Politik

elektabilitas Lia Istifhama di Pilwali Surabaya Libas Azrul Ananda

Kamis, 30 Juli 2020 - 23:59 | 105.48k
Ketua Tim Pemenangan Lia Istifhama, Yusub Hidayat. (Foto: Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Ketua Tim Pemenangan Lia Istifhama, Yusub Hidayat. (Foto: Lely Yuana/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Popularitas Azrul Ananda sebagai salah satu kandidat pendamping Machfud Arifin di Pilwali Surabaya 2020 mulai meroket belakangan ini. Namun rupanya kehadiran Presiden Persebaya tersebut tidak membuat gentar Tim Pemenangan Lia Istifhama.

Nama Azrul sendiri disodorkan oleh Partai NasDem.

Menjelang pertengahan musim, pertarungan Pilwali Surabaya 2020 memang semakin memanas. Kendati beberapa calon PDI Perjuangan masih menunggu keputusan DPP dengan penuh harap cemas. 

Yusub-Hidayat-b.jpg

Nama-nama bakal lawan Machfud Arifin sebagai satu-satunya figur pemborong rekom mulai bermunculan. Mulai Eri Cahyadi hingga Whisnu Sakti Buana. Sementara bakal calon perseorangan menurut prediksi pengamat tidak bakal menjadi sandungan berarti. 

Popularitas yang dimiliki oleh para calon terbilang luar biasa. Namun perlu diperhitungkan pula, elektabilitas merupakan kunci utama memenangkan suara. Sementara salah satu pendongkrak elektabilitas adalah kehadiran tokoh pendamping yang tepat.

Ketua Tim Pemenangan Lia Istifhama, Yusub Hidayat, memastikan jika popularitas para calon belum tentu satu garis lurus dengan akseptabilitas dan elektabilitas. 

Yusub menjelaskan, jika angka ideal akseptabilitas hanya dimiliki oleh Eri Cahyadi dan Machfud Arifin. Sementara skor ideal akseptabilitas umumnya harus mencapai 95 persen. Karena tingkat akseptabilitas menentukan seseorang  mempunyai kekuatan memilih. 

Maka, calon harus memiliki popularitas dan akseptabilitas yang luar biasa untuk meraih elektabilitas tinggi. 

"Beberapa faktor pendongkrak elektabilitas calon wali kota antara lain dukungan suara dari calon wakil wali kota," terang Yusub, Kamis (30/7/2020). 

Yusub yakin jika kekuatan elektabilitas Lia Istifhama menyentuh angka 95 persen dibanding calon lainnya. 

Yusub-Hidayat-c.jpg

"Angka ini cukup ideal karena saya melihat bahwa Lia mampu melakukan komunikasi politik kepada semua kalangan dibanding calon lain," ucapnya. 

Lia Istifhama dinilai ulung melakukan komunikasi politik karena memiliki kedekatan dengan aspek sosiologis. 

"Saya melihat bahwa pertarungan ini adalah bagaimana bisa mengambil wakil yang cukup ideal. Ini ada di Ning Lia. Pertama, Ning Lia popularitasnya bagus dibarengi akseptabilitas bagus sehingga timbul elektabilitas yang cukup dominan," sambungnya. 

Lantas apakah Ning Lia, sapaan akrab Lia Istifhama tak keder saat berhadapan dengan Azrul Ananda? Mengingat beberapa waktu lalu Tim Lia Istifhama sempat bersilaturahmi kepada Machfud Arifin. Kendati tidak menutup kemungkinan mencuri perhatian PDIP. Belum lagi popularitas Azrul Ananda cukup populer di Surabaya. 

"Kalau ada yang mengatakan bahwa Ning Lia di bawah Azrul itu perlu dipertanyakan. Dari sisi mana, kalau popularitas oke. Tapi kalau akseptabilitas dan elektabilitas itu kan belum tentu," tandasnya. 

Dia menegaskan, Ning Lia memiliki visi misi yang jelas. Bahkan tak tanggung-tanggung, Yusub mengatakan jika pihaknya telah mempersiapkan logistik dengan nilai cukup fantastis. 

"Kita bukan hanya modal dengkul namun bagaimana ketika ada partai atau calon yang mengajak, kita sudah siap logistik dan keuangan yang sangat luar biasa," ujar Yusub. 

Namun ia tak menampik jika tren popularitas Azrul menanjak. 

"Maka dari itu semua banyak orang mengatakan bahwa wakil ini ada tren di angka yang bagus Azrul. Saya bilang oke secara popularitas boleh, tapi secara elektabilitas Azrul masih di bawah Ning Lia," ucap Yusub Hidayat. 

Bahkan posisi Azrul Ananda sebagai Presiden Bonek juga tidak akan mempengaruhi Lia Istifhama. Karena menurut Yusub, Bonek bukanlah komoditi. Bonek milik semua orang pecinta Persebaya. Apalagi melihat sudah sekian tahun perjalanan, Bonek tidak akan terpengaruh secara politik. 

"Walau dia (Azrul Ananda) menjadi Presiden Bonek, belum tentu orang Bonek memilih. Karena Bonek bukan fanatik kepada seorang tapi fanatik kepada Persebaya dan permainan Persebaya yang cukup bagus. Artinya Machfud Arifin harus tetap mempertimbangkan hasil survei elektabilitas Lia Istifhama ini," kata Yusub mengenai elektabilitas di Pilwali Surabaya 2020(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Surabaya

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES