Peristiwa Daerah

Mau Diantar Pulang, Ini Pesan Dinsos Kota Semarang pada 6 Wanita Cantik Ini

Selasa, 04 Agustus 2020 - 14:02 | 32.94k
Dinsos Kota Semarang dan TPD beri arahan kepada eks-WTS sebelum mengantarkan pulang. (FOTO: Mushonifin/TIMES Indonesia)
Dinsos Kota Semarang dan TPD beri arahan kepada eks-WTS sebelum mengantarkan pulang. (FOTO: Mushonifin/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SEMARANG – Enam orang eks wanita tuna susila (WTS) yang terjaring razia enam bulan lalu akan diantar pulang ke keluarga mereka masing-masing oleh Dinsos Kota Semarang pada Selasa (4/8/2020).

Pada enam bulan Lalu, tepatnya pada Februari 2020, para WTS itu menjajakan diri di sekitar Stasiun Poncol itu terjaring razia Satpol PP. Mereka pun langsung diserahkan kepada Dinas Sosial Pemprov Jateng dan mendapat pembinaan di Panti Wahyudyatama Surakarta selama enam bulan.

Sebelum diantarkan pulang, keenam WTS itu diberikan pengarahan terlebih dahulu di kantor Dinas Sosial Kota Semarang untuk memastikan para WTS tersebut tidak akan turun lagi dan mau merubah hidupnya.

Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Kota Semarang, Tri Waluyo mengatakan bahwa saat mereka diantar pulang nanti, pihal dinsos akan terus memantau perkembangan mereka.

"Mereka semua nanti kami antar pulang ke keluarga mereka masing-masing dan akan terus kami bina sampai mereka mendapat mata pencaharian yang lebih baik," ujar Tri saat diwawancara.

Menurut Tri, di masa pandemi ini jumlah WTS yang mangkal secara liar semakim banyak sehingga pihaknya akan terus melakukan razia dan kemudian membina mereka.

"Kami akan terus mengawasi mereka dan akan terus berupaya dibina agar mereka menemukan kehidupan lebih baik," jelasnya.

Sementara koordinator Tim Penjangkau Dinsos, Dwi Supratiwi mengatakan jumlah WTS di Kota Semarang belum berkurang meskipun lokalisasi Sunan Kuning dan Gambilangu sudah ditutup. Maka dari itu, ujar Tiwi, pihaknya bersama tim akan selalu mengadvokasi para WTS agar bisa membina mereka.

"Jumlah mereka sekarang puluhan, ada yang menjajakan secara eceran dan freelance," jelasnya.

TPD juga bekerja sama dengan kelompok-kelompok pendampingan lainnya untuk mengawasi keberadaan WTS ini.

"Keberadaan mereka sekarang cenderung liar dan tak terorganisir, jadi Dinsos Kota Semarang harus berkomunikasi dengan kelompok-kelompok pendamping yang lain," katanya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Bambang H Irwanto
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES