Peristiwa Daerah

Terbaring Sakit, Saksi Hidup G30S/PKI Dapat Perhatian Khusus dari Korps Marinir

Rabu, 12 Agustus 2020 - 12:43 | 330.79k
Komandan Korps Marinir, Mayor Jenderal TNI Suhartono menjenguk kondisi Pelda KKO (Purn) Everthad Julius Ven Kandou di Banyuwangi. (FOTO: Agung Sedana/TIMES Indonesia)
Komandan Korps Marinir, Mayor Jenderal TNI Suhartono menjenguk kondisi Pelda KKO (Purn) Everthad Julius Ven Kandou di Banyuwangi. (FOTO: Agung Sedana/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Di usia renta dengan kondisinya terbaring sakit, saksi mata peristiwa G30S/PKI, Pelda KKO (Purn) Everthad Julius Ven Kandou mendapatkan perhatian secara khusus dari Korps Marinir.

Sosok pengangkat jasad para Jenderal TNI di Lubang Buaya dalam peristiwa G30S/PKI mendapat kunjungan Komandan Korps Marinir, Mayor Jenderal TNI Suhartono di rumahnya di Dusun Krajan, RT 01 RW 04, Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur.

"Kehadiran saya ke sini tentunya beranjangsana kepada senior Korps Marinir. Kebetulan pak Kandou ini sedang sakit," kata Komandan Korps Marinir Mayjen TNI Suhartono, Rabu (12/8/2020).

Sosok Ven Kandou ini, sudah dikenal oleh banyak orang. Mayjen TNI Suhartono mengatakan, Ven Kandou merupakan salah satu pelaku sejarah yang masih hidup. Atas keberaniannya, Ven Kandou masuk ke dasar sumur Lubang Buaya untuk mengambil jasad para pahlawan revolusi.

Dia menceritakan, ada 9 personel Taifib Marinir yang ikut mengangkat pahlawan Revolusi dari Lubang Buaya pada tahun 1965. Saat itu tim dipimpin oleh Kapten Winanto. Hingga detik ini, dari keseluruhan hanya tinggal dua orang yang masih hidup. Yakni Sugimin yang tinggal di Ketintang, Surabaya dan Ven Kandou, di Banyuwangi.

"Kita tahu bahwa beliau adalah salah satu pelaku sejarah yang telah mengangkat jenazah para pahlawan Revolusi di Lubang Buaya pada tahun 65 yang lalu," katanya.

Saat menjenguk Ven Kandou, orang nomor satu di Korps Marinir ini terlihat melakukan perbincangan ringan. Sungguh mengesankan, meski sudah tak berdaya namun Ven Kandou masih menjunjung tinggi jiwa patriotisme seorang tentara Indonesia.

Meski tidak dengan suara lantang, namun Ven Kandou sering membalas ucapan dari petinggi Korps Marinir tersebut. Kata-kata 'siap' layaknya seorang prajurit, selalu terucapkan saat Mayjen TNI Suhartono memberikan motivasi kepadanya.

Suhartono menyatakan, sudah menjadi tradisi di Korps Marinir untuk selalu beranjangsana kepada sesepuh Marinir. Menurutnya, hal itu merupakan bagian dari pembinaan tradisi yang ada di Korps Marinir.

"Di satuan-satuan juga demikian kita wajibkan, untuk selalu beranjangsana dengan keluarga besar Korps Marinir termasuk yang sudah purnawirawan," tegasnya.

Dia menegaskan, Korps Marinir akan selalu memantau bagaimana perkembangan kondisi Ven Kandou. Termasuk masalah pengobatannya. Korps Marinir telah menyiagakan kendaraan ambulans di rumahnya berikut supir pribadi dan tenaga medis.

"Mungkin perlu sesuatu yang mungkin gak ada di Banyuwangi, mungkin obat kita siapkan. Kira dorong dari Surabaya," tegasnya.

Atas perhatian dari Koprs Marinir ini, keluarga Ven Kandou sangat bersyukur dan berterima kasih atas segala bentuk perhatian yang ditujukan tersebut.

"Sekali lagi apresiasi kami dari pihak keluarga untuk Dankormar yang sudah hadir untuk ayah kami, keluarga kami. Sekali lagi kami ucapkan terima kasih atas support ini," kata putra bungsu Ven Kandou, Laksmarion Moll Kandou.

Kondisi terkahir saksi hidup peristiwa G30S/PKI Pelda KKO (Purn) Everthad Julius Ven Kandou, secara umum sudah mengalami perubahan. Saat kedatangan rombongan Korps Marinir, kedua tangan dan kaki Ven Kandou sudah bisa digerakkan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Banyuwangi

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES