Peristiwa Daerah

Busana Tambal Sewu, Menginspirasi Desain Baju Khas Lamongan

Jumat, 31 Juli 2020 - 19:41 | 129.26k
Ritual penyucian Busana Tambal Sewu yang berada di rumah sang pewaris, di Desa Sambilan, Kecamatan Mantup, Lamongan, Jumat (31/7/2020). (Foto: Disparbud Lamongan for TIMES Indonesia)
Ritual penyucian Busana Tambal Sewu yang berada di rumah sang pewaris, di Desa Sambilan, Kecamatan Mantup, Lamongan, Jumat (31/7/2020). (Foto: Disparbud Lamongan for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Bulan Dzulhijjah dalam kalender Islam, menjadi bulan yang sakral bagi masyarakat Desa Sambilan, Kecamatan Mantup, Kabupaten Lamongan. Di bulan ini, tepat di setiap tanggal 10 Dzulhijjah, menjadi momen penyucian Busana Tambal Sewu

Ya, menjadi ritual yang sudah turun temurun Busana Tambal Sewu tiap tahun selalu dibuka untuk kemudian disucikan dengan diberi minyak wangi dan bunga oleh pewarisnya.

Dalam prosesi tiap tahunnya, banyak warga sekitar yang memanfaatkan momen ini untuk ngalap berkah dengan berkirim doa ke Mbah Golijah, pemakai Busana Tambal Sewu. Untuk diketahui, Mbah Golijah merupakan istri Mbah Sambilan, tokoh pembuka Desa Sambilan, Kecamatan Mantup.

Ritual-Busana-Tambal-Sewu.jpg

Mbah Slamet, pewaris Busana Tambal Sewu menceritakan Busana Tambal Sewu ini dulu merupakan pakaian yang dikenakan Mbah Golijah. Untuk menjaga kesucian dari pakaian tersebut, setiap bagian dari pakaian yang kotor, selalu dipotong kemudian dibuang dan diganti atau ditambal dengan kain baru yang masih bersih dan suci.

"Karena saking banyaknya tambalan kain yang menempel di pakaian, disebutlah nama busana tambal sewu yang dikenal sampai sekarang," kata Mbah Slamet, Jumat, (31/7/2020). 

Sebagai pewaris, Mbah Slamet mengaku mendapatkan wejangan dari para pendahulunya untuk senantiasa merawat busana tersebut hingga saat ini.

Ritual-Busana-Tambal-Sewu-a.jpg

"Warna asli busana tersebut tidak terlihat lagi, karena banyaknya tambalan yang ada berwarna-warni. Sekarang kondisi busananya sudah lapuk dan tidak bisa terlihat wujud aslinya," ujar Mbah Slamet.

Sementara itu M. Alamudin, Kabid Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Lamongan, mengatakan, Busana Tambal Sewu ini menjadi salah satu inspirasi dari terciptanya Baju Khas Lamongan (BKL).

"BKL sudah ditetapkan Pemerintah Kabupaten Lamongan pada tahun 2019 lalu," ucap Udin sapaan akrab M. Alamudin.

Penetapan itu, dikatakan Udin sebagai wujud pelestarian peninggalan Lamongan masa lalu. "Yang ternyata memiliki nilai warisan sangat tinggi seperti Busana Tambal Sewu ini," tuturnya. 

Selain itu, tambah Udin, filosofi Busana Tambal Sewu ini bisa mengilhami masyarakat Lamongan. "Tentang bagaimana manusia harus menjaga kesucian dirinya termasuk pakaian yang menempel di tubuh, kesucian ini merupakan bagian dari modal kedekatan manusia pada Tuhan-nya," katanya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES