Pendidikan

Demi Nebeng Handphone Buat Belajar Daring, Siswa di Brumbun, Madiun Rela Seberangi Sungai

Senin, 03 Agustus 2020 - 09:21 | 147.59k
Untuk ke rumah temannya demi nebeng handphone, Wahyu harus menyeberang Kali Catur. (Foto: Aditya Candra/TIMESIndonesia)
Untuk ke rumah temannya demi nebeng handphone, Wahyu harus menyeberang Kali Catur. (Foto: Aditya Candra/TIMESIndonesia)

TIMESINDONESIA, MADIUN – Ketika siswa lain cukup berada di rumah untuk mengikuti pembelajaran daring, tidak begitu dengan Wahyu Agus Nurtino.  Siswa kelas 6 SDN Brumbun, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, Jawa Timur harus menempuh perjalananan cukup jauh untuk nebeng handphone (HP) milik temannya.

"Setiap 3 hari sekali untuk mengerjakan tugas harus ke rumah teman, karena saya tidak punya HP," ujar Wahyu saat ditemui oleh TIMES Indonesia di kediamannya.

Belajar-Daring-2.jpg

Wahyu berjalan kaki ke rumah temannya di Dusun Malang, Desa Brumbun. Meskipun hanya berbeda dusun, tetapi Wahyu memilih menyeberang Kali Catur untuk mempersingkat jarak tempuh.

"Sebenarnya ada jalan lain lewat saluran irigasi tapi lebih jauh karena memutar. Lebih dekat lewat sungai ," ujar Wahyu.

Saat sedang surut seperti saat ini, Kali Catur yang merupakan sungai besar di wilayah Kecamatan Wungu cukup dilewati. Hanya saja, Wahyu harus berhati-hati menapaki bebatuan sungai yang licin agar tidak terjatuh.

Belajar-Daring-3.jpg

"Wahyu sering ke rumah untuk mengerjakan tugas dengan anak saya. Agak was-was juga kalau dia lewat sungai. Makanya kalau pulang saya antar," kata Doni Tulus Prasetyo orang tua Arya Agustya Pratama  teman satu sekolah Wahyu.

Wahyu adalah anak dari pasangan Slamet Nursanto yang memiliki keterbatasan fisik dan Solikaten yang tidak bisa membaca dan menulis. Keterbatasan ekonomi membuat kedua orang tuanya tidak mampu membelikan anaknya HP untuk belajar daring di rumah.

"Saya hanya bekerja sebagai buruh serabutan. Sekarang ini baru bekerja setelah 2 bulan menganggur," tutur Slamet Nursanto ayah Wahyu.

Sebagai orangtua, Slamet yang tinggal ingin membelikan HP agar anaknya tidak perlu berjalan jauh ke rumah temannya. Tetapi saat ini kondisi ekonomi belum memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan itu.

Belajar-Daring-4.jpg

"Alhamdulillah masih bisa makan tetapi untuk membelikan HP Wahyu sementara ini masih belum bisa," ujar Slamet.

Pria 50 tahun yang tinggal di Dusun Sukorejo RT 01/RW 01 Desa Brumbun, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun itu berharap anaknya tetap bisa mengikuti pembelajaran daring seperti siswa lainnya. Meskipun belum memiliki handphone dan harus belajar di rumah temannya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Bambang H Irwanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES