Peristiwa Daerah

Antusiasme Ratusan Remaja di Webinar Insecure TIMES Indonesia, Lingkar Positif dan PEC

Rabu, 05 Agustus 2020 - 19:34 | 125.54k
Para peserta ketika mengikuti webinar Dealing with Insecurity beberapa waktu lalu. (FOTO: Reno Diqqi Algzali/TIMES Indonesia)
Para peserta ketika mengikuti webinar Dealing with Insecurity beberapa waktu lalu. (FOTO: Reno Diqqi Algzali/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTATIMES Indonesia berkolaborasi dengan Lingkar Positif, dan Psycho Education Centre (PEC) menggelar webinar bertema Dealing with Insecurity. Webinar yang berlangsung selama kurang lebih dua jam itu terbilang sukses. Sebanyak 120 peserta asal berbagai kota di Indonesia mengikuti acara yang dengan pemateri Kak Adinsnoor.

Dalam acara itu, pemateri menyampaikan bahasan disertai dengan contoh-contoh yang kongkrit. Webinar semakin menarik, apalagi materi yang dibagikan insecure memang sedang ramai diperbincangkan beberapa waktu belakangan. Terutama di kalangan anak muda.

Sehingga, tidak bisa dipungkiri bahwa remaja adalah salah satu objek yang sangat rawan mengalami gangguan mental. Jadi wajar jika peserta didominasi oleh remaja.

Pembahasan dimulai dari definisi bagaimana seseorang merasakan insecure dan ditutup dengan tips agar tidak insecure lagi. Kak Adins menyampaikan, ada tiga tahap seseorang merasa insecure.

Pertama ada dalam pikiran. Misalnya, ketika melihat pencapaian seseorang maka secara tidak sadar orang akan membandingkan dengan pencapaiannya sendiri.

“Tahap pertama ini mungkin tidak terlalu berdampak pada kehidupanya. Tahap kedua cukup mengganggu karena sudah menjadi keyakinan seseorang. Contoh, setelah membandingkan diri dengan orang lain, muncul keyakinan bahwa ternyata dirinya lebih rendah dari orang lain,” jelas Kak Adins dalam webinar beberapa waktu lalu.

Di tahapan ketiga, ketika sudah mempengaruhi tindakan seseorang tersebut. Maka, pada tahapan ini akan dimulai dengan mengimplementasikan rasa rendah diri menjadi sebuah tindakan yang cukup merugikan bagi dirinya. Misalnya, menjadi menutup diri dari dunia sosial atau dari orang-orang yang ia anggap lebih baik dari dirinya.

Menurutnya, kita juga harus memahami apa yang disebut oleh filsafat stoicism sebagai dikotomi kendali. Yakni, kehidupan yang terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian yang dapat kita kendalikan dan bagian yang tidak dapat kita kendalikan.

"Sebagai manusia, kita hanya perlu fokus pada hal-hal yang dapat kita kendalikan saja. Sedangkan yang tidak bisa kita kendalikan, kitaterima dan ikhlaskan pelan-pelan," jelas Kak Adins, Founder Lingkar Positif, sebuah komunitas yang bergerak di bidang Kesehatan mental.

Kak Adins berpesan agar para peserta yang hadir selalu sadar akan keadaan mentalnya. Sebab, kesehatan yang hakiki bukan hanya tentang fisik saja tetapi menyeluruh dan tercermin melalui kualitas hidup orang tersebut.

Demi meluaskan perspektif masyarakat tentang kesehatan mental, TIMES Indonesia, Lingkar Positif dan Psycho Education Centre akan kembali menyelenggarakan kegiatan serupa. Kegiatan lanjutan dari webinar bertema Dealing with Insecurity. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES