Peristiwa Daerah

LSM Dukung Polresta Banyuwangi Ungkap Penganiayaan Dokter RSUD Blambangan

Kamis, 30 Juli 2020 - 18:34 | 49.47k
Lintas LSM menemui Kapolresta Banyuwangi. (FOTO: Agung Sedana/TIMES Indonesia)
Lintas LSM menemui Kapolresta Banyuwangi. (FOTO: Agung Sedana/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Sebanyak 26 Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Banyuwangi mendukung Polresta Banyuwangi untuk segera mengungkap kasus dugaan penganiayaan terhadap dokter RSUD Blambangan.

Lintas LSM ini merasa geram atas tindakan premanisme yang dilakukan oleh Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) yang dirasa sudah bertindak anarkis dan melawan hukum.

"Kita lintas LSM di Banyuwangi mendukung polisi untuk bersikap profesional. Hendaknya GMBI ini harus ditindak tegas," kata Eko Sukartono, perwakilan lintas LSM, Kamis (30/7/2020).

Mereka menilai, sejauh ini sudah banyak tindakan GMBI yang tergolong anarkis. Seperti melakukan perusakan atau perbuatan yang dinilai meresahkan masyarakat Banyuwangi.

"Sejauh ini semua sudah tau tindakan GMBI ini. Ada kasus Muncar, Kalipuro, bahkan arogansi di DPRD dan juga Kantor Dinas. Semuanya identik dengan anarkis," katanya.

Menyoal ancaman GMBI yang akan melakukan aksi dengan mengerahkan masa se-Jawa Timur, mereka mengaku siap untuk berdampingan bersama polisi dalam menjaga ketertiban di Banyuwangi.

"Tindakan mereka merusak citra Banyuwangi. Ya mohon maaf kalau nanti ada gerakan mereka berskala besar,  kami siap menghadang," jelas pria yang akrab disapa Mbah Eko itu.

Sementara itu, Kapolresta Banyuwangi berterimakasih kepada lintas LSM yang sudah mendukung pihak kepolisian.

"Terimakasih untuk rekan-rekan LSM yang sudah mendukung kami dalam penyelidikan dalam pengungkapan kasus ini. Kita sudah panggil saksi-saksi dan yang bersangkutan," kata Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Arman Asmara Syarifuddin.

Sejauh ini, atas dugaan penganiayaan dokter piket di RSUD Blambangan oleh LSM GMBI sudah dalam tahap pemeriksaan saksi. Sudah sekitar 10 orang saksi yang menjalani pemeriksaan, termasuk dr Indah Sri Lestari, direktur RSUD Blambangan.

Di sisi lain, usai diperiksa polisi, direktur RSUD Blambangan mengatakan mencium bau alkohol saat terjadi keributan pada Senin (27/7/2020) malam.

"Mereka nggak pakai masker, sehingga tercium bau alkohol. Akhirnya, dokter kami menegur dan memintanya untuk keluar ruangan terlebih dahulu," kata Direktur RSUD Blambangan, dr Indah usai menjalani pemeriksaan sebagai saksi di Polresta Banyuwangi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Banyuwangi

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES