Peristiwa Daerah

Sri Sultan Sebut Aktivitas Gunung Merapi Berbeda Dibandingkan Tahun 2010

Kamis, 09 Juli 2020 - 21:07 | 42.35k
Gunung Merapi (FOTO: Dokumen TIMES Indonesia)
Gunung Merapi (FOTO: Dokumen TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, belakangan ini aktivitas Gunung Merapi memang sedikit berbeda. Apalagi, bila aktivitas tersebut dibandingkan dengan sebelum tahun 2010 lalu.

“Kalau saya ya, Merapi itu dulu aktivitasnya 4 tahun sekali. Tapi sekarang kan lebih dari 4 tahun, 8 tahun baru aktivitas. Kan wis bedo (sudah berbeda karakter). Walaupun ada aktivitas mengeluarkan magma kan jaraknya terbatas tetap di atas (sekitar puncak),” kata Sultan, Kamis (9/6/2020). 

Untuk optimalisasi pemantauan, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta akan kembali memasang peralatan di sekitar lereng Gunung Merapi. Pemasangan itu dilakukan karena ada sejumlah peralatan yang rusak.

“Karena yang kemarin ada yang rusak, bagi saya itu lebih baik. Harapan saya dengan teknologi yang lebih canggih sangat penting untuk memperingatkan publik,” papar Sultan.

Sri Sultan berharap tidak ada lagi aksi pencurian terhadap peralatan yang dipasang untuk kepentingan pemantauan aktivitas Gunung Merapi.

“Karena itu barang penting, dipasang terus hilang kan susah. Mosok neng tengah segoro yo ilang (alat peringatan dini deteksi gempa di tengah laut) kan susah yang untuk gempa itu. Hal seperti ini jangan terjadi lagi, kita juga tahu (dampak) yang terjadi pada erupsi 2010,” pinta Sultan.

Mengenai bahaya ancaman bagi warga yang tinggal di lereng Gunung Merapi, Sultan menegaskan, masyarakat lereng Merapi sudah tahu mengenai ancaman bencana yang mengintainya. Sehingga, bila sewaktu-waktu terjadi erupsi Merapi warga akan segera mengungsi ke tempat yang lebih aman. Karena itu, mitigasi bencana warga di lereng Gunung Merapi tak perlu diragukan.

“Selama ini warga sekitar lereng Merapi tahu persis. Biarpun kami mengatakan bahaya, tapi masyarakat tahu persis. Selama tidak ada hewan yang akan mengungsi, selama itu tidak akan ada lava yang turun mereka juga tahu itu. Hal-hal seperti itu, tidak usah diragukan,” ungkap Sultan.

Sebagai bukti kewaspadaan warga tinggi adalah, barang-barang berharga milik warga tidak disimpan di dalam lemari. Namun, barang tersebut telah disiapkan di dalam suatu wadah yang bisa langsung dibawa ketika terpaksa mengungsi.

“Jadi surat berharga seperti surat tanah, uang, emas, sudah dikasihkan di kain ditaleni (diikat). Ya itu yang dibawa pergi. Mereka nggak usah diajari. Apalagi yang ngajari orang kota, nggak ngerti. Dia yang lebih ngerti, jadi nggak usah khawatir,” terang Sri Sultan Hamengku Buwono X mengenai ancana bahaya bagi warga yang tinggal di lereng Gunung Merapi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES