Kopi TIMES Universitas Islam Malang

Belajar Dengan “Asisten” Guru Darurat di Rumah

Kamis, 13 Agustus 2020 - 10:10 | 39.58k
Ganjar Setyo Widodo, Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Islam Malang (UNISMA).
Ganjar Setyo Widodo, Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Islam Malang (UNISMA).
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Masa pandemi Covid 19 membawa banyak perubahan dalam struktur sosial budaya. Seluruh elemen bergerak cepat menyesuikan segala perubahan. Pendidikan yang berlangsung di Indonesia ditengah wabah covid-19 tidak berjalan seperti biasanya. Guru tidak lagi bisa menyapa  siswanya, memberikan kasih sayang yang tulus langsung kepada siswanya. Guru tidak lagi bisa menegur siswa barangkali siswanya salah dalam bersikap dan berperilaku sehari-hari. Guru tidak lagi membariskan siswanya sesaat sebelum pelajaran dimulai di pagi hari. Guru tidak lagi bisa berjabat tangan langsung dengan siswanya sembari mengucapkan beberapa harapan untuk siswanya. Sungguh tidak normal.

Siswa tidak lagi bisa bertanya langsung kepada gurunya jika menemui kesulitan. Siswa tidak lagi bisa berangkat bersama-sama dengan teman mereka di pagi hari dan bermain dengan sebaya mereka. Permainan yang mereka mainkan saat jam istirahat, kini tidak bisa lagi dimainkan bersama-sama. Inilah keadaan yang tidak normal.

Praktis yang mendampingi siswa yaitu orang tua atau wali siswa. Orang tua harus paham bahwa posisinya yaitu menjadi guru darurat di rumah yang selama ini biasanya menyerahkan sepenuhnya pada guru di rumah.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA KUNJUNGI www.unisma.ac.id

Sebagai pengetahuan orang tua, sebenarnya banyak hal yang bisa dilakukan orang tua. Namun sadarilah bahwa Orang tua tidak menggantikan sekolah. Orang tua bisa fleksibel tapi tegas. Dengan menetapkan beberapa aturan dan rutinitas, orang tua harus menyusun kembali apa yang dapat dicapai bersama di rumah. Sebaiknya orang tua juga membuat 'pemicu' untuk anak-anak, sehingga mereka tahu kapan mereka seoalah-olah berada di 'waktu sekolah'. Mungkin orang tua bisa memakaikan seragam sekolah mereka, dan bahkan membantu menyiapkan 'makan siang sekolah'.

Salah satu hal terbaik yang dapat Orang tua lakukan sebagai orang tua adalah menyediakan 'ruang belajar khusus', yaitu lingkungan yang tenang yang membentuk pola pikir anak bahwa di sinilah mereka akan melakukan pembelajaran terstruktur. Dengan melakukan ini, Orang tua bisa mengosongkan ruang untuk belajar. Rutinitas dan kesiapan seperti itu sangat penting sebagai jaminan bagi anak Orang tua.

Di sisi lain, ada beberapa hal yang dapat orang tua lakukan agar pembelajaran di rumah lebih produktif dan menyenangkan bagi Orang tua dan anak Orang tua, seperti:

  • Buat grafik dengan jadwal dan tujuan minggu ini
  • Tampilkan jam untuk melacak berapa lama tugas yang berbeda akan berlangsung
  • Pastikan ada waktu istirahat yang ditetapkan
  • Sediakan camilan dan air yang sehat.

Penting untuk mengenali perbedaan antara 'homeschooling tradisional' di mana orang tua memilih anak-anak mereka, tinggal di rumah untuk dididik, dan apa itu 'pendidikan jarak jauh'. Home Schooling bertanggung jawab untuk memberikan pelajaran dan sumber yang sesuai kepada anak-anak mereka. Ini bukanlah apa yang harus Orang tua lakukan.

Guru di sekolah akan tetap mengirimkan aktivitas yang sesuai dengan usia ke rumah dan menjalankan kurikulum yang sama seperti yang mereka lakukan di kelas. Bukan tugas Orang tua untuk mencari semua materi pembelajaran, itu akan disediakan, baik secara online atau dalam bentuk cetak.

Siswa akan mendapatkan 'pekerjaan' yang dikirimkan secara online melalui sesuatu seperti Google Classroom atau SeeSaw, beberapa akan melakukan pengajaran virtual menggunakan aplikasi seperti Zoom atau Microsoft Teams.

Ini semua mudah dipasang dan disiapkan. Sayangnya, ada potensi efek samping bahwa ada pilihan untuk 'kaya' dan 'yang tidak punya'. Anak-anak tanpa akses ke internet dan teknologi di rumah perlu mendapat dukungan lebih lanjut.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA KUNJUNGI www.unisma.ac.id

*)Penulis: Ganjar Setyo Widodo, Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Islam Malang (UNISMA).

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES