Pendidikan

Lia Isthifama Raih Gelar Doktor

Selasa, 04 Agustus 2020 - 11:29 | 66.62k
Lia Istifhama saat ujian terbuka Program Doktoral UIN Sunan Ampel Surabaya. (foto: Dok. Pribadi)
Lia Istifhama saat ujian terbuka Program Doktoral UIN Sunan Ampel Surabaya. (foto: Dok. Pribadi)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Salah satu figur perempuan millenial Surabaya, Lia Istifhama, telah berhasil menunjukkan ikhtiarnya menyelesaikan tugas akhir Program Doktoral UIN Sunan Ampel Surabaya. Putri almarhum KH Masykur Hasyim tersebut mengungkapkan rasa syukurnya telah menjadi doktor ke-591 dari salah satu kampus terbaik Indonesia.

"Alhamdulillah, ini bukan persoalan tinggi hati dengan sebuah gelar. Melainkan ini semua adalah pencapaian yang tidak mudah. Proses yang harus dilalui sangat panjang dan membutuhkan konsentrasi tinggi. Disertasi sebagai pamungkas studi, harus bisa memberikan kontribusi teoretis yang nyata dan penting untuk menjadi sebuah penemuan penelitian," ungkapnya, Selasa (4/8/2020).

Lia-Isthifama-2.jpg

Figur Nahdliyyin yang juga ketua DPP Perempuan Tani Jatim tersebut, menjelaskan alasan pemilihan disertasinya.

"Concern penelitian ini adalah bagaimana kita dapat mengetahui peluang bagi pasar tradisional untuk dapat bertahan," imbuhnya.

Pentingnya mengetahui tersebut, lanjut Lia, karena pasar tradisional adalah potret usaha rakyat dan merupakan bentuk at-tawaazun (keseimbangan) dalam perdagangan agar tidak selalu dimonopoli kaum kapitalis.

Setting penelitian sendiri dilakukan di Pasar Soponyono, Rungkut, karena pasar tersebut berada di bawah yayasan sebuah masjid, yaitu masjid Tholabuddin.

Profit dari pasar diperuntukkan bukan hanya operasional pasar, melainkan juga pengembangan masjid, lembaga pendidikan, dan zakat-sodaqoh.

Dari sisi pedagang sendiri, memiliki karakter modal sosial tinggi, yaitu 'amaanah (trust, kepercayaan), ukhuwwah Islamiyyah (networks, jaringan sosial), dan at-ta'aawun (reciprocal, aksi saling menolong).

Modal sosial tersebut menjadi strategi jaringan yang sangat penting untuk digunakan sebagai strategi bisnis karena kelemahan modal ekonomi dapat ditunjang dengan modal sosial.

lia-istifhama-3.jpg

"Ini pengejawantahan teori keterlekatatan sosio-ekonomi Mark Granovetter," jelas alumnus Magister UIN Sunan Ampel yang meraih nilai 3,80 pada 2013 lalu.

Adapun yang menjadi dewan penguji dalam ujian terbuka pada Senin (3/8/2020) kemarin adalah Prof. Dr. H. Aswadi, M.Ag; Dr. H. M. Lathoif Ghozali, MA; Prof. Dr. H. Burhan Djamaluddin, MA; Dr. Sirajul Arifin, MEI; Prof. Dr. H. Babun Suharto, MM; Dr. H. Iskandar Ritonga, M.Ag; Dr. Mugiyati, MEI.

Promotor yang mendampingi Ketua III STAI Taruna Surabaya tersebut, adalah Prof. Burhan Djamaluddin dan Dr. Sirajul Arifin.

Keduanya menekankan pentingnya menemukan kebaruan data, implikasi teori dan bentuk modal sosial yang secara nyata memang menjadi penguat ketahanan usaha pedagang.

Hadir sebagai Ketua penguji, Direktur PPS UINSA menekankan pentingnya merelevansikan modal sosial dengan etika sosial. Sedangkan penguji utama, yaitu Prof. Babun menekankan pentingnya validitas data dalam penelitian.

Pakar ekonomi Islam, yaitu Dr. Iskandar Ritonga dan Dr. Mugiyati lebih menekankan identitas penting dari setting penelitian dan metodologi.

Sedangkan sekretaris penguji, Dr. Lathoif, mengambil penekanan dalil naqli dalam unsur modal sosial. Semua penekanan yang menjadi pertanyaan selama berlangsungnya ujian terbuka, berhasil dijawab oleh pronovendus Lia Istifhama.

"Meraih program doktoral  adalah bukti keseriusan mbak Lia Istifhama meluangkan waktu mentuntaskan kewajiban menyelesaikan studi ditengah aktivitasnya," ungkap Dr Sirajul Arifin dalam sambutan penutupnya setelah pengukuhan Gelar Doktoral yang langsung disampaikan oleh Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya, Prof. Dr.  H. Aswadi, M.Ag. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES