Peristiwa Daerah

Kopi Banjarnegara Terus Menggeliat

Senin, 13 Juli 2020 - 07:17 | 140.75k
Ny Siti Mudriyati anggota DPRD Banjarnegara asal Pejawaran. (FOTO: Muchlas Hamidi/TIMES Indonesia)
Ny Siti Mudriyati anggota DPRD Banjarnegara asal Pejawaran. (FOTO: Muchlas Hamidi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANJARNEGARAKopi Banjarnegara, Jawa Tengah terus mengeliat  sejak tahun 2017 silam. Sejumlah daerah memiliki komoditas unggulan dan memiliki khas cita rasa yang berbeda.

"Tanah Banjarnegara memang memiliki karateristik yang bebeda sehingga  cita rasa kopipun bermacam - macam,"  kata Siti Mudriyati anggota Komisi 3 DPRD Banjarnegara saat ngobrol dengan TIMES Indonesia tentang potensi kopi di Banjarnegara Utara, Sabtu (11/7/2020) lalu.

Siti Mudriyati mengatakan sangat menikmati minum Kopi Banjarnegara.  "Saat ini kopi menjadi salah satu hasil pertanian yang terus mengalami inovasi. Dan masyarakat sudah merasakan hasilnya," imbuh wanita asal Pejawaran salah satu daerah penghasil kopi arabika.

Ny-Siti-Mudriyati-b.jpg

Siti Mudriyati mengakui, dirinya bukan ahli kopi tapi bangga  jika kopi Banjarnegara menasional. "Saya semula kurang begitu suka minum kopi namun setelah merasakan cita rasa kopi Banjarnegara yang khas saya jadi seneng minum kopi," katannya.

"Contoh di Wilayah Dapil kami, ada desa penghasil kopi yang sudah terkenal. Yakni desa Pegundungan dan Ratamba. Dua desa ini semula adalah penghasil sayur mayur," ucapnya.

Tapi begitu kopinya meraih penghargaan dari  event festival Kopi tingkat nasional. Kini semakin baik pula harganya.

Bahkan, beberapa waktu lalu kopi arabika Banjarnegara dari Kecamatan Kalibening menjadi kopi terbaik Indonesia pada Festival Kopi di Jawa Timur.

Kemudian kopi Arabika Senggani dari Desa Pegundungan Kecamatan Wanayasa juga berhasil mendapatkan penghargaan sebagai salah satu kopi terbaik di Indonesia.  Belum.lagi kopi dari desa Ratamba Kecamatan Pejawaran.

Berdasarkan catatan diperoleh TIMES Indonesia, luas tanaman kopi di Kabupaten Banjarnegara hingga akhir tahun 2017 saja tercatat 1.977 ha, dengan rincian  tanaman menghasilkan 1.096 ha, belum menghasilkan 720 ha.

Tanaman kopi tersebar di 20 kecamatan, dengan wilayah terluas Kalibening 509 ha, Karangkobar 246 ha, Wanayasa 175 ha, Pejawaran 134 ha, Punggelan 133 ha, dan Banjarnegara 121 ha.

Sedangkan kopi arabika, hingga akhir 2017 tercatat 680,4 ha, di antaranya tanaman menghasilkan 363 ha, tanaman belum menghasilkan 329,9 ha .

Tanaman kopi arabika di Kabupaten Banjarnegara tersebar di 7 kecamatan, antara lain Karangkobar, Pagentan, Pejawaran, Batur, Wanayasa, Kalibening dan Pandanarum. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES