Peristiwa Internasional

Terobosan Sejarah, Uni Emirad Arab-Israel Sepakat Normalkan Hubungan

Jumat, 14 Agustus 2020 - 08:10 | 30.59k
Benjamin Netanyahu dan Pangeran Mohammed Al Nahyan menjadi perantara perjanjian dengan bantuan AS. (FOTO: BBC/ Reuters/Getty Image)
Benjamin Netanyahu dan Pangeran Mohammed Al Nahyan menjadi perantara perjanjian dengan bantuan AS. (FOTO: BBC/ Reuters/Getty Image)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sebuah terobosan diplomatik bersejarah dan mengejutkan terjadi. Israel dan UEA (Uni Emirat Arab) telah sepakat untuk menormalkan hubungan.

Kesepakatan itu muncul setelah Kamis (13/8/2020) pagi terjadi pembicaraan pertelpon antara Donald Trump, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan putra mahkota Abu Dhabi, Sheikh Mohammed bin Zayed  Al Nahyan.

Donald Trump kemudian mengumumkannya pada hari itu juga.

Berdasarkan perjanjian yang diumumkan Trump itu, Israel mengatakan telah setuju untuk menangguhkan aneksasi tanah Palestina di Tepi Barat yang diduduki.

Mereka juga berharap terobosan bersejarah ini akan memajukan perdamaian di Timur Tengah.

Menanggapi pengumuman Presiden Trump, seperti dilansir BBC, Netanyahu mentweet dalam bahasa Ibrani: "Hari bersejarah."

Sementara di Al Jazeera dilansir juga pernyataan bersama Israel-UEA itu juga di-tweet oleh Trump, yang menyebutnya sebagai "terobosan besar".

Hingga saat ini Israel belum memiliki hubungan diplomatik dengan negara-negara Teluk Arab Namun, kekhawatiran bersama atas pengaruh regional Iran telah menyebabkan kontak tidak resmi di antara mereka.

Duta Besar UEA untuk AS, Yousef Al Otaiba, mengatakan itu adalah kemenangan untuk diplomasi bagi kawasan. "Ini adalah kemajuan signifikan dalam hubungan Arab-Israel yang menurunkan ketegangan dan menciptakan energi baru untuk perubahan positif," tambahnya.

Namun kelompok-kelompok Palestina mengecam perjanjian Israel-UEA itu dan mengatakan UEA tidak melakukan apa pun untuk melayani perjuangan Palestina dan mengabaikan hak-hak rakyat Palestina.

Hamas juga mengutuk kesepakatan itu, yang dikatakan sebagai tikaman berbahaya di punggung rakyat Palestina.

Gerakan Fatah mengatakan UEA mengabaikan kewajiban nasional, agama dan kemanusiaannya terhadap perjuangan Palestina.

Hanan Ashrawi, anggota komite eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), mengatakan UEA telah terbuka secara terbuka mengenai kesepakatan rahasianya dengan Israel.

"Israel mendapat hadiah karena tidak mengumumkan secara terbuka apa yang telah dilakukannya terhadap Palestina secara ilegal dan terus-menerus sejak awal pendudukan. Semoga anda tidak pernah dijual oleh teman Anda," begitu postingannya di Twitter.

Tetapi mengutip analis politik senior Al Jazeera, Marwan Bishara menyebutkan, Israel-UEA ini bukan tentang "perdamaian di Timur Tengah".

"Izinkan saya memberi tahu Anda alasannya. UEA tidak berbatasan dengan Israel. UEA tidak memiliki klaim teritorial atau nasional dengan Israel. Palestinalah yang memiliki masalah dengan Israel, dan UEA pada dasarnya menentang opini publik Arab Palestina," katanya.

UEA adalah negara Teluk Arab pertama dan negara Arab ketiga - setelah Mesir (1979) dan Yordania (1994) yang mengumumkan hubungan aktif dengan Israel.

Dalam beberapa minggu mendatang, delegasi dari Israel dan UEA akan bertemu untuk menandatangani kesepakatan bilateral mengenai investasi, pariwisata, penerbangan langsung, telekomunikasi, teknologi, energi, perawatan kesehatan, budaya, lingkungan, pendirian kedutaan timbal balik, dan bidang saling menguntungkan lainnya yang bermanfaat.

"Membuka hubungan langsung antara dua masyarakat paling dinamis di Timur Tengah dan ekonomi maju akan mengubah kawasan dengan memacu pertumbuhan ekonomi, meningkatkan inovasi teknologi, dan menjalin hubungan antar masyarakat yang lebih dekat," kata pernyataan bersama itu.

Israel juga akan "menangguhkan deklarasi kedaulatan atas wilayah yang digariskan" dalam Visi Presiden Trump untuk Perdamaian antara Israel dan Palestina, yang memberikan dukungannya untuk aneksasi Israel atas permukiman Yahudi di Tepi Barat dan Lembah Yordania yang strategis.

Pernyataan bersama itu menyebutkan,  Israel akan memfokuskan upayanya sekarang pada perluasan hubungan dengan negara-negara lain di dunia Arab dan Muslim", dan bahwa AS dan UEA akan bekerja untuk mencapai tujuan itu.

UEA dan Israel juga akan bergabung dengan AS untuk meluncurkan "Agenda Strategis untuk Timur Tengah", dan ketiga pemimpin tersebut mencatat, mereka memiliki pandangan yang sama mengenai ancaman dan peluang di kawasan, serta komitmen bersama untuk mempromosikan stabilitas melalui keterlibatan diplomatik, peningkatan integrasi ekonomi, dan koordinasi keamanan yang lebih erat. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES