Ekonomi

Kerajinan Patung Trowulan Tetap Bertahan Meski ada Pandemi

Sabtu, 08 Agustus 2020 - 20:48 | 103.42k
Deni Indianto, perajin patung di Dusun Jatisumber, Desa Watusumpak, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. (foto: Rohmadi/TIMES Indonesia)
Deni Indianto, perajin patung di Dusun Jatisumber, Desa Watusumpak, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. (foto: Rohmadi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MOJOKERTOPatung Trowulan, begitu orang menyebut untuk kerajinan patung pahat batu yang banya tersebar di daerah Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Patung batu karya perajin di kawasan ini terkenal dengan kualitasnya yang bagus. Pahatan dan detailnya sangat bagus, karena dikerjakan pelan-pelan dengan tingkat ketelitian tinggi oleh pemahat patung yang ahli.     

"Patung di sini terkenal memiliki nilai seni dan kualitas tinggi. Karena patung trowulan melalui proses pembuatan yang cukup panjang. Mulai dari pencarian bahan utama batu hingga proses memahatnya," kata Deni Indianto (41) salah satu perajin patung trowulan di Dusun Jatisumber, Desa Watusumpak, Kecamatan Trowulan, Sabtu (8/8/2020).

Patung trowulan terbuat dari batu andesit yang diambil dari beberapa lokasi seperti di sungai, galian tanah. Namun tidak semua bisa dipakai, harus dilihat dulu tekstur dan seratnya. "Biasanya, kami ngambil di Kali Kunto Kecamatan Kandangan, Kabupaten Kediri, beda dengan batu yang berada di Jogja batu lahar dan di Bali batu paras. Tekstur dari patung trowulan lebih kuat dan keras," ujar Deni, kepada TIMES Indonesia.

Selain patung pahat dengan ragam model, seperti arca atau hewan, ada juga jenis patung yang diproduksi dengan cara cetak yaitu cor kuningan dan cetakan dari semen. Untuk harganya sendiri beragam tergantung dari bahan, ukuran, seni dan tingkat kesulitannya mulai dari ribuan yang biasanya dibuat suvenir hingga ratusan juta rupiah.

"Untuk pemasaran sekarang pakai online dan offline, alhamdulillah patung trowulan sudah bisa masuk pasar nasional bahkan internasional seperti India, Jerman dan Amerika dulu bisa ekspor 2 minggu sampai 1 bulan sekali, untuk sekarang karena masa pendemi sempat ada PSBB dan setelah dibuka bisa mengirim 3 bulan sekali," ungkap Deni yang sudah menjadi pemahat patung sejak 2002 ini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES