Peristiwa Daerah

Jaga Air Baku di Batam, BPPT Lakukan Modifikasi Cuaca

Jumat, 31 Juli 2020 - 20:47 | 31.92k
Tim TMC BPPT saat akan melakukan modifikasi cuaca. (Foto: BPPT for TIMES Indonesia)
Tim TMC BPPT saat akan melakukan modifikasi cuaca. (Foto: BPPT for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BATAMBPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) kembali melaksanakan modifikasi cuaca di wilayah Batam untuk mengisi waduk Duriankang dan Muka Kuning. Pada  hari pertama,  volume hujan hasil TMC cukup signifikan  yaitu mencapai 4,44 juta meter kubik.

“Penerbangan terakhir di Batam pada akhir Juni, pesawat alami masalah teknis. Sehingga perlu perbaikan dan operasi TMC baru bisa dilanjutkan kembali pada 28 Juli kemarin. Target utama yaitu Waduk Duriankang dan Muka Kuning,  "ujar Tri Handoko Seto, Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC-BPPT) di Jakarta.

Operasi TMC di Batam, lanjut Tri Handoko Seto, memiliki arti penting karena menyangkut kepentingan sangat vital yaitu ketersediaan air baku bagi masyarakat termasuk industri.  "Suplai air di Batam itu hanya bersumber dari waduk saja, "ujarnya.

Sutrisno, Pelaksana Harian Kepala BBTMC mengatakan  perbaikan instrument pesawat Piper Cheyenne II PK-TMC milik BPPT tersebut tidak bisa dilakukan di lapangan.

"Instrument harus dibawa ke MRO (Maintenance Repair Overhaul) yang ada di Jakarta untuk dilakukan perbaikan.  Luas area target yang relatif sempit dan karakteristik pertumbuhan awan yang cepat pertumbuhannya di  wilayah Batam memang butuh pesawat kecil yang mampu terbang lincah,"paparnya.

Fikri Nur Muhammad, Koordinator BBTMC-BPPT Posko Batam mengatakan tim TMC mulai mengudara melaksanakan penyemaian awan di wilayah Batam pada Selasa. "Total volume air hujan yang terpantau hasil TMC kemarin 4,44 juta meter kubik, "ujarnya.

Badan Pengusahaan (BP) Batam  mencatat tinggi muka air waduk pada Rabu lalu untuk Waduk Duriankang capai 4,36 m dpl dan Waduk Muka Kuning capai 21,38 m dpl.

Khusus operasi TMC di Batam, tim TMC menggunakan bahan semai flare yang dibakar dan ditembakkan pada target awan.  Jumlah flare yang dibawa untuk operasi TMC kali ini sebanyak 176 tabung.  Sementara Posko TMC dipusatkan di Bandara Hang Nadiem.

"Flare jauh lebih efisien tidak perlukan puluhan ton garam, namun diperlukan pesawat khusus, "ujar Fikri Nur Muhammad. 

Operasi TMC di Batam diagendakan hingga 14 hari kedepan. Sebelumnya, selama 15 hari pelaksanaan TMC di Batam, hasil analisis data curah hujan TRMM (Tropical Rainfall Measuring Mission) menunjukkan volume hujan mencapai 79, 26 juta meterkubik. Operasi TMC BPPT di Batam terutama dalam hal modifikasi cuaca pertama kali dilaksanakan untuk pengisian waduk-waduk di Batam yang mengalami kekeringan akibat musim kemarau tahun lalu yang cukup panjang. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES