Ekonomi

Strategi Pemulihan Ekonomi Jatim di Tengah Pelemahan Akibat Covid-19

Jumat, 31 Juli 2020 - 19:45 | 60.19k
Ilustrasi pelemahan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Ilustrasi pelemahan ekonomi akibat pandemi Covid-19.

TIMESINDONESIA, SURABAYAStrategi pemulihan ekonomi Jatim di tengah pandemi covid-19 dilakukan pada beberapa jalur seperti jalur fiskal, perbankan/moneter, perdagangan, dan produksi.

Hal ini disampaikan Ahmad Erani Yustika, Staf Presiden Bidang Ekonomi, Jumat (31/7/2020). Menurutnya, pertumbuhan ekonomi di Jatim selalu berada di atas pertumbuhan ekonomi Nasional. Tri wulan 1 pertumbuhan ekonomi Jatim pada tahun 2020  mengalami penurunan sampai 3,04 persen.

“Sektor yang menyumbang pertumbuhan ekonomi di Jatim paling banyak adalah jasa kesehatan dan kesejahteraan sosial serta informasi dan komunikasi, sedangkan dari pengeluaran disumbang oleh konsumsi pemerintah dan ekspor,” ujar Ahmad Erani Yustika.

Jumlah penduduk di Jatim pada tahun 2019 sebesar 36,7 juta jiwa dan terus merangkak naik dengan laju pertumbuhan sebesar 0,64 persen. Stimulus fiskal biaya penanganan Covid-19 dianggarkan sebesar Rp. 686,20 Triliun (T) dengan rincian sektor kesehatan mendapatkan anggaran sebesar 87,55 T, perlindungan sosial sebesar 203,90 T, insentif usaha sebesar 120,61 T, UMKM 123,46 T, pembiayaan korporasi sebesar 44,57 T, dan sectoral K/L serta Pemda sebesar 106,11 T.

“Kondisi perbankan di Jatim sendiri pada bulan Januari 2020 mengalami pertumbuhan kredit sebesar 1,89 persen (yoy) lebih rendah dari pertumbuhan kredit nasional sebesar 6 persen (yoy). Sementara pertumbuhan DPK di Jatim mencapai 7,2 persen lebih tinggi dari pertumbuhan DPK nasional sebesar 6,8 persen. Jadi kondisi likuiditas perbankan Jatim sebenarnya relatif longgar,” tambah Ahmad.

Ahmad menambahkan, strategi pemulihan ekonomi Jatim dilakukan pada beberapa jalur seperti jalur fiskal, perbankan/moneter, perdagangan, dan produksi.

“Pada jalur fiskal sendiri bisa fokus pada proteksi sosial seperti pada daya beli masyaraakat. Selanjutnya memitigasi jumlah penduduk miskin, realokasi anggaran untuk UMKM, memberikan insentif usaha seperti perluasan lapangan kerja dan peningkatan kualitas tenaga kerja,” jelas Ahmad.

Ahmad menjelaskan, di jalur perbankan bisa dilakukan dengan fokus membantu sektor yang paling terdampak, mempermudah proses restrukturisasi kredit dengan memberikan target pada setiap bank. Kemudian juga afirmasi pada sektor basis (pertanian) dan UMKM.

Pada jalur perdagangan, akses digitalisasi bagi para pelaku UMKM perlu digalakan. Rantai pasok dan sektor logistik, dan memberikan informasi pasar yang eksesif. Jalur produksi dilakukan dengan mendukung sektor pangan atau pertanian dengan mengoptimalkan dana desa. Penciptaan nilai tambah pada sektor manufaktur dan mengagendakan demokrasi ekonomi pada sektor modal, tanah, dan tenaga kerja. 

 Sebagai informasi, dampak Covid-19 merambah berbagai sektor ekonomi di Jawa Timur. Sektor sekunder seperti manufaktur global dan sektor tersier seperti pendidikan, industri keuangan, dan sektor pariwisata mengalami imbas yang paling banyak, yakni 98 persen.

Sedangkan di sektor primer seperti pertanian global turun senilai 20 persen dan harga minyak dunia pun menurun drastis.  Dilansir dari Oxford Economics, proyeksi pertumbuhan ekonomi Asia Pasifik di negara Indonesia pada tahun 2020 sejumlah -2 persen, sedangkan pada tahun 2021 naik sejumlah 6 persen. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES