Pendidikan

Gubernur Jatim: Siswa SMA-SMK Negeri Uji Coba Masuk Sekolah Mulai 18 Agustus 

Selasa, 11 Agustus 2020 - 08:01 | 288.06k
Siswa mengikuti pembelajaran tatap muka. (Foto: Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Siswa mengikuti pembelajaran tatap muka. (Foto: Lely Yuana/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYAGubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menetapkan kebijakan uji coba pembelajaran tatap muka bagi siswa SMA dan SMK Negeri di Jawa Timur. Siswa mulai masuk sekolah mulai 18 Agustus hingga 31 Agustus mendatang.

Kebijakan tersebut tertuang dalam surat bernomor 420/11350/101.1/2020. Setidaknya enam poin menyertai di mana pada intinya secara keseluruhan menekankan agar pembelajaran tatap muka memenuhi ketentuan standar protokol kesehatan. 

‘’Ini untuk menjaga marwah pendidikan tetap positif dan tidak memicu munculnya kasus baru,’’ ucapnya, Senin (10/8/2020). 

Siswa-mengikuti-pembelajaran-tatap-muka-b.jpg

Uji coba selama dua pekan tersebut akan terus dipantau dari waktu ke waktu. Pada akhir Agustus, pemerintah provinsi juga akan mengevaluasi pelaksanaan ujicoba tersebut.

‘’Kami akan menentukan kebijakan selanjutnya setelah hasil evaluasi tersebut,’’ ucapnya. 

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Wahid Wahyudi menjelaskan bahwa ujicoba pembelajaran tatap muka hanya untuk daerah zona oranye dan kuning. Zona merah belum diijinkan. Setiap daerah hanya tiga sekolah yang mengikuti uji coba yaitu SMA, SMK Negeri dan SMK Luar Biasa. 

‘’Sekolah yang ditunjuk tetap harus berkoordinasi dengan gugus tugas setempat,’’ katanya. 

Setidaknya sekolah yang mulai menjalankan pembelajaran tatap muka harus memenuhi beberapa persyaratan. Antara lain, pihak sekolah memastikan semua ruangan steril. dengan menyemprotkan disinfektan ke semua ruangan. Pemerintah provinsi menyiapkan perangkat untuk membantu sekolah menyeterilkan ruangan tersebut.

Sekolah juga wajib menyediakan tempat cuci tangan dan thermogun. Perangkat itu wajib ada untuk memastikan siswa yang mengikuti pembelajaran tatap muka tetap dalam kondisi prima. 

Secara teknis turut diatur. Setiap kelas berjumlah 36 siswa. Pada daerah zona oranye, hanya 25 persen dari jumlah siswa seluruhnya yang boleh ikut tatap muka. 

"Artinya, setiap hari hanya 9 siswa,’’ jelas Wahid.

Sementara sisanya mengikuti pembelajaran dari rumah. Wahid meminta sekolah tetap menyiapkan metode pembelajaran jarak jauh. Sekolah pada wilayah zona kuning, diberi kuota 50 persen. Artinya ada 18 siswa yang boleh mengikuti pembelajaran tatap muka. 

Selama kegiatan belajar mengajar, guru hanya diam di tempat. Tidak boleh berkeliling. Itu dilakukan untuk menjaga jarak antara guru dan siswa. Wahid berharap, sekolah menyiapkan perangkat kaca atau mika pada setiap meja siswa. 

"Dengan begitu, standar protokol kesehatan lebih terjamin,’’ imbuhnya. 

Guna mempersiapkan program tersebut, pemerintah menggelar rapid test kepada guru sekolah. Tes itu bahkan telah berjalan. Wahid berharap, dua pekan uji coba siswa masuk sekolah ini membawa dampak positif. Dengan begitu, pembelajaran tatap muka bisa dilanjutkan kembali sesuai kebijakan yang ditetapkan oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Surabaya

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES