Peristiwa Internasional

Hagia Sophia Kembali Jadi Masjid, Pengamat: Keputusan Itu Harus Dihormati Bersama

Sabtu, 11 Juli 2020 - 17:45 | 54.42k
Pengamat Timur Tengah Nahdlatul Ulama (NU) Zuhairi Misrawi. (FOTO: Gesuri)
Pengamat Timur Tengah Nahdlatul Ulama (NU) Zuhairi Misrawi. (FOTO: Gesuri)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pengalihan status Hagia Sophia di Istanbul, Turki dari museum menjadi masjid mengundang kontroversi.  Banyak yang menilai hal tersebut Turki sudah melanggar perjanjian sejarah yang telah disepakati umat Kristiani dan umat Islam di masa lalu.

Dalam hal itu, Pengamat Timur Tengah Nahdlatul Ulama (NU) Zuhairi Misrawi berpendapat keputusan tersebut harulah bisa dihormati bersama. Apa lagi, lanjut jebolan Departemen Akidah-Filsafat, Fakultas Ushuluddin, Universitas Al Azhar, Kairo, Mesiritu, masjid adalah simbol peradaban yang adiluhung.

"Hendaknya jangan alergi dengan masjid. Karena Nabi Muhammad Saw saat hijrah ke Madinah menjadikan masjid sebagai wahana pencerahan, toleransi, dan kerjasama kemanusiaan," katanya kepada TIMES Indonesia, Sabtu (11/7/2020).

Apa dengan peralihan status Hagia Sophia akan berpotensi melahirkan konflik? Laki-laki kelahiran Sumenep, Madura itu berpandangan tidak akan terjadi dampak sejauh itu. Apa lagi, Masjid Hagia Sophia  nantinya tetap terbuka bagi siapa saja. Termasuk juga untuk non-muslim.

"Kedepannya saya kira tidak ada masalah, karena Masjid Hagia Sophia akan terbuka pada Non-Muslim. AS dan UNESCO harus memperbaiki cara pandang terhadap masjid. Sebab masjid itu wahana membangun peradaban kemanusiaan," ujarnya.

Sebelumnya, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menyatakan bahwa Hagia Sophia di Istanbul adalah masjid pada Jumat (10/7/2020) kemarin. Hal itu setelah pengadilan tinggi memutuskan pengalihan bangunan kuno menjadi museum adalah ilegal.

Meski telah dinilai mengesampingkan peringatan internasional untuk tidak mengubah status bangunan berusia hampir 1.500 tahun yang dihormati oleh orang Kristen dan Muslim itu. Akan tetapi Presiden Turki yang menjabat sejak 2014 itu tetap berani menyampaikan pernyataan tersebut pada Jumat kemarin, hanya beberapa jam setelah putusan pengadilan diterbitkan.

"Dengan putusan pengadilan ini, dan dengan langkah-langkah yang kami ambil sejalan dengan keputusan itu, Hagia Sophia menjadi masjid lagi, setelah 86 tahun, seperti yang diinginkan Fatih, penakluk Istanbul," kata Erdogan dalam pidato nasional, dilansir dari Reuters, Sabtu (11/7/2020).

Erdogan juga menyinggung soal sejarah pada saat-saat kritis Kekaisaran Bizantium dan pendiri republik modern. Dia mengatakan, Turki sekarang dapat meninggalkan sumpah Allah, keuntungan dan malaikat, sebagaimana yang dikatakan Fatih, Sultan Ottoman Mehmet II, yang menyebut ketiganya akan menyertai siapa saja yang mengubah Hagia Sophia menjadi masjid.

"Seperti semua masjid kami, pintu Hagia Sophia akan terbuka untuk semua, penduduk lokal dan asing, Muslim dan non-Muslim," kata Erdogan soal peralihan status Hagia Sophia di Istanbul dari museum menjadi masjid. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Jakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES