Melihat Aktivitas Surfing di Pantai Pulau Merah Banyuwangi

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Jika anda berwisata ke Banyuwangi, Jawa Timur jangan lupa berkunjung ke Pantai Pulau Merah. Selain menawarkan pemandangan alam yang indah, pantai berpasir putih ini juga menyuguhkan ombak laut yang menantang yang cocok untuk surfing.

Bagi para pecinta olahraga selancar ombak (surfing), Pantai Pulau Merah adalah tempat yang cocok. Pantai yang terletak di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran itu menyediakan berbagai keperluan latihan surfing lengkap dengan instrukturnya.

Salah satu pelatih surfing di Pantai Pulau Merah, Suyitno menuturkan, Pantai Pulau Merah tak hanya cocok bagi kalangan profesional, pantai ini juga patut dicoba bagi kalangan pemula. Ombaknya yang tak begitu besar dan garis pantainya yang panjang cocok bagi yang ingin mencoba olahraga tersebut.

"Kami juga menyediakan sewa papan selancar bagi para pengunjung atau wisatawan yang ingin surfing atau belajar. Nanti kita bimbing dan arahkan," ungkap Suyitno kepada TIMESIndonesia, Rabu (12/8/2020).

"Biayanya cukup murah, pengunjung hanya perlu merogoh kocek Rp 100.000 hingga Rp 350.000 untuk sewa papan selancar sekaligus dengan instrukturnya," imbuhnya.

Menurut Suyitno, bermain surfing memang gampang-gampang susah untuk dilakukan. Hanya perlu ketelatenan dan kehati-hatian dalam memainkannya. Yang pasti, sebelum bermain di atas air, harus paham dengan karakter papan selancar terlebih dahulu.

"Maksudnya, cara-cara bagaimana mengendalikan papan harus minimal paham dulu. Kalau sudah paham, akselerasi di atas papan saat berada di air itu tergantung kemamdiri-sendiri," terang Suyitno.

Pantauan TIMES Indonesia, para pemain surfing nampak asyik melenggak-lenggok di atas ombak pantai Pulau Merah. Tim rescue juga nampak sigap memantau dari bibir pantai.

Rupanya, aktifitas para pesurfer mulai pagi hingga terbenam matahari itu tak lepas dari peran serta sebuah club surfing yang ada di pantai tersebut, yakni Pulau Merah Board Rider (PMBR).

PMBR merupakan sebuah organisasi lokal untuk wadah bagi pecinta olahraga selancar di pantai Pulau Merah. Anggotanya tercatat ada 56 orang yang terdiri mulai anak-anak, remaja hingga dewasa.

"Jadi kami berusaha mewadahi teman-teman penggemar surfing yang dulu sempat vakum. Dengan adanya wadah sebuah club ini harapannya bisa kembali berkiprah di dunia surfing khususnya di Pulau Merah," ujar Ketua PMBR, Suroto.

Meski berada di Pulau Merah, PMBR sendiri tidak mempunyai markas tetap atau tempat sekretariat bagi anggota. Selama ini kegiatan diskusi atau kumpul bersama hanya dilakukan di bawah payung pantai beralas pasir.

"Karena surfing adalah nafas bagi kami, kami tidak bisa meninggalkan olahraga ini. Meski tanpa markas kami tetap jalan," terang Suroto.

Hebatnya, meski hanya bernaung di sebuah klub kecil namun kemampuan dan prestasi dari anggota PMBR tak perlu diragukan lagi. Mulai juara berskala Nasional hingga Internasional sering mereka raih.

Tetapi sayang, jiwa juara mereka tidak mendapat perhatian sama sekali dari pemerintah daerah. Segala aktivitas surfing, dari operasional hingga mengikuti perlombaan tidak dianggap serius, meskipun  telah mengharumkan nama Banyuwangi.

Bahkan, selama ini papan selancar yang mereka gunakan paling banyak berasal dari hibah turis asing yang kebetulan berwisata di Pantai Pulau Merah. Sisanya mereka membuat sendiri dengan alat dan bahan seadanya.

"Ada teman juga dari Bali yang kadang juga memberikan cuma cuma kepada kami. Mungkin karena jiwa surfing, jadi mereka peduli," tandas Suroto pengelola wisata surfing di pantai Pulau Merah. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement