Peristiwa Daerah

Cegah Radikalisme, FKPT Sulteng Lakukan Survei Penguatan Kebhinekaan

Kamis, 09 Juli 2020 - 19:00 | 21.05k
Ketua FKPT Sulteng Dr Muhd Nur Sangadji (batik FKPT) dan Kepala Bidang Pengakajian saat menyampaikan tentang gambaran survey kebhinekaan dan literasi media.  (FOTO: Humas FKPT Sulteng for Times Indonesia).
Ketua FKPT Sulteng Dr Muhd Nur Sangadji (batik FKPT) dan Kepala Bidang Pengakajian saat menyampaikan tentang gambaran survey kebhinekaan dan literasi media.  (FOTO: Humas FKPT Sulteng for Times Indonesia).

TIMESINDONESIA, PALU – Mencegah tumbuh dan berkembangnya gerakan intoleransi dan radikalisme, Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme Sulawesi Tenggara (FKPT Sulteng) melakukan survei penguatan kebhinekaan disertai dengan literasi digital.

Menurut Kepala Bidang Pengkajian dan Penelitian FKPT Sulteng, Moh Irfan Mufti, riset tersebut sebagai tindaklanjut dari riset sebelumnya, yang dalam teknis atau implementasi survei melibatkan tim enumerator atau tim lapangan.

“Sebelumnya BNPT telah bekerjasama dengan lembaga riset terpercaya untuk melakukan riset dengan metode survey di 32 provinsi se-Indonesia,” ujarnya.

Riset tersebut salah satunya mengenai penguatan kebhinekaan, yang berdasarkan hasil riset sebelumnya bahwa gerakan radikalisme menunjukkan persentase yang cukup tinggi melalui peran keluarga dan rendahnya pemahaman kebhinekaan.

Selain peran itu, kata dia, perkembangan dan penanaman faham radikalisme juga dominan menggunakan media, sehingga penting untuk dilakukan literasi media.

Oleh karena itu, Irfan berharap kehadiran tim enumerator atau tim lapangan saat ini, menjadi bagian penting untuk berkontribusi kepada BNPT dalam rangka penggalian informasi kepada masyarakat, tentang seberapa besar pemahaman kebhinekaan dan literasi digital dalam upaya mencegah paham radikalisme di masyarakat. 

Sebanyak 32 FKPT yang telah dibentuk oleh BNPT tentu saja mendorong agar FKPT sebagai perpanjangan tangan BNPT, dalam upaya pencegahan faham-faham radikalisme agar tidak mengarah pada tindakan terorisme.

“Kehadiran FKPT semoga dapat menjadi bagian untuk memperkuat tugas-tugas BNPT dalam upaya pencegahan tindakan radikalisme dan terorisme di daerah,” terangnya.

Menanggapi hal demikian, Ketua FKPT Sulteng Muhd Nur Sangadji mengemukakan teknologi berguna untuk banyak hal, namun teknologi juga akan berakhir buruk ketika disalahgunakan oleh penggunanya.

Bahkan, lanjut dia, teknologi digunakan untuk mendoktrin seseorang atau sekelompok orang, dengan mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan yang salah satu nilai itu ialah nilai perbedaan.

Kata dia, perbedaan adalah sesuatu yang sengaja diciptakan oleh Tuhan, oleh karenanya dalam bertindak dan berbuat perlu memperhatikan aspek keberagaman karena adanya perbedaan suku, bahasa, warna kulit, agama dan lainnya.

Dengan begitu, kata dia, konstruksi berfikir harus cenderung melihat aspek keberagaman, perbedaan. Dengan demikian akan tercipta kehidupan bersama, kehidupan bermasyarakat yang bersosialisasi dan saling dirindukan.

“Indonesia memiliki Pancasila sehingga kebhinekaan itu terwujud. Semua keberagaman dan perbedaan di Indonesia bernaung di Pancasila,” ungkapnya.

Ia berharap enumerator atau tim lapangan bertugas untuk melakukan pengumpulan data secara face to face dengan memperhatikan protokol kesehatan di era normal baru pandemi Covid-19.

“Maksud FKPT Sulteng dan tujuan survei ini diantaranya mengukur perilaku masyarakat terkait literasi digital dan perilaku online, mengukur pemahaman masyarakat terkait kebhinekaan,” ucapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sofyan Saqi Futaki
Sumber : TIMES Palu

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES