Peristiwa Internasional

80 Meninggal 4.000 Luka Akibat Ledakan Maha Dahsyat di Beirut

Rabu, 05 Agustus 2020 - 09:04 | 71.56k
Ledakan di Beirut, Lebanon diduga karena amonium nitrat. (Foto: AFP/STR)
Ledakan di Beirut, Lebanon diduga karena amonium nitrat. (Foto: AFP/STR)

TIMESINDONESIA, LEBANONLedakan maha dahsyat yang mengguncang ibu kota Lebanon, Beirut, hari Selasa (4/8/2020) menyebabkan lebih 80 orang meninggal dan lebih dari 4.000 lainnya luka-luka.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah, mengatakan ada satu orang warga negara Indonesia yang luka. Namun kondisi sudah stabil.

"Ada satu WNI pekerja migran yang mengalami luka-luka . Staf KBRI sudah berkomunikasi melalui video call dengan yang bersangkutan. Kondisinya stabil, bisa bicara dan berjalan. Yang bersangkutan sudah diobati oleh dokter rumah sakit dan sudah kembali ke apartmennya di Beirut," ujar Faizasyah.

Menurut Dubes, di Lebanon, terdapat total 1.447 WNI. Sebanyak 213 di antaranya masyarakat dan keluarga besar KBRI. Bahkan 1,234 TNI anggota kontingen Garuda.

Sementara itu, Hamzah Assuudy Lubis, selaku Presiden Perhimpunan Pelajar Indonesia di Lebanon, mengatakan bahwa ledakan awalnya dirasakan seperti gempa kurang lebih 10 detik. 

Hamzah dan beberapa teman sesama mahasiswa tinggal di daerah Barbir, Beirut. Jaraknya kurang lebih empat kilometer dari lokasi kejadian.

Secara terpisah, mahasiswa Indonesia lain bernama Fitrah Alif melalui akun Twitternya menulis; "65 mahasiswa terpantau aman lagi pada rebahan di kasur asrama masing-masing."

"Saya lagi di asrama di kota Tripoli, sekitar 80 kilometer dari Beirut dan tidak terasa guncangan, namun teman yang tinggalnya 8 km dari titik ledak, dia merasa seperti gempa, terasa getarannya," ungkapnya.

Menurut para pejabat Beirut, ledakan itu disebabkan adanya bahan peledak yang disimpan di gudang selama enam tahun.

Perdana Menteri Hassan Diab mengatakan adanya 2.750 ton amonium nitrat (bahan untuk pupuk dan peledak) disimpan di gudang "tidak dapat diterima."

"Saya tidak akan diam sampai kita menemukan orang yang bertanggung jawab atas apa yang terjadi. Sehingga kita dapat meminta pertanggung jawaban dan menerapkan hukuman paling berat," kata perdana menteri.

"Tidak dapat diterima ada 2.750 amonium nitrat disimpan di gudang selama enam tahun, tanpa adanya langkah pengamanan sehingga membahayakan keselamatan warga," tambahnya terkait ledakan maha dahsyat itu. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Imam Kusnin Ahmad
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES