Peristiwa Daerah

Heboh Penemuan Emas di Sungai Tajum, Ini Imbauan Camat Ajibarang

Senin, 10 Agustus 2020 - 22:13 | 226.63k
Camat Ajibarang Eko Heru Suseno saat terjun langsung ke Sungai Tajum Darmakradenan menghimbau warga untuk tidak menambang emas di sekitar Jembata Tajum. (Foto: Sutrisno/TIMES Indonesia)
Camat Ajibarang Eko Heru Suseno saat terjun langsung ke Sungai Tajum Darmakradenan menghimbau warga untuk tidak menambang emas di sekitar Jembata Tajum. (Foto: Sutrisno/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUMAS – Warga di Desa Darmakradenan, Kecamatan Ajibarang, Banyumas, belakangan dihebohkan dengan penemuan emas di Sungai Tajum yang berbentuk serbuk. Hal itu sebenarnya terjadi sudah beberapa bulan ini, namun mencuat setelah ramainya para pendulang yang mulai bermunculan.

Penemuan serbuk emas tersebut membuat warga sekitar maupun warga dari kecamatan lain yang ada di Ajibarang mulai berdatangan untuk mendulang emas. Mencegah pengrusakan ekosistem sungai terutama jembatan Sungai Tajum, pihak Forkopimcam bergerak cepat membatasi kegiatan pendulangan emas.

Camat Ajibarang Eko Heru Suseno bersama TIMES Indonesia yang langsung ke lokasi penambangan emas Sungai Tajum, Senin (10/8/2020) menjelaskan proses pendulangan emas telah berlangsung sejak beberapa bulan ini. Guna mencegah penambangan liar, pihaknya membuat papan pelarangan dalam radius 500 meter dari jembatan.

enemuan-EMas.jpg

"Upaya ini kami lakukan untuk mencegah tergerusnya pondasi jembatan agar tidak tergerus, pasalnya banyak warga yang mendulang tepat di bawah jembatan. " Katanya.

Pihak Forkopimcam juga telah mengimbau warga agar tidak sembarangan dalam mendulang emas, diharapkan tetap memperhatikan faktor keamanan. Dan pihaknya juga tidak saklek dalam memenuhi kebutuhan hidup warga yang berusaha mencari uang dengan mendulang emas.

"Kami pemerintah tidak saklek melarang, hanya saja patuhi untuk tidak mendulang di sekitar jembatan, karena aset nasional itu demi menjaga kekuatan dan umur jembatan," katanya.

Penemuan-EMas.jpg

Sementara warga setempat sebagai pendulang emas, Sarna Sihabudin menyatakan aktivitas pendulang emas secara tradisional itu sudah berlangsung sejak 10 bulan terakhir. Bahkan ada warga lain yang hanya dengan peralatan wajan, sekop, untuk alat penggali dan pelapis bisa mendapatkan emas serbuk 100 hingga 150 miligram dalam sehari.

"Dulu waktu belum ada pelarangan mendulang sekitar jembatan sehari ada yang dapat 150 miligram dan dijual 450 ribu, kalau sekarang karena sudah bergeser 500 meter warga menurun dapat emasnya," kata Sarna.

Dari pantauan TIMES Indonesia, ada beberapa warga yang mendulang emas dan mendapat butiran emas sebesar micin atau penyedap rasa. Mereka mengumpulkan hingga cukup untuk dijual.

Sarna juga menambahkan selama ini mendulang emas karena sudah jarang ada proyek dan bekerja sebagai buruh bangunan."Untuk menopang hidup mas, makannya saya beli alat khusus dulang emas karena saya serius ingin dapat emas," katanya tentang penemuan emas di sungai Tajum.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES