Pendidikan

Tumbuhkan Kemandirian Ekonomi, Hasto Wardyo Dapat Gelar Doktor Honoris Causa dari UNY

Sabtu, 01 Agustus 2020 - 19:22 | 28.16k
Rektor UNY Sutrisna Wibawa (tengah) ketika mengukuhkan Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa. (FOTO: UNY for TIMES Indonesia)
Rektor UNY Sutrisna Wibawa (tengah) ketika mengukuhkan Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa. (FOTO: UNY for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo dianugerahi gelar Doktor Kehormatan Doktor Honoris Causa bidang teknologi dan pemberdayaan masyarakat vokasional oleh Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sabtu (1/8/2020). Mantan Bupati Kulonprogo, DIY yang memiliki Program 'Bela dan Beli Kulonprogo' dinilai mampu menumbuhkan kemandirian ekonomi masyarakat.

Dalam penganugerahan gelar Honoris Causa itu, Hasto dinilai saat menjadi Bupati Kulonprogo selama dua periode sejak 2011 hingga 2019 banyak menorehkan prestasi. Pemberian gelar ini dipromotori dua dosen UNY, yaitu Mohammad Bruri Triyono dan Marsigit.

Dalam pidatonya, Triyono mengatakan gerakan 'Bela dan Beli Kulonprogo' yang dicanangkan Hasto adalah gerakan mengubah pola pikir, pola sikap, pola kerja bagi birokrasi, perangkat desa, dan masyarakat agar lebih produktif, sederhana, dan saling kerjasama dalam bidang usaha.

Program itu dinilai memacu tumbuhnya jiwa wirausaha di keluarga dan masyarakat. "Program ini melahirkan kecepatan respons pemanfaatan era digital di bidang perdagangan dan pendidikan. Pemberdayaan melalui teknologi dinilai menjadi langkah penting selama kepemimpinan promovendus," ujarnya.

Program 'Bela-Beli Kulonprogo' dinilai mampu melahirkan semangat keluar dari kondisi kurang produktif  dan menjadi mandiri, sehingga meningkatkan minat pada pendidikan vokasional masyarakat Kulonprogo.

Saat penganugerahan gelar, Hasto membacakan pidato berjudul 'Peran Pendidikan Vokasional untuk Mewujudkan Kemandirian di Bidang Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten Kulonprogo'. Hasto memaparkan program 'Bela-Beli Kulonprogo' dilahirkan untuk membangun semangat membangun daerah melalui kemandirian ekonomi.

“Ide, gagasan, atau inovasi ini lahir dari penghanyatan terhadap permasalahan kemiskinan semasa menjabat. Kata kunci program ini adalah mengubah paradigma karena ini menjadi perubahan revolusioner," kata Hasto.

Hasto mencatat, selama pelaksanaan program ini, angka kemiskinan Kulonprogo turun 6,23%, yakni dari 23,62% pada 2011 menjadi 17,39% di tahun 2019.

Penurunan angka kemiskinan diikuti penurunan indeks kedalaman kemiskinan (Poverty Gap Index-P1) dari 3.89% di 2012 menjadi 2,4% pada 2018. Indeks keparahan kemiskinan (Poverty Severity Index-P2) turun dari angka 1 pada 2012  menjadi 0,56 pada 2018.

Rektor UNY Sutrisna Wibawa mengatakan Hasto mampu memajukan pendidikan dan pemberdayaan masyarakat melalui berbagai program peningkatan ekonomi.

“Kemandirian Kulonprogo menjadi pengalaman terbaik yang bisa ditularkan Hasto Wardoyo ke tingkat nasional. Kemandirian ekonomi menjadi fokus bangsa kita ke depan," ujar rektor UNY. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES