Kopi TIMES

Krisis Isu Rasisme di Amerika Serikat

Senin, 13 Juli 2020 - 19:38 | 258.31k
Muamar khadafi, Mahasiswa Hbungan Internasional, Universitas Islam Indonesia.
Muamar khadafi, Mahasiswa Hbungan Internasional, Universitas Islam Indonesia.

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Baru-baru ini isu rasisme di Amerika Serikat kembali mencuat, sering sekali negara Amerika Serikat krisis akan sikap toleransi antar sesama manusia, apa lagi warna kulit yang menjadikan pembeda di antara nya. Hal itu menyebabkan kurangnya toleransi di negara Amerika Serikat sendiri. Sehingga negara Amerika Serikat terkenal dengan adanya sikap kurang toleransi. 

Apa rasisme itu, Rasisme merupakan bentuk dari sistem kepercayaan terhadap perbedan biologi dari suatu Ras, Suku, Kulit, dan Agama. Yang menyatakan bahwa Ras tertentu lebih superior dan dapat mengatur ras lainnya. Baru-baru ini isu rasisme yang berkembang di Amerika Serikat menjadi isu perbincangan dunia. 

Yaitu kasus Gorge Floyed merupakan kasus rasisme yang paling menggemparkan dunia, sehingga protes dimana-mana sampai negara lain ikut demo untuk menuntut keadilan, seorang polisi dari Minneapolis menjadi terdakwa atas kasus kematian Gorge Floyed. Dari empat tersaangka kasus tersebut bernama Derek Chauvin yang menjadi eksekutor dengan menggunakan kakinya untuk menyekik leher dari Gorge Floyed, serta 3 teman Derek Chauvin yang bernama Tou Thao, J. Alexander Kueng, dan Thomas Lane menjadi terdakwa dugan membantu dan bersekongkol akibat dari kematian Gorge Floyed.

Bila di lihat dari sejarahnya bahwa negara bagian Amerika Serikat Minnesota di kota Minneapolish tercatat bahwa di tahun 90-an sudah terjadi isu rasisme di kota tersebut. Dan juga bahwa diskriminasi terhadap orang-orang kulit berwarna masih ada di beberapa kota di Amerika Serikat. Hal ini dikatakan bahwa tindakan diskriminasi di Kota Minneapols mendapatkan juga pemisahan atau kesenjangan terhadap pelayanan publik.

Sehingga hal ini krisis isu rasisme yang ada di amerika serikat sendiri menjadikan suatu pelanggaran yang bersifat rasial yang mana untuk kasus rasisme di Amerika Serikat sendiri sudah terjadi berulang kali akibat dari sejarah yang kelam bagi orang kulit hitam, tentunya hal ini akan berdampak pada suatu golongan tertentu yang mana kesenjangan terhadap kaum kulit hitam atau Afro-amerika mengalami tindakan diskriminasi dari berbagai bidang, seperti pendidikan, kesehatan, dan pelayanan publik lainnya.

Krisis isu rasisme tentu mebuat kita marah akan tindakan yang dilakukan polisi Minneapolis, karena hal tersebut merupakan pelanggaran HAM yang sangat berat bagi pemerintah Amerika Serikat sendiri. Karena seharusnya pemerintah Amerika Serikat kurang terhadap Isu HAM yang ada.
Tentunya Kejadian kasus rasisme ini yang tentunya berahkir kematian menuai banyak kecaman di Amerika Serikat dan penjuru dunia, tentu memprotes atas kejadian kematian Gorge Floyed ini. Jujur saja pemerintahan Amerika Serikat sendiri kurang dalam menangani kasus rasisme sendiri, tapi bukan hanya pemerintah saja masih ada saja orang Amerika Serikat yang masih rasis atas perbedaan yang dimiliki seseorang terlebih warna kulit yang menjadi pembeda.

Saat ini di masa pemerintahan Donald Trump, yang mana trump sendiri terkenal akan rasisnya terhadap warga kulit hitam atau pun suatu agama, di saat warga Amerika Serikat protes, Trump sendiri malah memperkeruh suasaan. Bukannya meredakan tetapi tindakan-tindakan trump memanaskan para pendemo dengan melakukan cuitan di twitter dan trump mengancam akan mengerahkan tentara.

Seharusnya seorang pemimpin negara berfikir bagaimana caranya untuk merdakan demonstran sehingga di masa pandemi COVID-19 bisa terkendali dan mengurangi penularan yang terjadi.  Bukan hanya memberikan suatu ancaman yang membuat para demonstran menjadi marah dan ingin terus melakukan demonstrasi.

Kasus krisis rasisme saat ini betul-betul sangat tidak terkondisikan apalagi kasus terbunuhnya Gorge Floyed, sebagai bentuk tindakan diskriminasi pada suatu suku atau ras. Membuat Amerika Serikat menjadikan negara yang kurang terhadap toleransi antar suku, agama dan ras. Tercermin dari perilaku masyarakatnya dan pemimpinnya saat ini. Alangkah lebih baiknya dalam kasus yang terjadi saat ini, jadikan suatu cerminan atau gambaran masyarakat dunia untuk saling sikap toleransi dan tidak menghakimi satu sama lain. Terlebih untuk kerukunan antar sebangsa dan tanah air nya sendiri, sehingga terciptalah kerukunan antar sesama manusia. Karena rasisme itu tidak di benarkan dan tidak di halalkan siapapun dan dimana pun.

***

*) Oleh: Muamar khadafi, Mahasiswa Hbungan Internasional, Universitas Islam Indonesia.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES