Pendidikan

Mahasiswa KKN-DR Unisla Lamongan Gali Potensi Sekitar Situs Candi Patakan

Kamis, 13 Agustus 2020 - 17:33 | 81.14k
Penanaman pohon Tabebuya di sekitar situs Candi Patakan, Kecamatan Sambeng, Lamongan, Kamis (13/8/2020). (FOTO: MFA Rohmatillah/TIMES Indonesia)
Penanaman pohon Tabebuya di sekitar situs Candi Patakan, Kecamatan Sambeng, Lamongan, Kamis (13/8/2020). (FOTO: MFA Rohmatillah/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Mahasiswa Unisla Lamongan (Universitas Islam Lamongan) peserta Kuliah Kerja Nyata Dari Rumah (KKN DR) yang berada di wilayah selatan Kabupaten Lamongan berupaya menggali potensi yang ada di sekitar Situs Candi Patakan, di Desa Patakan, Kecamatan Sambeng, Lamongan, Kamis (13/8/2020).

Dalam kegiatan tersebut, puluhan peserta KKN DR Unisla yang berada di Kecamatan Sambeng, Mantup, Kembangbahu dan Tikung tersebut didampingi langsung oleh Kabid Kebudayan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Lamongan, Mifta Alamuddin.

Potensi yang digali oleh mahasiswa tidak hanya dari sektor wisata, namun juga potensi lain yang dapat meningkatkan perekonomian di desa setempat.

Salah satu potensi yang dianggap dapat menunjang pertumbuhan ekonomi adalah keberadaan pisang merah atau biasa disebut dengan pisang kidang yang tumbuh di sekitar situs Candi Patakan.

Menurut Ketua Litbang Penmas Unisla, Husen, pisang kidang masih cukup jarang ditemui di pasaran, sehingga dapat menjadi salah satu penunjang pertumbuhan ekonomi di desa tersebut. "Desa Patakan nanti bisa menjadi sentra pisang merah atau pisang kidang ini," tuturnya.

Selain itu, tak jauh dari Situs Candi Patakan juga terdapat sebuah sungai yang biasa disebut masyarakat setempat sebagai Kali Lanang.

Menurut warga setempat, Kali Lanang memiliki mitos bahwa jika seorang pejabat yang memiliki keburukan, kemudian menyebrangi sungai tersebut, maka akan kehilangan jabatannya.

Husen menambahkan, segala potensi tersebut dapat dikembangkan untuk mendukung keberadaan Situs Candi Patakan sebagai destinasi wisata.

"Lamongan selatan ini masih lemah di destinasi wisata. Patakan ini dikerjakan bersama-sama, kampus unisla juga berusaha untuk hadir untuk membackup dari siisi rencana pengembangan destinasi wisata. Nanti sumber daya dari Unisla khususnya dari teknik sipil untuk magang di sini untuk membantu membuat masterplan," tutur Husen.

Kegiatan mahasiswa peserta KKN DR Unisla tersebut mendapat dukungan dari Kepala Desa Patakan, Subakri Cahyo Utomo.

"Saya berharap teman-teman dari Unisla bisa sering-sering ke sini, membantu misalnya mempopulerkan, membantu apapun, biar candi ini  bisa menjadi wisata desa," kata Bakri.

Sementara itu, Kabid Kebudayaan Disparbud Lamongan, Mifta Alamuddin, mengungkapkan bahwa proses ekskavasi Candi Patakan akan kembali dilanjutkan pada awal September mendatang.

"Awal September nanti akan di mulai kembali proses Ekskavasi Candi Pataan tahap ke empat. Prosesnya nanti memakai anggaran APBD dan bekerjasama dengan Badan Pelestarian Cagar Budaya Trowulan Jawa Timur," kata Alamuddin. 

Selain menggali potensi di sekitar situs Candi Patakan, mahasiswa peserta KKN DR Unisla Lamongan juga menanam 20 pohon Tabebuya di sekitar candi yang berada di Kecamatan Sambeng, Lamongan tersebut. Jumlah pohon tersebut menjadi simbol Dies Natalis Unisla yang ke 20. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Lamongan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES