Kopi TIMES

Alat Penghancur Virus Corona di Air, Udara, dan Lingkungan

Sabtu, 11 Juli 2020 - 14:22 | 450.53k
Rame, S.Si, M.Si, Mahasiswa Program Doktor Ilmu Lingkungan, Sekolah Pasca Sarjana
Rame, S.Si, M.Si, Mahasiswa Program Doktor Ilmu Lingkungan, Sekolah Pasca Sarjana

TIMESINDONESIA, SEMARANG – Varian G hasil mutasi virus corona membuat virus lebih cepat menginfeksi sel manusia dan menyebabkan tingginya laju penularan Covid-19. Varian G lebih efektif 10 kali lipat dalam menyebarkan penyakit Covid-19.

Worldometers pada Jumat (10/7) menununjukkan penambahan 222.825 kasus baru dan total 12.386.143 kasus Covid-19 di seluruh dunia. Sementara saat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan Covid-19 sebagai pandemik global, jumlah kasus baru harian adalah 8.258 orang. Saat ini banyak bermunculan riset dan produk baru alat penghancur virus corona. Alat penghancur virus corona adalah alat yang digunakan untuk membunuh dan memusnahkan virus corona yang berada pada media air, udara, dan lingkungan.

Namun ada berbagai peralatan baru yang dinilai sepihak oleh penemunya bisa membasmi virus corona, lantas diklaim sebagai alat penghancur virus corona. Masyarakat akhirnya bingung untuk memilih manakah alat penghancur virus corona yang terpercaya untuk digunakan. Untuk itu alat penghancur virus corona harus dipastikan kinerjanya untuk meminimalisir potensi kerugian di masyarakat.

Pemerintah harus memastikan alat penghancur virus corona yang nantinya dimanfaatkan masyarakat memiliki efisiensi 100% penghancuran virus corona. Karena laju mekanisme virus corona dapat masuk ke dalam sel pernapasan manusia sangat dipengaruhi oleh membran dan materi genetik virus. Inaktivasi membran dan materi genetik virus ini secara umum dapat menjadi acuan analisis efisiensi alat penghancur virus corona untuk bisa mendapatkan pengakuan ilmiah dan yuridis. 

Sekarang adalah peluang pemerintah dalam menunjukkan kinerja optimal pada masyarakat untuk menghindari polemik seperti kasus “Bilik disinfektan” sebelumnya. Kasus tersebut merupakan pelajaran berharga, bahwa rendahnya pengetahuan masyarakat tentang teknologi disinfeksi menyebabkan penggunaan bilik disinfektan sembarangan dan tanpa standar keamanan yang tepat. Perilaku masyarakat ini berisiko membahayakan bagi kesehatan tubuh manusia dan menimbulkan kerusakan lingkungan. 

Alat penghancur virus corona merupakan alternatif preventif dalam upaya pengendalian penyebaran Covid-19 untuk memberikan jaminan keamanan beraktivitas bagi masyarakat. Berbagai pengembangan dan produk baru diklaim dapat menghancurkan virus corona. 

Berbagai inovasi alat penghancur virus corona  dihasilkan Indonesia. Kementerian Pertanian bersama Cap Lang menghasilkan produk kalung antivirus corona. Kolaborasi LIPI, ITB dan UNPAD mampu membuat Airborne Sterilization berbasis ozone nano bubble water (ONBW).  BARTEC dan ATEM Semarang membuat alat penghancur virus corona untuk disinfeksi fasilitas umum berbasis teknologi FLASH. Namun berbagai produk peralatan diatas memerlukan standardisasi untuk kepastian kinerjanya untuk menjamin keselamatan masyarakat.

Fasilitasi pemerintah berupa ijin edar oleh Kementerian Kesehatan atau Standard Nasional Indonesia (SNI) oleh Kementerian Perindustrian pada alat penghancur virus corona, sangat diperlukan. Lebih-lebih jika alat penghancur virus corona ternyata masih menyisakan virus corona, maka potensi penyebaran Covid-19 tanpa disadari dapat berakibat fatal yang berujung kematian seseorang dan menciptakan resiko penyebaran Covid-19 dalam masyarakat yang lebih luas.

Namun di Indonesia, standardisasi alat pengahncur virus corona masih belum ada. Sementara alat ini jelas akan menjadi komoditas utama di era new normal, karena menyangkut aspek perlindungan kesehatan dan keselamatan manusia dari COvid-19. Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 adalah kewajiban pemerintah agar semua produk yang terkait dengan keselamatan dan keamanan yang digunakan masyarakat harus lolos standardisasi.

Saat ini belum banyak laboratorium uji Covid-19 di Indonesia untuk mendukung standardisasi alat pengahancur virus corona. Meskipun membutuhkan dana yang relatif tidak sedikit, namun tindakan pemerintah untuk membuat laboratorium pengujian yang mengarah ke laboratorium uji produk baru seperti alat pengahancur virus corona merupakan strategi proaktif terbaik.

Meski demikian, pemerintah harus menegaskan perlu adanya kolaborasi berupa Sumber Daya Manusia (SDM), dana, dan aset dengan stakeholders dan masyarakat untuk penelitian dan pengembangan deteksi, mekanisme infeksi, dan karakterisasi virus corona. 

***

*) Oleh: Rame, S.Si, M.Si, Mahasiswa Program Doktor Ilmu Lingkungan, Sekolah Pasca Sarjana Universitas Diponegoro.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

***

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES