Peristiwa Daerah NKRI Lawan Corona

Ambarketawang Resto Yogyakarta Bertahan di tengah Pandemi

Jumat, 07 Agustus 2020 - 22:14 | 384.10k
Salah satu produk oleh-oleh milik Ambarketawang Resto yaitu Bakpia Kencana. (FOTO: Hendro S. Baskoro/TIMES Indonesia)
Salah satu produk oleh-oleh milik Ambarketawang Resto yaitu Bakpia Kencana. (FOTO: Hendro S. Baskoro/TIMES Indonesia)
FOKUS

NKRI Lawan Corona

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Sejak pertengahan Maret hingga saat ini masih banyak sektor bisnis khususnya usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang terdampak akibat pandemi Covid-19. Karena itu, tak salah jika banyak para pelaku bisnis di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang mengeluhkan persoalan seperti Ambarketawang Resto.

Resto yang terletak di Jalan Wates Km 6, Ambarketawang, Gamping, Sleman mengalami dampak akibat pandemi. Hanya, resto ini tidak sampai tutup seperti beberapa resto di Yogyakarta.

Ambarketawang-Resto-2.jpgManager Operasional Ambarketawang Resto Yogyakarta, Sutarko S Par. (FOTO: Hendro S. Baskoro/TIMES Indonesia)

Manager Operasional Ambarketawang Resto, Sutarko S Par menyebut, pada pertengahan Maret sampai April lalu restonya mengalami penurunan bahkan hingga di angka zero dan omzet Ambarketawang turun sebanyak 90%.

“Akibat turun hingga 90%. Jadi praktis pendapatan resto kami hanya 10%. Malahan pihak owner menyarankan kami untuk jualan makanan di teras-teras depan resto, jadi itu benar-benar terjadi di awal parahnya pandemi ini,” keluhnya kepada TIMES Indonesia di restonya, Jumat (7/8/2020).

Meski Ambarketawang Resto sempat tutup, pihaknya dengan tegas mengungkapkan jika omzet restonya mulai ada peningkatan occupancy setelah dua minggu kembali di buka. Hal tersebut dirasakan Sutarko beserta tim di restonya hingga bulan Mei.

“Nggak nyangka kalau di bulan Mei omzet resto kami naik hingga 120% dari omzet di bulan sebelumnya,” jelasnya.

Diakui Sutarko, pada dasarnya Ambarketawang Resto saat ini justru mengalami peningkatan yang luar biasa mulai dari bulan Mei hingga Juli. Sehingga, pihaknya yakin jika resto tersebut tetap menjadi incaran bagi para wisatawan yang datang ke Yogyakarta.

Ambarketawang-Resto-3.jpgSuasana halaman depan Ambarketawang Resto yang terletak di Jalan Wates Km.6, Ambarketawang, Gamping, Sleman. (FOTO: Hendro S. Baskoro/TIMES Indonesia)

“Ya, walaupun dari sisi ukuran bisnisnya masih merugi, tetapi saya yakin dari month to month yang dirasakan cukup baik,” ungkapnya.

Selain itu, Ambarketawang Resto tidak mengeluarkan kebijakan untuk mem-PHK karyawan-karyawannya, tetapi hanya mengurangi jam kerja mereka. Sampai sejauh ini, kebijakan tersebut masih berlaku hingga sekarang.

“Untuk persoalan pendapatan karyawan, ya mengikuti jam kerjanya karyawan sekarang. Biasanya full kerja sekarang cuma 10 hari kerja,” tuturnya.

Dijelaskannya, Ambarketawang Resto diuntungkan dengan posisi yang sangat strategis bagi para wisatawan yang akan datang. Pasalnya, dengan adanya pembangunan bandara baru di Kulonprogo yaitu Yogyakarta International Airport (YIA), pihaknya yakin akan banyak wisatawan yang berkunjung ke restonya sebelum masuk ke kota Yogyakarta.

“Bahkan owner kami sudah membuka SPBU dan rencana akan buka cabang resto juga di Kulonprogo. Ini adalah bukti jika resto kami dijadikan transit bagi wisatawan, bisa sekedar beli oleh-oleh ataupun makan,” kata Sutarko.

Melihat situasi akhir-akhir ini, Manager Operasional Ambarketawang Resto tersebut mengharapkan kepada pemerintah pusat, pemerintah Yogyakarta maupun media agar memberikan informasi yang positif serta membantu pelaku bisnis baik di sektor pariwisata maupun UMKM. “Saya berharap, karena ini imbasnya ke kami terkait sektor pariwisatanya, maka saya mohon tolong berikan informasi yang positif dan tidak menyebarkan pemberitaan yang sifatnya hoaks. Karena hal itu sangat pengaruh buat kami para pelaku usaha,” tegas Sutarko. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES