Peristiwa Daerah

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo Sebut Efek Pandemi Covid-19 Picu Tingkat Kehamilan

Sabtu, 01 Agustus 2020 - 19:56 | 46.24k
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardyo. (FOTO: UNY for TIMES Indonesia)
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardyo. (FOTO: UNY for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menyatakan efek pandemi Covid berupa work from home (WFH) disinyalir kuat memicu angka kehamilan.

“Intensitas hubungan suami istri lebih sering karena terus-menerus di rumah,” kata Hasto disela penerimaan gelar Doktor Honoris Causa di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sabtu (1/8/2020).

Hasto menyatakan angka kehamilan semakin tinggi di kelompok masyarakat kelas bawah dengan pendidikan dan berpenghasilan rendah. Menurutnya, kondisi ini menjadikan angka kehamilan di Indonesia menjadi unik.

“Di Indonesia, siapa yang banyak hamil dan banyak anak adalah mereka yang dalam kesehariannya menderita. Penyebabnya, mereka tidak paham atau tidak memiliki pengetahuan tentang kehamilan," kata dia.

Secara nasional, selama tiga bulan awal pandemi yaitu pada Maret - Mei, angka penggunaan alat kontrasepsi turun. Sebanyak 10 persen dari penduduk pasangan nikah atau sekitar 36 juta tidak lagi menggunakan alat kontrasepsi.

Dari angka itu, kehamilan diperkirakan terjadi sebesar 15 persen. "Mungkin pada kisaran angka 400-500 ribu kehamilan baru," ujarnya.

Menurut Hasto, untuk memperlambat laju angka kehamilan di masa pandemi, BKKBN meluncurkan program 'Pelayanan KB Sejuta Akseptor' secara serentak pada 29 Juni. Program ini menyasar 20 pasangan di tiap desa di Indonesia. Dengan jumlah desa mencapai 70.400 desa, Hasto mengatakan saat ini program tersebut telah menyasar 1,4 juta akseptor dalam sehari pelayanan.

BKKBN juga sedang menggagas konsep pembelajaran mengenai reproduksi yang akan diterapkan ke remaja untuk mencegah kehamilan dini. Mengenai apa-apa saja yang bisa disampaikan ke remaja, baik dalam pendidikan formal maupun non-formal sedang digodok. Ini penting untuk menyelamatkan generasi di masa depan," jelas Hasto Wardoyo. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES