Kopi TIMES

New Normal dan Pergeseran Nilai di Tengah Pandemi Covid-19

Rabu, 12 Agustus 2020 - 16:42 | 240.38k
Ainul Yakin, Dosen Universitas Nurul Jadid Probolinggo Jawa Timur.
Ainul Yakin, Dosen Universitas Nurul Jadid Probolinggo Jawa Timur.

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Fenomena Covid-19 yang melanda berbagai belahan muka bumi cukup menguras energi masyarakat dunia, tak terkecuali masyarakat Indonesia. Covid-19 yang disinyalir ditemukan pertama kali di Wuhan China 2019 ini, memiliki dampak sosial yang massif dan signifikan di berbagai sendi kehidupan. Salah satunya adalah pada aspek nilai-nilai sosial yang dianut masyarakat.

Penyebaran  Covid-19  ke seluruh dunia silih berganti dengan cara  penularan yang disebut kasus impor dari luar wilayah asal atau transmisi lokal antar penduduk. Sejauh ini, berbagai peristiwa  Covid-19 belum bisa di atasi secara signifikan. Sehingga jumlah angka masyarakat yang terjangkit dan terdampak makin banyak.  

Menurut  para ahli, Covid-19 lebih kuat bertahan hidup di daerah bersuhu rendah dan kering walaupun virus ini juga mewabah di negara-negara dengan kondisi suhu dan kelembaban udara yang sebaliknya. Selain itu, virus ini juga lebih rentan menyebabkan kematian pada penduduk usia lanjut. Sekalipun ada juga penduduk di kelompok usia tersebut  berhasil sembuh. Sehingga untuk menghidari terjangkitnya Covid-19 harus mematuhi protocol kesehatan versi WHO, salah satunya adalah menggunakan masker, sarung tangan, menjaga jarak sosial dan jarak fisik karena penyebarannya yang sangat cepat dan kuat. Bahkan bebera daeran harus melakukan lock down.  

New Normal Menuju Kultur Baru 

Pandemi Covid-19  yang berlangsung beberapa bulan ini menuntut adanya kehidupan normal baru. Artinya apa yang biasa dilakukan dan menjadi nilai dan perilaku sosial sebelum pandemik bisa jadi ditinggalkan kemudian membuat nilai-nilai dan perilaku hidup baru yang sama sekali berbeda.

Lihat saja misalnya, fenomena jaga jarak baik jarak sosial maupun fisik seolah menjadi nilai baru dalam tatanan kehidupan yang disebut new normal. Sehingga pola interaksi dan komunikasi antara masyarakat termasuk pola kerja juga mengalami perubahan yang cukup signifikan. Acara-acara resmi semisal seminar, pelatihan saat ini dilakukan melalui daring dan zoom meeting.  Di dunia kerja (industri) orang yang sebelumnya sangat dekat secara sosial dan fisik saat ini harus menjaga jarak dengan dilengkapi masker dan sarung tangan. Setiap bertemu teman dekat biasa salaman menggunakan tangan, saat ini diganti dengan siku, dan bahkan cenderung ditinggalkan dan lain sebagainya. 

Lain lagi di tempat ibadah seperti masjid, yang mestinya dalam etika shalat berjamaah-menurut ajaran Islam-harus rapat secara fisik, saat ini harus saling berjauhan dengan jarak satu hingga 1m hingga 1.5 m.

Fenomena tersebut yang awalnya dianggap tabu saat ini menjadi wajar. Perubahan tersebut seakan tidak bisa dihindari, bahkan munculnya kecurigaan antar sesama makin tinggi kahwatir orang di sekililingnya terjangkit Covid-19. Dinamika yang terjadi di masyarakat makin tidak menentu, wali siswa misalnya makin stres akibat anaknya yang libur panjang, sementara mereka harus mendampingi putera-puterinya belajar daring-luring. Perubahan  nilai ini, pada akhinya bergeser pada perubahan kultur dan budaya yang masyarakat. Kultur salaman, guyub, menajdi kultur jaga jarak. 

Perubahan kultur tersebut secara sosial memiliki dampak yang tidak ringan, sebab masyarakat mesti beradaptasi dengan nilai-nilai baru yang sama sekali berbeda dengan nilai-nilai yang dianut sebelumnya.

Perubahan sosial semacam ini, Menurut Willian Ogburn, lebih pada perubahan  unsur-unsur kebudayaan non-material dari pada perubahan material. Unsur non-material semacam ini sangat abstrak namun dapat dilihat gejalanya di masyarakat, seperti perubahan ide, perilaku  dan ideologi. Jika kita lihat dari intensitas perubahan, perubahan nilai ini relatif besar, sebab perubahan ini memiliki dampak yang cukup massif dan sistematis karena berkaitan keselamatan jiwa seseorang.

Beda halnya dengan perubahan yang memiliki intensitas kecil seperti perubahan mode pakaian, perubahan mode rambut dan sebagainya. Akibat pandemik ini  perubahan yang terjadi masyarakat dampaknya sangat luas. Salah satunya juga mengubah cara berkomunikasi dan interaksi. 

Sisi Negatif dan Positif Akibat Pandemi

Pandemi covid-19 senyatanya adalah bencana non alam yang perubahannya tidak dikehendaki atau tidak direncanakan oleh masyarakat. Tentu saja perubahan yang tidak dikehendaki dan direncakan semacam ini, pada umumnya berefek negatif yang juga tidak dikehendaki masyarakat. Misalnya banyaknya warga yang kehilangan mata pencaharian dan profesinya. Tapi mau tidak mau mesti dihadapi dan beradaptasi dengan tatanan baru. 

Selain itu,  perubahan yang terlalu cepat ini dapat menimbulkan anomie, yaitu keadaan dimana nilai lama sudah tidak relevan dan nilai baru belum terbentuk. Orang menjadi kehilangan nilai untuk dipegang, bahkan bisa menimbulkan kemunduran moral. Sekalipun demikian pandemik ini juga memiiki dampak positif, diantaranya  munculnya nilai-nilai dan norma-norma baru yang lebih relevan dan dikehendali seperti rasa persaudaraan dan solidaritas yang makin meningkat, memahami pentingnya kebersamaan bersama keluarga yang selama waktunya labih banyak  di ruang kerja dan meningkatnya empati sosial yang hampir saja terkikis.

Dan, yang tidak kalah pentingnya adalah munculnya penemuan baru yang dapat membantu aktivitas manusia, seperti penemuan alat-alat baru yang ramah pandemik dan obat-obatan untuk mengatasi Covid-19. Wallahu a’lam bissawab

***

*) Oleh: Ainul Yakin, Dosen Universitas Nurul Jadid Probolinggo Jawa Timur.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES