Peristiwa Daerah

Demi Belajar Daring, Pelajar MI Kabupaten Malang Ini Terpaksa Pinjam HP Tetangga

Jumat, 24 Juli 2020 - 16:49 | 90.69k
M Nazilul Mutaqin saat menggambar di rumahnya. (Foto: Binar Gumilang/TIMES Indonesia)
M Nazilul Mutaqin saat menggambar di rumahnya. (Foto: Binar Gumilang/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Tidak semua pelajar dapat merasakan kemudahan belajar Daring, apalagi jika tidak memiliki ponsel. Ini dialami pelajar MI Al Hikmah Bululawang, Kabupaten Malang bernama M Nazilul Mutaqin.

Lantaran orang tua pelajar kelas III MI Al Hikmah ini tidak memiliki ponsel dan berasal dari keluarga kurang mampu, sehingga membuatnya belajar daring dengan meminjam ponsel milik tetangganya.

Selain itu, pelajar berusia 10 tahun ini tidak bisa setiap saat meminjam ponsel milik tetangganya. Karena ada kalanya tetangga bernama Erfan yang dia pinjami ponsel tersebut sedang bekerja.

Sehingga Nazil, begitu dia akrab disapa, kesulitan belajar serta mengirimkan tugas. Kondisi tersebut membuatnya hanya bisa belajar ala kadarnya di rumah.

Itu seperti tampak saat dikunjungi TIMES Indonesia, Jumat (24/7/2020) siang, dia kesulitan belajar daring. Dia hanya menggambar di rumahnya yang sangat sederhana.

Menggambar memang hobinya. Didampingi ibunda tercintanya, Mudrotin, anak pemalu ini tampak asyik menggambar. "Selain menggambar, dia juga pintar mengaji, saat ini sudah juz 4," kata Mudrotin.

Menurut Mudrotin, baik dirinya maupun suaminya tidak memiliki ponsel. Untuk memiliki ponsel pun merupakan hanya sebatas impian bagi mereka mengingat mereka dari keluarga kurang mampu.

Untuk makan keseharian pun mereka kesulitan karena hanya bekerja sbagai buruh tani dan menjual jajanan untuk anak-anak yang ala kadarnya.

"Kalau pendapatan satu hari ya paling banyak Rp 50 ribu. Kalau lagi sepi ya hanya Rp 20 ribu. Itu belum dikurangi modal dan untuk kebutuhan sehari-hari," ungkapnya.

Dengan memiliki penghasilan sebesar itu, dia merasakan mustahil untuk membeli ponsel. Jangankan membeli ponsel, untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari harus banting tulang dan memutar otak.

"Maka dari itu saya bilang ke wali kelasnya, kalau tugas Nazil belum jangkep (belum lengkap) harap dimaklumi. Karena kondisinya memang seperti ini," tuturnya.

Karena kesulitan belajar daring itu, Mudrotin berharap virus Corona segera brakhir supaya anaknya bisa belajar kembali di MI Al Hikmah, Bululawang, Kabupaten Malang. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES