Pendidikan New Normal Life 2020

Hari Pertama Sekolah di Banyuwangi, Hanya SMA Ini Penuhi Standar Protokol Kesehatan

Senin, 13 Juli 2020 - 18:56 | 142.86k
Peserta didik baru SMA Negeri 1 Giri menjalankan arahan sesuai protokol kesehatan pencegahan Covid-19 (FOTO: Rizki Alfian/TIMES Indonesia)
Peserta didik baru SMA Negeri 1 Giri menjalankan arahan sesuai protokol kesehatan pencegahan Covid-19 (FOTO: Rizki Alfian/TIMES Indonesia)
FOKUS

New Normal Life 2020

TIMESINDONESIA, BANYUWANGISMA Negeri 1 Giri menjadi satu-satunya sekolah menengah yang memenuhi standar dalam pelaksanaan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) di masa pandemi tahun ajaran 2020/2021 di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Hal tersebut setelah semua mekanisme yang diberlakukan untuk pencegahan penanganan Covid-19 di lingkungan sekolah sudah dijalankan sesuai dengan standar protokol kesehatan, termasuk sarana dan prasarana.

"Mulai dari menyediakan masker, face shield tempat cuci tangan, handsanitizer hingga tempat duduk untuk jaga jarak aman," ungkap Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Giri, H Mujib, SPd, MM saat ditemui TIMESIndonesia, Senin (13/7/2020).

Mujib mengatakan, selain sarana dan prasarana yang sudah memenuhi standar, sekolah juga sudah mendapatkan izin resmi dari Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Banyuwangi.

"Dalam hal ini kita berada di wilayah Kecamatan Giri, maka kami sudah mendapatkan surat izin dari Bu Camat Giri untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar," ujar Mujib.

Menurut Mujib, pihak sekolah juga sudah mendapatkan izin resmi dari orangtua siswa terkait dengan jadwal masa pengenalan lingkungan sekolah yang sedianya dilaksanakan pada hari ini.

"Kita ada angket kepada seluruh wali siswa. Dan Alhamdulillah dari 314 peserta didik baru, seluruh orangtuanya setuju masuk sekolah untuk tatap muka," paparnya.

Mujib menjelaskan, dalam skema masa pengenalan lingkungan sekolah untuk siswa baru, sekolah membagi jadwal masuk para siswa menjadi lima tahapan.

"Dalam setiap tahapan, yang masuk ke sekolah hanya 72 siswa. Dari jumlah tersebut dibagi dua, jadi 36 orang. Masing-masing dua kelas IPS dan dua kelas IPA. Lalu tiap kelas hanya boleh ditempati oleh 18 siswa saja," terangnya.

"Sedangkan waktu kegiatan tatap muka hanya maksimal 3-4 jam saja. Tadi kami juga sempat ikutkan wali siswa untuk mencoba sarana daring supaya mereka juga mengetahui apa yang anaknya lakukan di sekolah selama masa pandemi ini," imbuh Mujib.

Sementara itu Pengawas SMA Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur wilayah Banyuwangi, Drs Siswaji membenarkan jika hanya satu sekolah menengah atas yang sudah memenuhi standar protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

"Semuanya se-Banyuwangi belum ada, kecuali hanya SMA Negeri 1 Giri ini," katanya kepada TIMESIndonesia.

Menurut Siswaji, ada banyak alasan mengenai belum siapnya sekolah-sekolah dalam menghadapi MPLS di masa pandemi Covid-19. Salah satunya adalah surat angket dari wali murid terkait izin masuk sekolah.

"Kita mengabdi kepada wali murid, kalau wali murid membolehkan ya kita siap. Meskipun Gugus Tugas atau pihak sekolah membolehkan tapi kemudian orang tua murid tidak mengijinkan, tetap tidak bisa untuk masuk sekolah. Lha SMA Negeri 1 Giri ini 100 persen semua wali murid setuju," terangnya.

Sehingga, lanjut Siswaji, atas pencapaian kesiapan yang matang dan sesuai dengan standar protokol kesehatan pencegahan Covid-19, maka SMA Negeri 1 Giri dijadikan role mode atau sekolah percontohan untuk MPLS di masa pandemi di Banyuwangi.

"Kami berharap, sekolah sekolah lain diseluruh Kabupaten Banyuwangi bisa meniru dari SMA Negeri 1 Giri ini," tandas Siswaji. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES