Peristiwa Nasional Bencana Nasional Covid-19

Peneliti: Obesitas Jadi Salah Satu Faktor Penyebab Kematian Akibat Covid-19

Rabu, 15 Juli 2020 - 19:07 | 35.45k
Ilustrasi-Obesitas. (FOTO: Dokter Sehat)
Ilustrasi-Obesitas. (FOTO: Dokter Sehat)
FOKUS

Bencana Nasional Covid-19

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Divisi Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Rumah Produktif Indonesia (RPI) memiliki program kerja yang menarik, yaitu review artikel jurnal. Salah satunya terkait obesitas, Covid 19, dan industri makanan. Kajian ini diangkat dari perkembangan arus industri makanan yang ternyata dapat menjadi bumerang di masa pandemi Covid-19.

Peneliti Divisi Kesmas DPP RPI Rif'atul Amini, menjelaskan bahwa dalam riset British Medical Journal (BMJ) 10 Juni 2020 berjudul "Obesity and Covid-19: the Role of the Food Industry" diperoleh keterangan bahwa obesitas merupakan faktor risiko independen penyebab keparahan penyakit dan kematian akibat Covid-19.

"Peluang terjadinya penyakit kritis akibat Covid-19 meningkat 44% pada orang dengan status overweight dan hampir dua kali lipatnya pada orang dengan status obesitas (studi kohort). Selain itu, hal ini serupa juga ditemukan dalam studi-studi kecil di wilayah Asia Pasifik, Eropa dan Amerika," kata pengajar di Program Studi Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur, Rabu (15/7/2020).

Dia melanjutkan bahwa berbagai mekanisme dapat menjelaskan hubungan antara obesitas dan Covid-19 salah satunya Angiotensin converting enzyme-2 (ACE-2). Dimana, pada kondisi obesitas, ACE-2 yang merupakan enzim transmembran yang digunakan SARS-CoV-2 untuk masuk sel, terdapat dalam jumlah yang lebih besar sehingga menjadi wadah cadangan virus sebelum menyebar ke organ lain.

Obesitas juga dapat mengubah respons imun, seperti yang telah ditunjukkan dengan virus influenza, yang mengarah pada melemahnya pertahanan inang dan kemungkinan lebih besar dari badai sitokin dengan covid-19.

"Akhirnya, obesitas mengurangi fungsi paru-paru melalui resistensi yang lebih besar pada saluran udara dan lebih banyak kesulitan dalam mengembangkan paru-paru. Ketika pasien dengan obesitas perlu dirawat di unit perawatan intensif, agak sulit untuk meningkatkan tingkat saturasi oksigen dan ventilasi mereka," jelasnya.

Artikel jurnal yang ditulis Monique Tan dkk tersebut juga menulis, bahwa industri makanan global memegang peranan penting. Dalam peningkatan jumlah obesitas selama masa pandemi dengan memproduksi dan secara luas dan mempromosikan makanan murah, minuman manis, dan makanan olahan tinggi yang kaya garam, gula dan lemak jenuh yang hanya memberikan sensasi kenyang sementara.

Peningkatan kemiskinan pangan, gangguan pada rantai pasokan, serta panic buying memungkinkan keterbatasan akses bahan makanan segar, sehingga meningkatkan kecenderungan ke arah konsumsi makanan olahan yang lebih besar dan yang memiliki masa simpan panjang.

Pemerintah diharapkan lebih tanggap terhadap taktik terselubung industri yang menggunakan wabah sebagai peluang pemasaran industri makanan di seluruh dunia. Selain itu, juga harus segera mereformulasi makanan dan minuman yang tidak sehat untuk menekan laju obesitas di masa pandemi Covid-19. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES