Kopi TIMES

Spirit Kuliah Daring

Senin, 13 Juli 2020 - 21:03 | 87.74k
Joko Susilo, M.Pd , Pengembangan Teknologi Pembelajaran UNS Surakarta.
Joko Susilo, M.Pd , Pengembangan Teknologi Pembelajaran UNS Surakarta.

TIMESINDONESIA, SURAKARTA – Wabah pandemi Corona Virus Diases (Covid-19) yang kini melanda seluruh dunia, mengakibatkan sistem pembelajaran dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi menggunakan model dalam jaringan atau daring. Istilah kuliah daring memang belum diterima semua pihak sebelum datangnya pandemi. Model daring dianggap menyulitkan karena soal infrastruktur pendidikan yang belum memadai. 

Pandemi Covid-19 yang mendadak memang tidak ada yang menyangka karena terjadinya sangat massif. Dari hitungan hari dan bahkan hitungan jam, hampir semua kampus membuat kebijakan meliburkan warga kampus demi selamatkan dari wabah yang menyebar. Tiba-tiba kampus menjadi sunyi senyap dari kondisi yang sebelumnya penuh hiruk pikuk kuliah mahasiswa. 

Solusi alternatif 

Pada saat kampus gagap, maka alternatif kebijakan kampus adalah melakukan penggantian proses perkuliahan hingga pada ranah teknisnya. Perkuliahan daring inilah yang menjadi solusi awal dan cepat dalam mengatasi persoalan kampus di masa pandemi Covid-19 meski gagap melaksanakan perkuliahan secara sempurna demi memastikan untuk tetap berupaya maksimal dan jangan sampai proses belajar berhenti. 

Kampus bahkan gamang melakukan evaluasi terhadap efektivitas kuliah daring. Yang terjadi, kampus hanya menjalankan apa yang mungkin dilakukan mengingat situasi sedang darurat. Kampus hanya berupaya menyelamatkan dulu mahasiswa, sedang untuk evaluasi dipikirkan kemudian. Wajar andai muncul rasa pesemis atas efektivitas penggunaan teknologi untuk kuliah daring, meski secara prinsip sebenarnya bisa dipelajari dalam kurun waktu singkat. 

Kekhawatiran sesungguhnya adalah berhentinya belajar kampus, termasuk dosen dan mahasiswa tatkala tidak hadir di kelas. Dalih situasi pandemi yang mendadak saat ini, kuliah daring menjadi upaya bagi dosen dan mahasiswa tetap membangun relasi komunikasi. Kuliah daring sebagai bentuk adaptasi atas tantangan dan kendala lapangan. Selain itu, kuliah daring merupakan kesepakatan dosen dan mahasiswa serta menjadi solusi yang disebabkan mahasiswa dan dosen tidak mampu bertemu tatap muka di ruang kelas.

Dampak positif kuliah daring justru pada proses pendidikan formal tetap berjalan, para dosen tetap mengetahui hasil dari proses kuliah mahasiswa, terjadi recall memory dengan mengulang materi secara mandiri di rumah, serta pemanfaatan teknologi komunikasi sebagai bagian dari proses pembelajaran oleh mahasiswa maupun dosen. Posisi dosen yang sulit digantikan teknologi, namun teknologi menjadi solusi alternatif sebagai aplikasi penunjang perkuliahan.

Spirit Belajar

Kementerian Pendidikan dan Kebudyaan (Kemendikbud) Republik Indonesia dari awal sudah meminta supaya pemberlakuan kuliah daring tidak menjadi persoalan. Bahkan Kemendikbud memberikan isyarat lebih penting terhadap kuliah daring, terutama tentang betapa pentingnya menumbuhkan spirit belajar secara mandiri. Semangat pendidikan dalam hal kemandirian mahasiswa dalam belajar supaya menjadi sesuatu yang biasa, ternyata tidaklah mudah. 

Secara substansi, kuliah daring harus membangun semangat mandiri bagi kaum intelektual yang harus terus menerus disosalisasikan pada setiap kampus dalam mempertahankan kualitas akademiknya. Betapa hebatnya kampus apabila dosen dan mahasiswa terus menerus membaca, berpikir, menulis, dan melahirkan karya-karya tanpa harus melalui bimbingan klasikal. Kampus akan memproduksi karya-karya hebat yang terus mengalir tanpa henti dan tidak terhalangkan gara-gara sebuah pandemi. 

Alangkah bermutunya kampus apabila warganya sadar diri bahwa belajar adalah sebuah proses pendidikan yang harus tetap berjalan meskipun hanya seorang diri dan harus tetap berjalan dengan baik. Andaikan persoalan tersebut sudah menjadi kabutuhan bersama, maka bukan tidak mungkin sebenarnya dari kebijakan kuliah daring akibat wabah virus corona ini justru melahirkan jiwa-jiwa pembelajar yang melalui kemandirian mencari ilmu dengan cara masing-masing. 

Kaum akademisi dipaksa melakukan tradisi baru dalam dunia pendidikan tinggi. Kebiasaan belajar baru sesungguhnya bukan hanya pada aspek penggunaan teknologinya, tetapi yang lebih penting tumbuhnya budaya belajar pada setiap individu. Baik para dosen maupun mahasiswa, tidak ada alasan untuk tidak belajar walaupun tidak datang ke kampus. Dengan akses ilmu yang lebih terbuka, setiap orang semakin mudah belajar secara mandiri, apalagi pada saat di tengah pandemi saat ini. 

Persoalan kuliah yang berjarak bukan menjadi persoalan penting, tetapi paling penting dan menjadi persoalan sebenarnya justru rendahnya budaya belajar. Ada anggapan seakan orang yang tidak datang ke kampus tidak kuliah. Bagi yang sudah memiliki kesadaran belajar tinggi tentu bukan menjadi persoalan karena kesadaran untuk mau di kampus maupun luar kampus akan tetap belajar, kapan dan dimanapun tempatnya. karena sudah memiliki spirit kuliah daring. 

***

*) Oleh: Joko Susilo, M.Pd , Pengembangan Teknologi Pembelajaran UNS Surakarta.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES