Peristiwa Daerah

Bulan Ini Banyuwangi Panen Padi 60 Ribu Ton

Rabu, 15 Juli 2020 - 19:31 | 21.97k
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas sedang meninjau lahan pertanian. (Foto: Rizki Alfian/TIMES Indonesia)
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas sedang meninjau lahan pertanian. (Foto: Rizki Alfian/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGIDinas Pertanian Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur menyebutkan bahwa sepanjang tahun ini hingga Juni, Banyuwangi panen padi 353. 356 ton atau setara 226.858,71 ton beras dengan luasan panen 54.216 hektare. 

Dengan konsumsi penduduk hanya 100.027,17 ton, per Juni 2020, Banyuwangi surplus beras 126.831 ton.

"Alhamdulilah produksi beras di Banyuwangi tetap terjaga dan surplus di masa pandemi Covid-19," kata Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, Rabu (15/7/2020).

Pada bulan Juli, di Banyuwangi terdata akan dilakukan panen padi di lahan 13.565 hektare, yang diproyeksi menghasilkan 88.755 ton gabah atau setara sekitar 55.975 ton beras.

”Dinas Pertanian akan mengawal dengan penerapan protokol kesehatan, sehingga kegiatan pertanian berjalan baik, dan di sisi lain kita sama-sama berupaya agar warga tetap aman dari Covid-19,” jelasnya.

”Kami akan terus jaga produksi padi di Banyuwangi dalam setahun sekitar 830.000 ton untuk memenuhi kebutuhan pangan warga di tingkat lokal. Tentu surplusnya dijual ke luar daerah,” imbuh Anas.

Kepala Dinas Pertanian Arief Setiawan menambahkan, panen yang optimal pada bulan Juli ini tidak terlepas dari upaya mendorong percepatan masa tanam dengan memanfaatkan sisa musim penghujan beberapa waktu lalu. 

”Beberapa waktu lalu memang ada arahan Presiden Jokowi dan Gubernur Jatim untuk percepatan masa tanam, sehingga langsung kami koordinasikan. Ini penting untuk memastikan ketahanan pangan di masa pandemi,” ujarnya.

Selain percepatan masa tanam, lanjut Arief, langkah yang dilakukan adalah memastikan ketersediaan air mengingat sudah memasuki musim kemarau. Tempat-tempat penyimpanan air hujan, mulai waduk hingga embung, dicek.

”Insya Allah ke depan produksi padi terus berjalan dengan air yang memadai. Demikian pula komoditas pertanian lainnya. Kami terus koordinasi dengan Dinas Pengairan,” ujar Arief. 

Arief mendorong petani mengoptimalkan alat dan mesin pertanian (alsintan) untuk menggenjot produksi. Secara berkelanjutan, kelompok tani mendapat bantuan alsintan, baik dari pemerintah pusat, provinsi, maupun kabupaten.

Dia mencontohkan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Surangganti dari Desa Gladag, Rogojampi.

”Mereka tak hanya memanfaatkan alsintan, tapi juga membentuk Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) Tani Makmur yang berdampak ekonomis,” ujarnya.

Manajer UPJA Tani Makmur, Heru Rusiyanto menuturkan, pihaknya mendapat hibah alsintan dari Kementerian Pertanian, berupa combine harvester 1 unit dan rice transplanter 3 unit, dan handtraktor 1 unit.

”Dengan memanfaatkan alsintan, petani menghemat waktu dan uang. Misalnya, dengan combine harvester ada selisih Rp 400 ribu per bahu (0,7 ha) yang bisa kita hemat,” ujarnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES