak, di Jatim saja hanya ada 3  kabupaten kota yang pimpinan dewannya merupakan perempuan yakni Ketua DPRD Mojokerto, 2 orang Wakil DPRD Surabaya dan Wakil DPRD Trenggalek.

Menduduki posisi penting di dewan kata Anik bergantung pada posisi strategis nya di partai. Ia sendiri juga menduduki posisi strategis di partai yakni sebagai wakil ketua DPW PKB Jawa Timur.

"Pintunya perempuan mempunyai jabatan di dewan itu bergantung partainya masing-masing. Belum banyak perempuan yang menduduki posisi penting di partainya yang itu berimplikasi pada posisinya di kedewanan," ujar Anik, Jumat (14/8/2020).

Selain posisi strategis di partai, yang menjadi pertimbangan seorang perempuan menduduki posisi penting adalah sepak terjang, sepak terjang yang dimaksud adalah kinerja, baik di partainya maupun dewan. Begitu pula dengan Anik, selain sebagai seorang wakil DPW PKB Jatim, ia juga menjabat sebagai ketua Perempuan Bangsa yang merupakan badan otonom perempuan di PKB.

Tak hanya itu sepak terjangn Anik di kedewanan tak perlu diragukan. Anik telah 2 periode berada di DPRD Jatim dan 2 periode di DPRD Sidoarjo.

"Mungkin tahapan tahapan itulah yang menjadikan saya di posisi wakil ketua DPRD Jatim, saya tidak tau keunikannya, yang bisa menjawab itu ya partai, saya hanya petugas partai yang siap dimanapun, kapanpun harus melaksanakan tugas," tuturnya

Sebagai pejabat perempuan,  Anik mengatakan bahwa saat ini bukanlah zaman kesetaraan gender. Di masa kini, perempuan perlu berlomba-lomba dengan laki-laki, melihat peluang dan mengisinya. 

"Karenanya apakah ada tugas tersendiri bagi perempuan pasti iya, apa? kondisi persoalan-persoalan sosial yang muncul di Indonesia termasuk Jawa Timur, misal kejahatan seksual itu masih tinggi angka kematian ibu melahirkan di Jawa Timur juga masih tinggi, angka stunting juga tinggi, artinya yang sudah saya sebutkan tadi berdekatan dengan kelompok perempuan yang termarjinalkan ini yang menjadi beban tambahan kami," Kata wanita yang juga pernah menjadi Bendahara di Fatayat Jatim itu.

Selain dianggap mampu menanggapi persoalan sosial, kata Anik, pejabat perempuan di dewan juga dianggap mampu menanggapi persoalan ekonomi di masyarakat. Persoalan ekonomi berkaitan dengan persoalan sosial.

"Ketika ekonomi perempuan ini masih second line berpengaruh juga terhadap pendidikan nya, pendidikannya juga tidak akan maksimal atau dibalik ketika pendidikan maksimal tentu berpengaruh juga terhadap ekonominya," terang Anik

Anik mengatakan dewan yang memiliki 3 fungsi yakni budget, control dan legislasi, maka ia sebagai kaum perempuan ia juga mengedepankan membuat piranti hukum berkaitan dengan perekonomian perempuan salah satunya perizinan obat tradisional yang erat kaitannya dengan ekonomi perempuan.

Selain, berkaitan dengan persoalan sosial kekerasan perempuan pihaknya juga sedang membahas piranti hukum berkaitan dengan kekerasan perempuan dan anak salah satunya pembuatan rumah singgah korban kekerasan.

"Yang menjadi beban tambahan spesifik pejabat perempuan adalah bagaimana mengentaskan persoalan-persoalan sosial dimana perempuan dan anak menjadi korban juga meningkatkan kapasitas pelayanan perempuan dan anak sehingga ada kesetaraan dan keadilan hasil pembangunan," jelasnya.

Meski ia menjadi satu-satunya perempuan di posisi Wakil ketua DPRD Jatim, Anik mengaku tak ada kesistimewaaan yang ia dapat. Hak dan Kewajibannya sama dengan wakil dewan yang lain, bahkan tugas dan perannya sebagai pejabat perempuan bukan hanya untuk perempuan tapi untuk seluruh  masyarakat.

"Hari ini kita tidak boleh berpikir perempuan untuk perempuan tapi perempuan untuk masyarakat, perempuan untuk indonesia, perempuan membangin bangsa," ucapnya.

Meski cukup sibuk di dunia politik dan urusan di DPRD, Anik tak lantas melupakan keluarga. Meski waktu dengan keluarga mengalir saja, tetapi ia selalu punya waktu untuk bertemu, jika tak bisa secara fisik setiap hari maka dilakukan dengan daring. Di akhir pekan ia jika tak ada kegiatan politik ia selalu meluangkan waktu untuk berkumpul. Ia juga kerap meluangkan waktu makan malam bersama keluarga agar tetap bisa menjaga komunikasi.

"Juga jamaah shalat magrib," tandasnya.

Menurut Anik, apalah artinya sukses di ranah politik, namun keluarga berantakan.  Menurutnya haruslah ada keseimbangan anatar keduanya. Ia meyakini seseorang yang sukses di ranah politik berangkat dari ranah lingkungan yakni keluarga.

"Keluarga itu adalah sinar pancaran, kaca benggala bagi eksistensi kami di luar sana,"  tambah perempuan yang juga pernah menjadi wakil ketua 1 IPPNU Jatim itu.

Anik Maslachah menambahkan apa yang ia lakukan selalu mendapat dukungan dari keluarga dan suami. Seperti menjadi DPRD Jatim pun juga dari ridho dari suami. Wakil ketua DPRD Jatim itu pernah diminta masyarakat mencalonkan diri sebagai Bupati Sidoarjo, Namun ia tak mendapat restu dari suami sehingga ia pun tak maju menjadi calon Bupati Sidoarjo. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Surabaya

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES