Peristiwa Daerah

Covid-19, Tradisi Adat Grebek Besar Demak Ditiadakan

Kamis, 16 Juli 2020 - 19:38 | 27.27k
Kiyai Aminuddin, Ketua PCNU Kabupaten Demak (Foto: Fuhatur Rohman/TIMES Indonesia)
Kiyai Aminuddin, Ketua PCNU Kabupaten Demak (Foto: Fuhatur Rohman/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, DEMAKTradisi grebek besar yang di gelar di Kabupaten Demak ditiadakan. Hal ini dinyatakan oleh Ketua PCNU Kabupaten Demak, Aminuddin.

"Kalau di Demak itu ada grebek besar cuma karena pandemi ini tidak ada grebek besar," ujarnya, Kamis, (16/7/2020).

Tradisi yang digelar setiap bulan Dzulhijjah tersebut tidak digelar karena demi keselamatan masyarakat Demak khususnya.

"Alhamdulillah di Kabupaten Demak sendiri memang banyak akan tetapi perkembangan penanganannya itu sudah cenderung membaik indikasinya adalah yang sembuh jauh lebih banyak daripada yang meninggal, itu artinya ada keberhasilan di dalam penanganan," terangnya.

Ketua PCNU Demak itu menuturkan tidak digelarnya tradisi grebek besar di Demak tersebut merupakan salah satu bentuk ikhtiar untuk mencegah penularan wabah Covid-19.

"Covid itu sesuatu yang tidak bisa kita nafikan nyatanya kadang ada orang yang bilang wah corona itu hanya cerita fiksi, nyatanya ada," imbuhnya.

Kalau dimasukkan ke tha'un (kitab) juga ada aturan dalam agama, seperti aturan pelarangan mudik oleh pemerintah beberapa waktu lalu. "Melarang mudik itu ada dasarnya, sebab dalam hadits itu sendiri juga ada," tuturnya.

Ketua PCNU Demak tersebut menjelaskan, orang yang sudah ada di dalam zona merah tidak boleh ke luar karena kalau ke luar orang tersebut akan membawa wabah ke luar.

"Daerah yang terkena wabah kalau sekarang kita katakan daerah yang zonanya merah, karena di sana ada kasus, ada banyak korban maka orang yang sudah ada di dalam tidak boleh keluar karena kalau dia ke luar dia bisa membawa wabah ke luar,"  ujarnya.

Selanjutnya, orang yang berada di luar zona itu jangan masuk ke daerah zona merah. "Di dalama zona yang kita datangi itu ada wabah, karena kita mendatangi wabah," pungkasnya.

Sementara itu, ia menjelaskan adanya wabah tersebut kita sebagai manusia dianjurkan untuk selalu menjaga diri. "Lah iya juga sih kita ini juga dalam kapasitas mengikuti anjuran Allah yaitu menjaga jiwa itu wajib, hifdzunnafsi atau menjaga jiwa itu wajib dengan cara apa? kita harus mengikuti kepada pakar-pakar di bidang masing-masing," tuturnya.

Ada beberapa pakar yang harus diikuti anjurannya terkait dalam hal menjaga diri, seperti dokter dan ulama. "Kalau masalah wabah masalah penyakit pakarnya ada dokter kesehatan kita ikuti. Oh tidak boleh, ya kita tetap ikuti kalau dalam agama nganut kiyai ulama bagaimana ulama? oh tetap wajib kita ikut ulama," imbuhnya.

Ia menambahkan dalam menyikapi wabah covid-19 tidak boleh semata-mata hanya mengandalkan ikhtiar lahirnya dan hanya berpangku pada batinnya  saja, semuanya harus proporsional atau berimbang.

"Yang tidak kalah pentingnya dalam masyarakat itu kecuali ikhtiar yang bersifat lahir cuci tangan, pakai masker dan sebagainya tidak kalah pentingnya doa karena doa ini untuk permohonan kepada Allah yang mengendalikan wabah semua ini kan adalah Allah, tadi di dalam agama sendiri sudah ada protokolernya dalam berusaha berikhtiar itu ada protokolernya," ujarnya.

Adapun untuk sholat ied akan tetap digelar dengan protokoler kesehatan nantinya. "Ya kita masih seperti yang berjalan seperti biasanya ya tetap kita sholat tetapi kita memakai protokol kesehatan yang benar," tutup Ketua PCNU Demak itu.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES