Kopi TIMES

Covid 19, Momentum Upgrading Rasa Syukur bagi Para Pendidik

Jumat, 07 Agustus 2020 - 00:24 | 68.35k
Muhammad Abdul Aziz, Kepala Sekolah SMP ISLAMIC INTERNATIONAL SCHOOL PSM KEDIRI.
Muhammad Abdul Aziz, Kepala Sekolah SMP ISLAMIC INTERNATIONAL SCHOOL PSM KEDIRI.

TIMESINDONESIA, KEDIRI – Sudah banyak media masa yang memberitakan dahsyatnya dampak dari pandemi covid 19. Mulai lumpuhnya roda perekonomian dunia sampai merambat ke dunia pendidikan yang masih belum berani menerapkan konsep new normal.  Kendati demikan bukan tanpa sebab, angka peningkatan positif covid masih terus naik.  Bahkan dalam seminggu ini peningkatannya konsisten di angka lebih dari 1.000 setiap harinya.

Sampai tulisan ini diketik data penderita positif Covid 19 di Indonesia sebanyak 109.936 dan sebanyak 4.975 dinyatakan meninggal karen positif covid 19 (Sabtu,  29 Juli 2020).

Anjuran pencegahan preventif pun sebenarnya sudah diperintahkan. Terutama di bidang pendidikan formal. Sampai saat ini Kemendikbud dan Kemenag melarang dilaksanakannya pembelajaran langsung tatap muka dengan peserta didik.  Sebagai gantinya dilaksanakan Pembelajaran Dari Rumah menggunakan media online seperti aplikasi WA,  zoom,  google classroom dan sebagainya.

Dengan penataan jam belajar serta beban kurikulum yang disesuaikan dengan kondisi pandemi saat ini. Penilaian kepada peserta didik pun tidak seribet saat pembelajaran normal.  Saat ini penilaian lebih dititikberatkan kepada umpan balik siswa kepada pelajaran tersebut. Bukan lagi mengacu pengerjaan-pengerjaan tugas yang sifatnya kognitif kuantitatif. 

Alih-alih menjadi menjadi bagian yang terdampak covid 19, sebagian dari tenaga pendidik saat ini benar-benar merasakan "merdeka mengajar" bukan "merdeka belajar."  Bagaimana tidak,  nyaris lima bulan ini tugas mendampingi,  mengajar,  membimbing siswa yang biasanya sekitar 7-8 jam dihabiskan di sekolah,  sekarang bisa dikerjakan di rumah.  Work from home. Walaupun pada tanggal 13 Juli kemarin semua stake holder pendidikan sudah mulai masuk kantor namun untuk beban tugas dan jam kerja masih tetap berkurang jika dibandingkan dengan kondisi normal. Hal itu sama sekali tidak mempengaruhi salary dan tunjangan mereka. 

Kondisi seperti ini mengharuskan tenaga pendidik untuk lebih mengupgrade rasa syukur mereka. Dengan cara lebih memaksimalkan potensi yang mereka miliki untuk mengabdi.  Banyak cara membuat Pembelajaran Dari Rumah lebih terasa menyenangkan dengan sentuhan kemajuan teknologi. Didukung dengan kepemilikan android yang sudah menjamur,  sangat memudahkan bagi mereka untuk berkreasi. Misalnya,  membuat media power point,  video, pembelajaran dikonsep webinar atau postcast.

Mereka harus mulai membuat media pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Di samping meningkatkan kreativitas pembelajaran,  wujud upgrading rasa syukur bisa dilakukan dengan memaksimalkan waktu untuk kegiatan produktif. Seperti  mengikuti seminar atau pelatihan online di bidangnya. Banyak institusi yang menawarkan pelatihan-pelatihan online di masa pandemi ini. Dengan fee yang tergolong murah bahkan juga banyak yang gratis. Bisa juga melaksanakan kegiatan produktif berupa menyelesaikan tugas administrasi. 

Pandemi memang membawa cerita tersendiri untuk para pendidik. Di saat Covid 19 menjadi musibah bagi kebanyakan masyarakat, ternyata membawa hikmah bagi kita. Kita bisa lebih dekat dengan keluarga, kita lebih mampu mengoptimalkan potensi,  kita lebih tertantang menciptakan gebrakan-gebrakan baru yang solutif untuk kemajuan dunia pendidikan. Penulis meyakini jika penerjemahan rasa syukur di atas dilaksanakan dengan baik maka pandemi ini akan menjadi momentum untuk memajukan dunia pendidikan.  Sebaliknya,  jika rasa syukur ini tidak terejawantahkan dengan baik, bahkan mengabaikan, bisa menjadi bomerang mundurnya pendidikan di Indonesia. 

***

*)Oleh: Muhammad Abdul Aziz, Kepala Sekolah SMP ISLAMIC INTERNATIONAL SCHOOL PSM KEDIRI.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES