Ekonomi

Bisnis Kuliner di Masa Pandemi, Perilaku Konsumen Berubah

Kamis, 16 Juli 2020 - 18:26 | 274.66k
ilustrasi penjual makanan. (FOTO: Dok. TIMES Indonesia)
ilustrasi penjual makanan. (FOTO: Dok. TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JEMBER – Pandemi Covid-19 dianggap sebagai risiko yang melanda para pelaku bisnis kuliner di tanah air saat ini.

Bahkan, Praktisi Marketing dan Enterpreneurship Noveri Maulana menyebut bahwa pandemi Covid-19 merupakan risiko yang tidak bisa dihindari. Artinya, mau tidak mau risiko tersebut harus dihadapi oleh pelaku bisnis kuliner.

Kendati demikian, Dosen PPM School of Management tersebut mengatakan bahwa risiko masih dapat dikelola dengan baik agar roda bisnis terus berjalan.

"Kita memprediksi dari data yang ada bahwa pandemi ini masih akan berlanjut hingga akhir 2020. Artinya pola hidup kita pada tahun depan akan terbiasa dengan saat ini," kata Noveri saat menjadi pemateri dalam temu wicara daring bertajuk Peluang Usaha Kuliner di Era New Normal yang diselenggarakan Pintara, Kamis (16/7/2020).

Dia menerangkan bahwa para pelaku bisnis kuliner harus menyesuaikan diri dengan kondisi tersebut.

Salah satu hal yang harus disesuaikan oleh para pelaku bisnis kuliner yakni soal kesehatan dan kebersihan makanan dan kemasannya.

"Selama delapan bulan kita di masa pandemi membuat perilaku konsumen berubah. Isu sekarang adalah kebersihan. Kalau dulu setengah bersih saja masih mau, tapi sekarang semuanya harus bersih," tuturnya.

Di samping itu, menurutnya kondisi pandemi saat ini juga membuka lebar pintu peluang usaha kuliner bagi pemula. Seperti membuka bisnis kuliner secara daring.

Kepada pemula di bisnis bidang ini, Noveri menekankan bahwa bisnis kuliner harus dijalani dengan sungguh-sungguh dan terencana.

Di antaranya yakni menentukan merk atau brand, tidak memasang margin atau keuntungan yang terlalu tinggi, dan tidak membuka bisnis kuliner karena ikut-ikutan trend.

"Jangan buka bisnis kuliner karena ikut-ikutan. Tapi cari kekhasan sendiri makanan yang kita jual. Dan rahasia bisnis ini adalah tidak bisa pakai margin tinggi seperti bisnis fashion, tapi mencari cara bagaimana penjualannya banyak," terangnya.

Narasumber lainnya, GoFood Merchant Marketing Febby Winarta mengatakan bahwa selama pandemi Covid-19, pemesanan makanan secara daring melalui aplikasi GoFood mengalami peningkatan hingga 20 persen.

Menurutnya hal tersebut disebabkan oleh perubahan perilaku konsumen selama pandemi Covid-19 berlangsung.

"Karena itu kami mengedukasi partner kami untuk menyediakan makanan siap saji atau frozen food. Selain itu, saat ini yang banyak dicari konsumen itu adalah makanan sehat seperti jamu dan snack," ungkap Febby dalam kegiatan yang dimoderatori Head of Marcomm Pintaria Zaneti Sugiharti tersebut.

Alifatqul Maulana, Professional Chef and Trainer yang juga menjadi pembicara di acara itu membenarkan bahwa kebersihan dan keamanan makanan yang dijual menjadi hal yang penting, terlebih di kondisi saat ini.

Pintaria yang menjadi penyelenggara temu wicara daring terkait bisnis kuliner di masa pandemi tersebut merupakan salah satu platform penyedia kursus Prakerja. Khususnya dalam bidang bisnis kuliner. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dody Bayu Prasetyo
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Jember

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES