Kopi TIMES

Transformasi Kelembagaan IAIN Jember di Masa Depan

Kamis, 16 Juli 2020 - 20:12 | 172.14k
Tauhedi As’ad, dosen PAI-UNEJ Dan Pengurus LESBUMI PCNU Jember. 
Tauhedi As’ad, dosen PAI-UNEJ Dan Pengurus LESBUMI PCNU Jember. 

TIMESINDONESIA, JEMBER – Beberapa bulan yang lalu, pada hari senen tanggal 9 Maret 2020, pimpinan dan jajaran kampus IAIN Jember bersilaturrahmi ke lembaga UNEJ. Antara Rektor UNEJ Dr Ir Iwan Taruna dan Rektor IAIN Jember Prof Dr H Babun Suharto saling memberikan pemahaman transformasi pemikiran dan langkah-langkah strategis kelembagaan untuk persiapan alih status IAIN ke UIN Khas Jember.

Kedua Rektor tersebut sama-sama berharap untuk kerjasama di dalam pengembangan Tri Dharma Perguruan Tinggi secara profesional sehingga bersaing pada level nasional dan internasional sesuai dengan tantangan zamannya. Pada perkembangan kelembagaan khususnya diperguruan tinggi Negeri yang ada di Jember telah memberikan sumbangsih besar bagi masyarakat umum bahkan peminat masuk di perguruan tinggi semakin meningkat drastis baik di UNEJ, IAIN dan POLTEK di Jember.

Karena itu, paradigma keilmuan di IAIN Jember dengan persiapan alih status ke UIN KH. Achmad Siddiq Jember harus dimulai dari rumusan epistemologi disetiap fakultas masing-masing dengan metodologi baru yang relevan sesuai ciri khasnya lembaga.

Maraknya perubahan alih status IAIN ke UIN di seluruh Indonesia disebabkan adanya perubahan paradigma yaitu dari paradigma teosentris ke paradigma antroprosentris. Sedangkan paradigma teosentris, Tuhan sebagai pusat segalanya, dan sementara paradigma antroprosentris, manusia sebagai pusat segalanya. Artinya rancangan epistemologi di IAIN pada dasarnya bersifat teosentris yaitu menggunakan nalar bayani sebagai satu-satunya teks dengan pemahaman linieritas kebenaran, seperti nash dan wahyu dengan segala perangkatnya,  maka lahirlah ilmu tafsir, ilmu fiqh, ilmu bahasa dan ilmu kalam sebagaimana hasil produk para ulama salaf.

Akal berfungsi sebagai pengekang atau pengatur hawa nafsu serta akal tunduk pada nash dan wahyu sebagai otoritas tek ssehingga pemahaman keislaman klasik bercorak tekstualistik, maka inilah  yang disebut dengan epistemologi bercorak nalar bayani. Epistemologi nalar bayani sangat dominan dikalangan perguruan tinggi keagamaan di Indonesia baik STAIN dan IAIN terutama yang ada di fakultas Ushuludin, Syariah, Dakwah dan Tarbiyah.

Perguruan tinggi keagamaan baik STAIN dan IAIN, apa yang disebut oleh Abid al-Jabiri dibagi menjadi tiga nalar epistemologi yaitu epistemologi nalar bayani,  nalar burhani dan nalar irfani. Karena awal kelahiran keilmuan di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) lahir sebagai rekonstruksi Islam Timur Tengah khususnya Islam Arab dan Mesir, dan pada perkembangannya desain kurikulum pendidikan dan pengajaran keagamaan di STAIN dan IAIN bersifat leteralistik-normatif dengan kata lain, epistemologi nalar bayani sangat dominan dan hegemonik dibandingkan dengan epistemologi nalar burhani dan nalar irfani.

Dengan demikian, perubahan alih status dari IAIN ke UIN hanya digeser kedalam paradigma antroprosentris yaitu memasuki keruang level pemikiran Islam historis dengan perangkat ilmu-ilmu modern yang bertujuan untuk menghadapi isu-isu kontemporer yang berkembang saat ini, maka paradigma UIN mampu menjawab tantangan dan memberikan kemaslahatan masyarakat yang lebih baik dengan fenomena-fenomena tertentu seperti pencegahan pencemaran lingkungan hidup, virus corona, tindak kekerasan dan lain sebagainya.

Karena itu, gagasan nalar epistemologi dan metodologi Abid al-Jabiri dijadikan tawaran keilmuan baru untuk lebih lanjut didalam proses pengembangan kelembagaan di masa yang akan datang khususnya persiapan alih status ke-UIN KH. Achmad Siddiq Jember. Paradigma epistemologi keilmuan dari IAIN ke UIN seharusnya terintegrasi antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum, dengan kata lain, paradigma berpikir integrasi menjadi keharusan dari nalar bayani, nalar burhani dan nalar irfani secara harmoni, maka kelembagaan di setiap masing-masing fakultas memberikan pandangan berpikir metodologis kedalam satu arah sesuai dengan rancangan dan rumusan yang ditetapkan oleh lembaga itu sendiri.

Rancangan keilmuan IAIN ke UIN paling tidak dosen dan mahasiswa memiliki kemampuan tentang konsep yaitu hadarah al-Nas, (peradaban teks) hadarah al-falasifah (peradaban etika dan filsafat) dan hadarah al-ilm (peradaban ilmu pengetahuan dan sains). Model pengembangan seperti ini yang akan melahirkan kekuatan akar keilmuan UIN KH. Achmad Siddiq Jember jika dari kalangan civitas akademika mempersiapkan diri untuk mendialogkan terhadap gagasan keilmuan tersebut.

Pandangan pertama, yaitu peradaban teks. UIN KH. Achmad Siddiq Jember kedepan mampu memahami pondasi agama dan pemikiran keagamaan secara historis berdasarkan penggalan sejarah tertentu sehingga perkembangan keislaman tetap disesuaikan dengan konteks zaman tertentu pula seperti di Indonesia. Penafsiran teks keagamaan tetap dikembangkan kedalam bentuk dialog, literasi dan pelatihan agar menjaga eksistensi sebagai ciri khas Perguruan Tinggi keagamaan Islam Negeri khususnya UIN KH. Achmad Siddiq Jember.

Pandangan kedua, yaitu peradaban etika dan filsafat. UIN KH. Achmad Siddiq Jember mengelaborasi pemahaman Islam dengan filsafat sebagaimana filosuf muslim mampu merumuskan ilmu logika dan mantiq dari filsafat yunani sehingga peradaban Islam berkembang sampai pada abad pertengahan. Dengan demikian, spirit keilmuan bagi UIN KH. Achmad Siddiq Jember yang harus dijadikan dasar pengetahuan kefilsafatan melalui kerangka filsafat ilmu yaitu memahami ontologi, epistemologi dan aksiologi. Pandangan ketiga, peradaban ilmu pengetahuan dan sains. UIN KH. Achmad Siddiq Jember mempersiapkan diri secara profesional untuk mengembangkan ilmu sains dan teknologi serta isu-isu kontemporer seperti laboratorium, penelitian langsung yang berhubungan dengan fenomena alam.

Persiapan alih status kelembagaan UIN KH. Achmad Siddiq Jember baik pada level konsep peradaban teks, peradaban etika dan filsafat maupun peradaban ilmu pengetahuan dan sains teknologi dikembangkan dengan cara integrasi dan harmoni sesuai dengan rumusan epistemology dan metodologi sehingga langkah-langkah teknis kelembagaan fakultatif masing-masing memenuhi capaian pembelajaran yang diharapkannya.

Sedangkan kelembagaan secara tekhnis khususnya secara fisik sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan masyarakat telah dipersiapkan untuk UIN KH. Achmad Siddiq Jember di masa yang akan datang sebagaimana yang telah di ungkapkan oleh Prof Dr H Babun Suharto selaku Rektor IAIN Jember merencanakan membuka lima fakultas yaitu Fakultas Kesehatan dan Psikologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Teknologi Pedesaan, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Hidup, serta mendapatkan hibah tanah 52 hektare di kecamatan Senduro Lumajang sebagai kampus cabang II UIN KH. Achmad Siddiq Jember.

Sementara pada sisi sumber daya manusia khususnya mahasiswa memiliki 17 ribu. Tenaga pengajar (dosen) bergelar guru besar 10 orang, sedang proses pengajuan guru besar 5 atau 6 dosen, gelar doktor sebanyak 95 dosen, 165 bergelar magister serta 83 dosen sedang menempuh program doktor.

Semoga bermanfaat. Waallahu a’lam.
 

***

*) Oleh: Tauhedi As’ad, dosen PAI-UNEJ Dan Pengurus LESBUMI PCNU Jember. 

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES