Peristiwa Nasional

Kemendikbud Minta Maaf, Muhammadiyah Tetap Tak Ikut Program POP

Rabu, 05 Agustus 2020 - 10:27 | 31.31k
Kantor PP Muhammadiyah. (FOTO: Kumparan)
Kantor PP Muhammadiyah. (FOTO: Kumparan)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Setelah dilakukan rapat bersama Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) dan Majelis Pendidikan Tinggi dan Litbang (Dikti Litbang), Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah memutuskan tetap tidak akan berperan serta dalam program organisasi penggerak (POP) yang diinisiasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

“Muhammadiyah memutuskan untuk tetap tidak berperan serta dalam program POP,” ujar Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti seperti yang dikutip dari Republika, Rabu (5/8/2020).

Setelah bersilaturahmi dengan PP Muhammadiyah, lanjut dia, Mendikbud Nadiem Makarim juga telah berjanji akan mengevaluasi program POP. Meskipun sebelumnya, Kemendikbud juga sempat mendesak pihaknya untuk tetap bergabung dengan program POP tersebut.

Akan tetapi Abdul Mu’ti  menegaskan, bagi Muhammadiyah tetap pada pilihan awal. Hal Apalagi, saat ini sekolah dan perguruan tinggi Muhammadiyah sedang fokus penerimaan peserta didik baru dan menangani berbagai masalah akibat pandemi Covid-19.

Sebelumnya, Nadiem memang telah meminta maaf kepada Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan Persatuan Guru Republik Indonsia (PGRI) soal kisruh POP. Menteri Mendikbud termuda itu meminta sejumlah organisasi yang telah lolos seleksi POP untuk mendanai secara mandiri program mereka.

“Dalam proses pelaksanaan program (POP) yang kami sadari betul masih belum sempurna,” ujar Nadiem.

Menurutnya, niat awal dari program ini adalah bermitra dengan para penggerak pendidikan untuk selanjutnya menemukan inovasi yang dipelajari oleh pemerintah. Tujuan akhirnya adalah agar program yang tepat bisa diterapkan dalam skala nasional.

Nadiem berharap, partisipasi semua pihak dalam menciptakan pendidikan berkualitas di Indonesia. Nadiem menegaskan bahwa sementara ini POP ditunda sambil dievaluasi secara mendalam. Namun, polemik serta kebingungan masih terjadi di masyarakat.

Di antara polemik tersebut terkait lolosnya dua lembaga filantropi keluarga konglomerat di Indonesia, Tanoto Foundation dan Yayasan Putera Sampoerna. Pihak Tanoto Foundation sebelumnya menyatakan mengikuti program ini dengan dana mandiri. Artinya, mereka tak menerima sama sekali dana Rp 20 miliar bagi organisasi yang lolos pada Kategori Gajah dalam POP.

Sementara, Yayasan Putera Sampoerna memilih skema patungan alias matching fund dalam POP yang digagas Kemendikbud. Artinya, selain dengan dana mandiri, Yayasan Putera Sampoerna juga masih mendapatkan dana APBN. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES