Gaya Hidup

Lewat Metode Relaksasi, Deni R.A. Jabbar Mampu Sembuhkan Penyakit Medis dan Non Medis

Selasa, 14 Juli 2020 - 21:36 | 247.33k
Deni saat menerapi pasiennya. (Foto: Muhamad Jupri/TIMES Indonesia)
Deni saat menerapi pasiennya. (Foto: Muhamad Jupri/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, CIREBON – Sebagian orang mungkin teknik pengobatan alternatif itu mengandung unsur magis. Namun jangan salah, di tangan terapis Deni R.A. Jabbar, atau yang lebih dikenal sebagai Pamanah Rasa, pengobatan alternatif itu tidak perlu mengandung unsur magis. Bahkan, hanya dengan menggunakan metode relaksasi saja untuk pasiennya.

Deni menceritakan, dirinya sama sekali tidak berencana akan mempunyai ilmu pengobatan alternatif, yang bisa mengobati penyakit medis bahkan non medis. Semuanya berawal saat dia memiliki penyakit asma ketika kuliah jurusan akuntansi di Bandung pada tahun 1992-1993.

Saat itu, dia bertemu dengan salah seorang guru besar dari UNPAD. Guru besar tersebut menulis sebuah buku tentang ilmu sehat dari shalat, dan fungsi-fungsi gerakannya bagi kesehatan tubuh.

Deni-saat-menerapis-pasiennya-a.jpg

Di buku tersebut juga dikupas gerakan shalat dan dianalisa secara medis, yang diambil dari ahli-ahli kesehatan dunia, dari takbir sampai salam.

"Saya praktikkan dan tiga minggu kemudian penyakit asma saya sembuh," jelasnya kepada TIMES Indonesia saat ditemui di markas Laskar Macan Ali, Kesepuhan Kota Cirebon, Selasa (14/7/2020).

Deni melanjutkan, dari situlah dia mempelajari ilmu tersebut. Bahkan, dia tidak hanya belajar dari satu guru saja, tetapi juga ada guru-guru spiritual lain yang dia dapatkan ilmunya. Salah satunya adalah dengan menggunakan teknik pengobatan ala Nabi Isa dan Syekh Abdul Qodir Jaelani.

Dia ingin membuktikan, bahwa orang yang shalatnya benar dan memohon kepada Allah, itu akan sehat. "Nama 'Pamanah Rasa' juga diberikan dari salah satu guru spiritual saya," tuturnya.

Pasien pertama yang dia coba untuk teknik terapis pengobatan alternatif ini, adalah keluarganya, yakni sang ibu. Pada saat memegang badannya, tangannya terasa panas. Dari situlah dia mengembangkan teknik pengobatan ini.

Deni-saat-menerapis-pasiennya-b.jpg

Dalam mengobati pasiennya, Deni berusaha merelaksasi pasiennya, yang lama-kelamaan akan tertidur. Hal tersebut mempunyai fungsi yang sama di bidang kedokteran, di mana pasien akan dibius terlebih dahulu untuk dilakukan operasi.

Saat pasien tertidur itulah, dia bisa melakukan terapi pengobatan seperti gerakan-geeakan memijit. Tujuannya agar pasien tidak merasa kesakitan saja ketika diterapi.

Saat memijit itu, Deni mengakui adanya energi positif dan negatif yang bertemu. Karena itulah, jika memang pasien tersebut sedang dijahili atau terkena santet, maka akan ada banyak sekali energi negatif. Untuk itu, dia menetralisirnya dengan energi positif. Untuk pasien yang menderita penyakit medis pun sama, energi negatifnya dinetralisir, bisa dengan menekan saraf-saraf tertentu untuk beberapa penyakit.

"Ibarat HP dicharge, terapi ini disesuaikan dengan kecocokan tubuh yang sakit. Jika terapinya pas, maka penyakit itu akan hilang. Jika HP, kalau chargernya cocok, maka HP akan terisi baterai," ungkap pria kelahiran Cirebon, 26 Januari 1972 ini.

Deni mengakui, dia mempelajari ilmu pengobatan tersebut selama 20 tahun lamanya, dan baru memulainya secara proseional selama 2 tahun. Uniknya, dia sama sekali tidak meminta bayaran ketika ada pasien yang minta diterapi. Hal tersebut dikarenakan dia ingin agar apa yang dilakukannya itu ikhlas membantu sesama.

Jika dia meminta bayaran, maka ilmu yang didapat itu lama kelamaan akan hilang. Karena itulah, banyak terapis-terapis yang meminta bayaran, kemudian ilmunya hilang. Akhirnya, mereka meminta bantuan jin dalam mengobati pasiennya.

"Saya ikhlas jika ada yang minta diterapi, meskipun saat itu saya sangat membutuhkan. Karena rezeki pasti tidak akan tertukar. Dan alhamdulillah, ada saja rezeki walau bukan dari pasien," tuturnya.

Uniknya lagi, tidak ada orang lain bahkan tetangganya sendiri yang mengetahui tentang profesinya sebagai terapis pengobatan. Mereka hanya tahu jika Deni adalah pensiunan pegawai bank, dan aktif di kegiatan Laskar Macan Ali. Deni juga lebih dikenal sebagai khatib saat solat Jumat dan tawasul.

"Saya tidak ingin orang lain tahu. Karena itu kalau ada pasien yang minta diterapis, saya lebih baik mendatangi rumahnya langsung," tuturnya yang enggan menyebutkan alamat rumahnya.

Karena itulah, Deni sudah berkeliling ke berbagai tempat untuk mengobati pasiennya. Bahkan, dia juga pernah keluar negeri seperti Singapura, hanya untuk mengobati pasien. Dia juga pernah diminta mengobati pasien di Jeddah Saudi Arabia. Namun, pengobatannya dilakukan secara jarak jauh.

"Jika santet saja bisa dikirim dari jauh, maka anti santet juga bisa dikirim jarak jauh," tuturnya.

Beberapa kejadian unik selama menjadi seorang terapis pernah dialaminya, dari mulai mengobati pasien yang sempat kena santet dan harus dipegangi oleh banyak orang, hingga mengobati pejabat penting yang sempat meminta bantuannya.

Karena kemampuannya itu, Deni kini dipercaya oleh Panglima Laskar Macan Ali, Prabu Diaz, untuk menjadi leader pengobatan Laskar Macan Ali. Dia pun berpesan agar jangan takut sihir. Karena, ini semua adalah rencana Allah, sihir sekuat apapun akan bisa dihilangkan, seperti sampah yang berbau busuk sekalipun, bisa didaur ulang menjadi pupuk yang berguna.

"Sampai saat ini saya masih terus belajar tentang terapi-terapi pengobatan ini, karena ilmu ini bisa dipelajari oleh siapa saja. Tujuannya bisa membantu lebih banyak lagi orang yang sakit atau dijahili karena sihir," tutur Deni R.A. Jabbar..(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES