Peristiwa Daerah

Dukung Program Iklim, Ribuan Pohon Ditanam di Hutan Desa Lampo Donggala

Sabtu, 11 Juli 2020 - 11:16 | 96.21k
Suasana di Dusun Salubalimbi, Hutan Desa Lampo Kecamatan Banawa Tengah, Kabupaten Donggala. (Foto : Sarifah Latowa/Times Indonesia)
Suasana di Dusun Salubalimbi, Hutan Desa Lampo Kecamatan Banawa Tengah, Kabupaten Donggala. (Foto : Sarifah Latowa/Times Indonesia)

TIMESINDONESIA, DONGGALA – Jumat, 10 Juli 2020, gemuruh kecil sayup-sayup bersahutan di atas atap rumah panggung berukuran 4x6 meter. Itu bertanda hujan. Namun, awan langit masih cerah menerangi rimbunan pepohonan rindang yang membentang di Dusun Salubalimbi, Hutan Desa Lampo Kecamatan Banawa Tengah, Kabupaten Donggala, Sulteng.

Sementara di seberang jalan terlihat sejumlah ibu-ibu sedang asyik bercengkrama sambil memasak. Siang itu adalah hari bersejarah bagi masyarakat setempat karena kedatangan Bupati Donggala Kasman Lassa.

Mereka menyiapkan sejumlah menu masakan khas bagi orang nomor satu di Donggala dan para tamu lainnya yang datang untuk menanam pohon dalam rangka memperingati hari peringatan populasi Internasional yang dilaksanakan setiap 11 Juli.

Dusun-Salubalimbi.jpg

Aksi tanam sebanyak 20.000 pohon itu diinisiasi oleh Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Lampo yang didukung oleh Yayasan Merah Putih (YMP) Sulteng, Yayasan Madani Jakarta bersama KPH Banawa Lalundu dan BPDAS HL Palu Poso.

Desa Lampo merupakan salah satu desa yang telah memiliki izin perhutanan sosial yaitu Hutan Desa. Desa Lampo telah banyak melakukan kegiatan-kegiatan pengembangan hutan desa yang dikelola oleh LPHD Lampo di antaranya, pengembangan ekowisata air terjun yang ada di hutan Desa Lampo, penanaman pohon dan  pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK).

"Kegiatan-kegiatan tersebut selain melestarikan hutan juga dapat membantu peningkatan pendapatan masyarakat," kata Direktur Eksekutif YMP Sulteng, Amran Tambaru usai melakukan aksi tanam pohon.

Dusun-Salubalimbi-Donggala-a.jpg

Menurutnya, di Sulteng salah satu pengelolaan Hutan Desa yang dianggap sudah mulai meningkat pengembangannya adalah LPHD Lampo yang didampingi YMP dan didukung oleh Yayasan Madani berkelanjutan beserta KLH dan Kehutanan yang bersepakat membangun konsensus untuk melakukan pengembangan program kampung iklim atau biasa dikenal dengan sebutan proklim.

"Proklim adalah program nasional yang di kelola oleh KLH dan Kehutanan dalam upaya meningkatkan partisipasi masyarakat dan pemangku kepentingan terhadap perubahan iklim dalam upaya pengurangan emisi gas rumah kaca. Hal tersebut diatur dalam Permen LHK no 84 tahun 2016 tentang program kampung iklim," jelasnya.

Amran berharap dukungan pemangku kepentingan baik pemerintah daerah maupun pusat dapat berkolaborasi untuk membantu upaya pembangunan proklim di kawasan Hutan Desa Lampo.

Menurutnya Desa Lampo akan dijadikan role model pengembangan kampung iklim untuk wilayah yang memiliki areal perhutanan sosial diharapkan menjadi sebuah percontohan dalam pelestarian lingkungan berbasis masyarakat khususnya di Sulteng.

Dusun-Salubalimbi-Donggala-b.jpg

"Atas dasar itu, pada peringatan Hari Populasi Sedunia, pemerintah desa bersama LPHD dan masyarakat Lampo melaksanakan aksi tanam pohon guna mendukung program iklim di Desa Lampo," ungkapnya.

Sementara Bupati Donggala Kasman Lassa yang ikut melakukan aksi tanam pohon menyatakan dukungannya terhadap aksi tanam pohon di Hutan Desa Lampo. Menurutnya kegiatan ini merupakan kegiatan melestarikan hutan, supaya hutan dapat terjaga dengan baik dan dapat bermanfaat bagi masyarakat setempat.

"Tanaman yang kami tanam hari ini adalah jenis tanaman pendamping seperti, kayu, tanaman buah-buahan seperti durian, alpukat, rambutan dan masih banyak jenis-jenis lainnya," ucap Kasman.

Ia menyebutkan pemerintah mendukung Hutan Desa Lampo dalam bentuk anggaran melalui dana desa yang ada. Hutan Desa Lampo ini dijadikan penyangga di Kabupaten Donggala. Karena, beberapa wilayah kecamatan yang ada di Donggala sudah dipadati dengan pemukiman.

"Beberapa kecamatan sudah padat. Namun, wilayah Banawa Tengah termasuk Hutan Desa Lampo ini hutannya masih bagus. Ini menjadi penyangga wilayah lainnya karena hutannya disini masih bagus," ujarnya.

Hutan Desa Lampo ini, lanjut dia, akan dijadikan ekowisata atau wisata berbasis alam yang menekankan pembelajaran lingkungan dan memastikan lingkungan tidak dirusak oleh wisatawan atau kegiatan wisata.

Namun, kata dia, saat ini infrastruktur menuju Hutan Desa Lampo masih terus di lakukan perbaikan untuk menarik para wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara.

Selain memiliki hutan yang masih perawan, Hutan Desa Lampo juga memiliki air terjun yang cukup indah. Air terjun yang dinamakan oleh masyarakat setempat dengan nama air terjun Pangasintoli memilik lima tingkat. Tingkat empat merupakan tingkatan yang paling tinggi yang menjulang kurang lebih 10 meter.

Di sekitar air terjun dikelilingi hamparan pohon-pohon besar yang menjulang tinggi. Jaraknya kurang lebih 400 meter dari Dusun II Salubalimbi. Sementara jarak dari ibu Kota Kabupaten Donggala menuju air terjun ini kurang lebih 13 kilometer.

Mengunjungi Hutan Desa Lampo memang tidak mudah. Jalannya tidak diaspal mulus seperti jalan-jalan yang ada di perkotaan. Melainkan menanjak dan meliuk-liuk bahkan harus melewati sungai. Sepanjang perjalanan, kiri kanan jalanan terhampar pepohonan.

Saat musim penghujan kondisi jalannya becek. Selain jalanannya becek, pengunjung tidak bisa memasuki Hutan Desa Lampo di Kabupaten Donggala karena debit air sungai yang akan dilewati akan tinggi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES