Peristiwa Daerah

Viral Karena Pelecehan Se*sual Berkedok Riset, Begini Pengertian Fetish

Kamis, 30 Juli 2020 - 16:00 | 70.65k
ilsutrasi. (Desain: Dena/TIMES Indonesia)
ilsutrasi. (Desain: Dena/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYAFetish menjadi salah satu kata yang tengah trend di mesin pencarian. Kisah Fetish Kain Jarik dalam insiden pelecehan se*sual berkedok Riset yang diungkap oleh salah satu korban dari pria bernama Gilang pun membuat warganet penasaran dengan kata tersebut. 

Kisah Fetish Kain Jarik Berkedok Riset merupakan sebuah kasus pelecehan seksual yang melibatkan seorang mahasiswa bernama Gilang di Kota Surabaya. Korban Fetish pun awalnya, berkenalan dengan Gilang yang meminta pemilik akun untuk membungkus dirinya sendiri dengan kain jarik lalu difoto atau video dan dikirimkan pada Gilang. 

Pemilik akun juga diminta untuk membungkus orang lain dengan kain jarik seperti cara yang telah diperintahkan oleh Gilang.  Dalam kasus ini, Gilang beralasan aksi bungkus membungkus orang dengan kain jarik itu dilakukan untuk penelitian tugas akhir di kampusnya. 

Korban yang banyak berkomunikasi dan melakukan hal-hal yang diminta Gilang, menyadari bahwa ia telah mengalami pelecehan seksual. Kemudian sang korban pun mengungkap mereka pernah menjadi korban pelecehan seksual Gilang. 

Menurut penelusuran Fetish merupakan kelainan seksual. Informasi dari web MD, orang dengan fetish memiliki dorongan seksual yang berhubungan dengan benda mati. Seseorang yang mengidap kelaikan ini, akan menjadi terangsang secara seksual dengan memakai atau menyentuh objek. 

Objek festish bisa berupa pakaian, seperti pakaian dalam, sepatu wanita, atau lingerie. Fetish juga dapat menggantikan aktivitas seksual dengan pasangan atau dapat digunakan saat beraktivitas seksual dengan pasangan yang bersedia.

Gangguan terkait ini disebut sebagai parsialisme, yaitu fetish yang melibatkan gairah seksual oleh bagian tubuh, seperti kaki, payudara, atau pantat. 

Sedangkan informasi DSM-5, fetish disorder merupakan kondisi di mana terdapat ketergantungan yang terus-menerus atau berulang pada objek yang tidak hidup (seperti pakaian dalam atau sepatu hak tinggi) atau fokus yang sangat spesifik pada bagian tubuh (kebanyakan sering nongenital, seperti kaki) untuk mencapai gairah seksual. 

Melalui penggunaan objek ini, individu dapat memperoleh kepuasan seksual. Dalam versi DSM sebelumnya, fetish disorder yang berputar di sekitar bagian-bagian tubuh nongenital dikenal sebagai parsialisme; dalam versi terbaru, parsialisme disatukan menjadi kelainan fetisisme. 

Kelainan Festih ini banyak dialami oleh individu. Diagnosis kelainan fetish atau fetishistic disorder ini hanya diberikan jika ada stres atau tekanan yang menyertainya atau gangguan dalam bidang sosial, pekerjaan, atau bidang lainnya sebagai akibat dari fetish.

Orang-orang yang mengidentifikasi diri sebagai fetishists tetapi tidak melaporkan gangguan klinis terkait akan dianggap memiliki fetish tetapi bukan gangguan fetishistic. 

Benda fetish yang umum digunakan, diantarnya pakaian dalam, alas kaki, sarung tangan, barang dari karet, dan pakaian dari kulit. Bagian tubuh yang berhubungan dengan fetisisme termasuk kaki, jari kaki, dan rambut. Fetish juga umumnya bisa melibatkan benda mati dan hidup, misalnya kaus kaki dan kaki. 

Bagi sebagian kecil orang, gambar benda fetish dapat menyebabkan gairah, namun banyak yang lebih suka objek yang sebenarnya untuk mencapai gairah. 

Fetishist atau orang dengan fetish biasanya lebih senang melakukan aktivitas seperti memegang, menggosok, mengecap, atau mencium benda fetish untuk kepuasan seksual. Fetishist juga biasanya meminta pasangannya untuk mengenakan objek tersebut selama aktivitas seksual.

Fetish ini dapat dikategorikan menjadi dua jenis, bentuk fetish dan media fetish. Dalam bentuk fetish, bentuk benda itu penting, seperti sepatu hak tinggi. Sedang fetish media, bahan dari objek, seperti sutra atau kulit, adalah penting. Para a fetishists juga biasanya sering mengumpulkan objek yang mereka sukai.

Menurut Psychology Today, gangguan fetishisme ini jauh lebih umum dialami pria daripada wanita. Fetishisme termasuk dalam kategori umum gangguan paraphilic, yang mengacu pada ketertarikan seksual yang intens pada benda atau orang di luar stimulasi genital dengan pasangan, untuk mencapai kepuasan seksual.

Itulah penjelasan terkait fetish yang tengah viral sebagai buntut dari insiden pelecehan se*sual berkedok Riset di Surabaya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES