Peristiwa Daerah

Filolog Cirebon: Polmak Sultan Keraton Kasepuhan Sudah Lama Terjadi

Kamis, 06 Agustus 2020 - 23:00 | 78.04k
Siangan pengukuhan Rahardjo Djali sebagai Polmak Sultan Keraton Kasepuhan Cirebon. (Foto: Muhamad Jupri/TIMES Indonesia)
Siangan pengukuhan Rahardjo Djali sebagai Polmak Sultan Keraton Kasepuhan Cirebon. (Foto: Muhamad Jupri/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, CIREBON – Pengukuhan Rahardjo Djali sebagai polmak Sultan Keraton Kasepuhan Cirebon, menuai berbagai polemik. Namun, adanya posisi polmak atau pejabat sementara dalam masa transisi pergantian Sultan di Keraton Kasepuhan Cirebon, memang sudah lama terjadi.

Ahli filolog dan sejarawan Cirebon, R. Achmad Opan Safari menyebutkan, pengangkatan Polmak dalam sejarah keraton memang sudah pernah terjadi beberapa kali. Dan hal tersebut terjadi di beberapa keraton seperti Keraton Kasepuhan dan Keraton Kanoman.

"Sehingga, pengukuhan Rahardjo sebagai Polmak Sultan Keraton Kasepuhan Cirebon tetap sah," jelasnya, Kamis (6/8/2020).

Sebab, lanjutnya, Rahardjo memiliki garis keturunan langsung dari Sultan Sepuh XI. Selain itu, dirinya pun menilai jika Rahardjo hanya diangkat sebagai Polmak saja, bukan sebagai Sultan Keraton Kasepuhan Cirebon selanjutnya. Sehingga, nanti akan ada lagi yang akan menjadi Sultan definitif.

"Beliau yang saya lihat ada garis keteurunan dari perempuan. Dari laki-lakinya dia keturunan Kiyai Djali, ke Kiyai Pegambiran, terus silsilahnya ke atas, saya tidak begitu hapal, lalu ke Pangeran Sindang Garuda terus ke Sunan Gunung Jati. Ini Polmak bukan Sultan," ucap Opan.

Seperti diberitakan sebelumnya, Rahardjo Djali, seorang pria yang sebulan lalu melakukan penyegelan Keraton Kasepuhan Cirebon, serta yang juga mengaku keturunan Sultan Sepuh XI Radja Jamaludin Aluda Tajul Arifin, mengukuhkan diri sebagai polmak atau pejabat sementara Sultan Keraton Kasepuhan Cirebon. Pengukuhan tersebut dilaksanakan di Masjid Agung Sang Cipta Rasa, Kota Cirebon, Kamis (6/8/2020).

Rahardjo menjelaskan, dirinya mengukuhkan diri sebagai pomak, bertujuan untuk mengisi kekosongan jabatan Sultan Keraton Kasepuhan, pasca wafatnya Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat dua Minggu lalu. Hal tersebut dikarenakan dirinya menilai jika penunjukan Putra Mahkota PRA Luqman Zulkaedin sebagai penerus almarhum Sultan Arief sudah menyalahi aturan dan adat istiadat keraton.

Adapun Jabatan polmak Rahardjo Djali berakhir, sampai keluarga besar menentukan Sultan Keraton Kasepuhan Cirebon yang definitif. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES