Kopi TIMES

Pentingnya Menulis Tesis yang Baik

Kamis, 06 Agustus 2020 - 15:11 | 192.65k
Ghozian Aulia Pradhana, Dosen Public Relations Universitas Diponegoro.
Ghozian Aulia Pradhana, Dosen Public Relations Universitas Diponegoro.

TIMESINDONESIA, KUALA LUMPUR – Pada dasarnya menulis skripsi, tesis atau disertasi dibutuhkan pola argumentasi yang jernih, spesifik dan terang. Meski begitu, itu bukanlah hal mudah yang bisa dituangkan dalam sebuah tulisan kasar (draf) di awal sebelum mengajukan proposal riset kepada promotor atau calon pembimbing. 

Melalui artikel ini saya akan coba bagi pengalaman yang saya pelajari ketika menempuh studi doktoral di University of Malaya, Kuala Lumpur. Tentu saja ini bukan sesuatu yang baru, tapi cukup membantu bagi mereka yang kesulitan dan belum akrab dalam alur menulis tesis akademik.

Secara umum format proposal secara utuh terdiri dari introduction, research objectives, literature review, conceptual/theoretical framework, significance and relevance of study, dan terakhir research method. Tapi sayangnya, kebanyakan mahasiswa menganggap setiap bagian tersebut adalah bagian yang terpisah dari bagian lainnya. Mereka cenderung tidak berpikir sistematis dan runtut melihat proposal riset dari aspek ontologi, aksiologi, hingga epistemologi.

Kebanyakan mahasiswa memulai dari satu bagian ke bagian lainnya seolah terputus. Misalnya, ketika selesai menulis latar belakang dilanjutkan ke pertanyaan dan tujuan penelitian, banyak mahasiswa yang kesulitan menarik alur berpikir dari latar belakang hingga menjadi sebuah kerangka konsep atau teori. Mereka lupa bahwa problem statement yang muncul dalam latar belakang menjadi fondasi dalam menentukan kerangka konsep/teori. Jangankan kerangka konsep atau metodologi, kadang-kadang panjang lebar asyik membahas latar belakang, masih kesulitan merumuskan masalah yang sebenarnya dalam penelitian.

Oleh sebab itu saya menawarkan cara menulis gagasan dan argumentasi sebuah tesis dalam bentuk draf dengan mudah. Tujuannya agar kita paham terlebih dahulu alur berpikir mulai dari ontologi, aksiologi dan epistemologi dalam kajian penelitian. Sebelum akhirnya jadi sebuah proposal riset yang utuh.

Ontologi, Aksiologi, dan Epistemologi

Ontologi adalah pembahasan mengenai sesuatu yang abstrak yang ingin kita ketahui. Dalam sebuah penelitian, kita terlebih dahulu menentukan sebuah fenomena yang ingin dikaji atau diteliti. Ontologi adalah bagaimana cara kita memikirkan atau memandang sebuah fenomena/realitas tertentu. Apa yang ingin diketahui terhadap sebuah fenomena. Misalnya kita tertarik melihat fenomena gerakan Black Lives Matter di media sosial, apa yang terjadi, apa yang melatar belakangi fenomena tersebut.

Ketika kita melihat sebuah realitas atau fenomena tentu harus paham apa manfaat dari mengetahui sebuah realitas. Aksiologi adalah pembahasan mengenai hal tersebut. Aksiologi bisa diartikan sebagai kegunaan atau manfaat secara praktis dan teoritis dari cara kita memandang realitas. Dalam sebuah riset, aksiologi bisa diterjemahkan melalui manfaat dan tujuan penelitian. Lebih jauh, bertujuan agar sebuah penelitian memberikan kontribusi pada ilmu pengetahuan baik secara praktis dan teoritis.

Berikutnya adalah epistemologi. Epistemologi menjadi rujukan kita ketika ingin menggunakan metode yang digunakan dalam sebuah penelitian. Kita membutuhkan metodologi dan metode dalam penelitian agar realitas yang kita kaji dapat diukur, diolah, serta dianalisis. Dengan mengetahui ketiganya, kita mampu memahami apa hakikat dari sebuah penelitian.

Setelah memahami ketiga unsur tersebut, segera kita tuliskan dalam draf penelitian. Saya menyarankan, setiap akan membuat proposal riset kita harus terlebih dahulu mampu menuliskan ke dalam sebuah draf. Tujuannya agar gagasan penelitian yang dipahami melalui tiga unsur (ontologi, epistemologi, dan aksiologi) tidak buyar. 

Dengan menuliskannya ke sebuah draf, secara tidak langsung kita telah mengikat gagasan penelitian lebih teratur dan mengalir. Sehingga tidak akan terpecah belah saat akan menuangkannya ke dalam format proposal utuh. Jika biasanya teknik penulisan jurnalistik dirumuskan 5W1H, maka kita hanya perlu meminjam tiga unsur yang ada seperti what, why, dan how untuk menulis draf penelitian yang akan saya jelaskan lebih lanjut.

What

What dapat kita analogikan sebagai tempat menuangkan segala problem statement penelitian. Sebab, sejalan dengan unsur ontologi, pertanyaan mengenai sebuah fenomena atau realitas haruslah clear. Bagaimana cara kita memandang sebuah realitas, apa masalah yang ingin kita katakan dalam penelitian?. 

Problem statement haruslah jelas, tegas, tidak abigu atau bias. Oleh karena itu, kita harus menyusun argumentasi ketat dalam latar belakang masalah. Mengapa ini menarik untuk dikaji, mengapa fenomena ini layak untuk diteliti.

Tulisan yang baik haruslah argumentatif dan analitik (Adian & Pratama, 2026). Maka, proposal riset harus menjawab kedua unsur sekaligus. Memiliki pertanyaan penelitian juga menyediakan pisau analisis yang tajam. Sehingga fenomena yang dikaji dapat dijelaskan dengan jernih.
Kita juga harus memberikan argumentasi yang baik untuk mempertahankan posisi tesis. Kita dituntut untuk menulis argumen yang konsisten dan memerlukan posisi intelektual dalam sebuah tesis. Agar argumentasi yang dibangun di dalam tesis bersifat kukuh, definitif, dan mengajukan pertanyaan yang spesifik (Adian & Pratama, 2016).

Why

Seperti yang dikatakan sebelumnya, sebuah tesis haruslah mewakili posisi intelektual si penulis. Namun, tidak cukup hanya mengandalkan opini pribadi atau sumber referensi seadanya. Penelitian membutuhkan argumentasi yang mendukung tesis. Oleh karenanya, wajib bagi kita mencari sumber/referensi yang akan kita gunakan sebagai penguat argumentasi penelitian.

Sumber tersebut haruslah merujuk pada sumber jurnal yang kredibel. Mengapa? Karena kita harus membandingkan penelitian terdahulu yang identik dengan topik penelitian kita. Tidak mungkin di masa sekarang melakukan penelitian yang murni orisinil, meski itu tidak mustahil. 
Dengan melihat penelitian terdahulu, pada akhirnya akan memperkaya perspektif penelitian dari argumentasi yang dibangun oleh peneliti seblumnya. Apa gap yang muncul di antara penelitian-penelitian sebelumnya?. Di situlah fungsi signifikansi penelitian kita, untuk menjembatani gap yang ada.

How

Selanjutnya pada bagian how berkaitan dengan pembahasan ranah epistemologi, yakni bagaimana cara kita mendapatkan atau mengungkap realitas tersebut. Dalam bagian ini dapat dimulai dari pembahasan konsep metodologi secara menyeluruh. Paradigma apa yang kita pakai, apakah positivis, pos-positivis, konstruktif, atau kritis? Dengan mengetahui paradigma penelitian, kita dapat dengan mudah menentukan metodologi apa yang paling pas. Kemudian baru menentukan metode analisis.

Setelah menentukan paradigma, biasanya diikuti dengan bentuk pendekatan yang kita pilih. Ada dua pendekatan yang paling umum digunakan seperti, kualitatif atau kuantitatif. Pada kualitatif biasanya karakter penelitian seperti fenomenologi, studi kasus, etnografi, atau grounded theory. Sedangkan dalam kuantitatif, pilihan penelitian yang tersedia seperti, eksperimental, korelasi, komparasi, atau survey.

Tidak kalah penting juga yang harus dipahami, bahwa penarikan kesimpulan keduanya sangat berbeda. Kualitatif memiliki alur penarikan kesimpulan bersifat induktif (khusus ke umum). Sedangkan, kuantitatif bersifat deduktif (umum ke khusus).

Demikianlah pembahasan cara menulis tesis yang baik, untuk memudahkan kita agar berpikir secara sistematis namun tetap runtut. Sehingga ke depannya, kita mampu menganggap memahami secara utuh hakekat sebuah penelitian yang kita lakukan.

***

*) Oleh: Ghozian Aulia Pradhana, Dosen Public Relations Universitas Diponegoro.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES