Kopi TIMES

Menghidupkan Pariwisata di Era New Normal

Jumat, 31 Juli 2020 - 20:31 | 234.96k
Isnan Nursalim, S.Sos, Peminat Kajian Pariwisata, Alumni Sosiologi Universitas Mataram.
Isnan Nursalim, S.Sos, Peminat Kajian Pariwisata, Alumni Sosiologi Universitas Mataram.

TIMESINDONESIA, MATARAM – Pandemi Covid-19 telah berdampak serius dan merusak hampir seluruh sendi kehidupan masyarakat. Tidak hanya masalah di ranah medis semata, namun dampaknya juga merambat ke ranah sosial, budaya, maupun perekonomian.

Industri pariwisata menjadi sektor yang paling merasakan dampaknya dan terpuruk akibat Pandemi Covid-19. Pasalnya selama ini industri pariwisata hanya mengedepankan pelayanan kepada wisatawan.  Sedangkan aktivitas wisata harus terhenti akibat mobilitas masyarakat selama pandemi yang dibatasi. 

Padahal sebelumnya pariwisata Indonesia sedang mengalami tren pertumbuhan yang positif. Hadirnya Pandemi Covid-19 secara nyata telah mengganggu aktivitas pariwisata. Maskapai penerbangan dari luar negeri berhenti beroperasi, larangan berwisata, penutupan destinasi wisata adalah beberapa dampak yang dirasakan oleh industri pariwisata. Hal ini tentu menciptakan efek domino terhadap sektor lain yang bersinggungan dengan industri pariwisata. Hotel, cafe, toko souvenir, travel, tour guide dan pelaku wisata lainnya. 

New Normal

Pariwisata yang saat ini tengah mengalami turbulensi akibat Covid-19 perlu dilakukan langkah-langkah yang sigap dan jeli dalam melihat setiap peluang. Covid-19 harus dilihat sebagai peluang untuk mempersiapkan dan menata ulang setiap destinasi wisata. Menerima kondisi sembari memunculkan celah potensi baru seiring upaya melindungi kesehatan publik harus dilakukan. Sehingga ketika Pandemi berakhir, kepak sayap pariwisata Indonesia kembali terbang bebas dibidik oleh para pelancong. Guna menyongsong new normal maka sektor pariwisata harus dipersiapkan secara matang. Mulai dari kedatangan wisatawan, kunjungan ke destinasi hingga kembali harus dipastikan kesehatannya.

Keselamatan dan kesehatan wisatawan serta masyarakat sekitar destinasi tentu menjadi prioritas. Sehingga perekonomian warga pada sektor pariwisata kembali berputar dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan yang ada.

Setelah beberapa bulan sempat terhenti kini beberapa destinasi wisata mulai ancang-ancang mempersiapkan pariwisata di era new normal. Namun tak sedikit pula destinasi wisata yang mencuri start terlebih dahulu dalam membuka aktivitas wisata. Lantaran dampak yang diderita sudah semakin memburuk, sehingga para pelaku pariwisata terpaksa membuka destinasi wisatanya. Meski demikian, mengedepankan keselamatan dan kesehatan pengelola beserta wisatawan haruslah dikedepankan.

Dengan demikian, maka kondisi perekonomian akan kembali menggeliat dan perlahan menjadi normal kembali. Pariwisata sebagai salah satu mesin penggerak perekonomian juga tengah menyongsong pariwisata pascapandemi. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif saat ini tengah menggodog protokol kesehatan yang ketat dan aman guna mempersiapkan hal tersebut.

Kondisi ini akan membawa pariwisata menuju kondisi yang baru atau disebut new normal. Keamanan, kenyamanan dan kebersihan tentu harus dikedepankan dalam menyongsong new normal pariwisata pascapandemi. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mencanangkan konsep new normal sebagai upaya untuk membangkitkan kembali gairah wisata di Indonesia.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengeluarkan program Cleanliness, Health, and Safety (CHS) yang menjadi pedoman bagi pelaku wisata untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada wisatawan. Beberapa faktor yang harus diperhatikan oleh pelaku wisata adalah pembersihan ruang dan barang publik dengan disinfektan, serta ketersediaan cuci tangan, sabun dan tempat sampah bersih. Melalui cara ini diharapkan sektor pariwisata dapat kembali menggeliat tanpa mengesampingkan bahaya virus Corona. 

Protokol Kesehatan

Menerapkan protokol kesehatan sangat penting dilakukan dalam melakukan aktivitas di ruang publik; misalnya dalam berwisata. Hal ini mutlak dilakukan demi mejaga diri dan orang lain dari paparan virus Corona. Kesehatan dan keselamatan wisatawan serta masyarakat sekitar destinasi wisata merupakan hal yang sangat penting. Sehingga jangan sampai niat hati ingin berwisata justru menjadi malapetaka karena terinfeksi virus Corona. Berwisata dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat tentu baik untuk menggerakan perekonomian yang sempat lesu. Selain itu bagi wisatawan, berwisata juga dapat menghilangkan stres, penat dan kebosanan selama pembatasan sosial yang sudah berlangsung. 

Sektor pariwisata yang selama ini menjadi andalan dalam menggulirkan perekonomian warga sempat tersendat akibat pandemi. Setelah memasuki new normal, pariwisata kembali dipersiapkan untuk dibuka kembali. Kembali dibukanya aktivitas wisata tentu menjadi angin segar bagi pelaku wisata maupun warga sekitar. Namun pengelola objek wisata harus mengantisipasi apabila terjadi penumpukan jumlah wisatawan.

Sehingga beberapa opsi harus disipakan apabila hal ini terjadi. Misalnya dengan membatasi jumlah kunjungan bagi wisatawan yang berkunjung. Dengan membatasi wisatawan yang berkunjung maka social dan physical distancing diharapkan tetap terjaga. Bagi wisatawan yang tidak mematuhi protokol kesehatan maka tidak diperkenankan masuk. Setiap destinasi juga harus menyediakan wastafel dan melakukan pengecekan suhu tubuh bagi setiap pengunjung. Sehingga dapat mencegah terjadinya penularan virus Corona.

Wisatawan Domestik

Dalam jangka pendek, pelaku pariwisata Indonesia bisa fokus menggarap wisatawan domestik, sembari menunggu kebijakan negara-negara lain untuk melonggarkan kebijakan lockdown dan membuka jalur wisata. Wisatawan domestik bisa menjadi target pasar yang potensial untuk memulihkan industri pariwisata Indonesia. Wisatawan domestik patut dibidik oleh pelaku wisata sebab animo masyarakat dalam berwisata cukup tinggi. Selain itu, jumlah penduduk Indonesia yang cukup banyak menjadi angka yang potensial untuk melakukan perjalanan wisata. 

Beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh pelaku wisata dalam menggaet wisatawan lokal diantaranya dengan memberikan paket-paket wisata yang menarik. Paket-paket wisata ini harus disesuaikan dengan minat wisatawan lokal. Selain paket wisata, berbagai promo yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung juga patut dicoba. Memberikan promo dengan harga yang terjangkau mulai dari perjalanan, akomodasi hingga layanan wisata.

Guna mengantisipasi animo masyarakat yang tinggi  sehingga mengakibatkan penumpukan orang disuatu tempat maka promo harus dilakukan secara terbatas. Promo secara terbatas dibeberapa destinasi wisata bisa menjadi alternatif yang bisa diambil. Upaya ini juga harus didukung oleh berbagai pihak dalam mengungkit kembali denyut pariwisata yang sempat terhenti. 

Terakhir yang paling penting adalah memberikan kepastian rasa aman dan nyaman kepada wisatawan. Pelayanan wisata harus mengedepankan faktor keselamatan dan kesehatan. Pelaku wisata bisa berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 di daerah dan rumah sakit. Upaya ini juga harus didukung oleh wisatawan untuk terbiasa menggunakan masker, mencuci tangan, serta menerapkan protokol kesehatan yang ketatat. 

***

*)Oleh : Isnan Nursalim, S.Sos, Peminat Kajian Pariwisata, Alumni Sosiologi Universitas Mataram.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

***

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES