Pendidikan

Zona Kuning Bakal Buka Sekolah, Ini Komentar Menteri Agama

Jumat, 07 Agustus 2020 - 23:49 | 32.60k
Menteri Agama (Menag), Fachrul Razi. (FOTO: Dokumen TIMES Indonesia)
Menteri Agama (Menag), Fachrul Razi. (FOTO: Dokumen TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pemerintah melalui surat keputusan bersama (SKB) empat menteri yakni Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri menyepakati untuk memperbolehkan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar tatap muka secara langsung di sekolah dan pesantren di zona kuning. Kemendikbud RI juga mengeluarkan kurikulum darurat covid-19.

Artinya, nantinya ada sebanyak 163 kabupaten dan kota yang masuk dalam kategori zona kuning Covid-19 akan diperbolehkan melaksanakan kegiatan belajar mengajar tatap muka secara langsung di sekolah.

Terkait hal ini, Menteri Agama (Menag) RI, Fachrul Razi mengatakan, tentunya ada lembaga pendidikan di bawah naungannya yang akan melaksanakan pembelajaran tatap muka. Namun, hal itu tetap pada dasar jika kelasnya mencukupi, murid dan orang tua muridnya setuju untuk melakukan pembelajaran tatap muka.

"Tapi ada juga yang melakukan daring atau online, karena mungkin zonanya tidak memungkinkan untuk dilakukan tatap muka,"  katanya Jumat (7/8/2020). Akan tetapi, kata dia, pihaknya tetap memberikan pilihan, semua diserankan ke pertimbangan masing-masing.

Bila tetap memilih untuk tetap tatap muka, Kemenag menekankan agar orang tua murid memerintahkan anak-anaknya dari rumah langsung ke sekolah dan dari sekolah langsung pulang ke rumah. Dalam hal itu, masyarakat diminta ikut berpartisipasi menjaga murid-murid.

Misalnya kepada satpam-satpam di pasar atau area yang dilewati murid, kalau ada murid yang sedang main bersama teman-temannya diimbau untuk menyuruh anak pulang ke rumah. Ia mengakui melakukan pembelajaran tatap muka ada risikonya, tapi harus dihadapi karena tidak ada pilihan lain.

"Masing-masing ada risikonya, jadi betul-betul kita harus menekankan kepada semua aspek untuk sama-sama mensukseskan ini ," ujarnya.

Menag mengaku situasi saat ini lebih mengkhawatirkan bagi para santri dan siswa madrasah untuk kembali bersekolah. Ia menjelaskan, pada waktu awal pandemi, banyak pesantren yang tidak tutup dan memulangkan para santri karena wilayah mereka dianggap aman. Selain itu mereka juga hanya berada di lokasi tersebut.

"Karena yang penting lokasi aman Covid, ustaz dan guru aman Covid, santri aman Covid, dan lakukan penerapan protokol kesehatan. Ini jadi lebih mudah, karena begitu santri dan guru masuk, tidak ke mana-kemana lagi. Masuk sehat, protokol kesehatan, dan tidak keluar-keluar lagi," ujar Menteri Agama terkait pembukaan sekolah dan kurikulum darurat covid-19. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES